Efek kebanyakan makan waktu buka puasa di antaranya adalah perut begah hingga muntah. Untuk itu, cegah dengan sahur bergizi dan berbuka dengan makanan yang ringan.
2023-03-18 10:42:45
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Efek kebanyakan makan waktu buka puasa bisa menghadirkan masalah bagi tubuh Anda.
Table of Content
Efek makan berlebihan makan saat buka puasa memang sering terjadi. Lebih dari 13 jam berpuasa membuat Anda “balas dendam” untuk makan dan minum sebanyak-banyaknya saat buka puasa. Apalagi, jika Anda puasa tanpa sahur pada hari itu.
Advertisement
Namun, alih-alih mendapatkan manfaat puasa bagi kesehatan, kalap makan saat berbuka justru bisa mendatangkan berbagai masalah pada tubuh.
Beberapa jam menjelang azan Magrib, berbagai menu buka puasa mungkin berseliweran di benak Anda. Mulai dari kolak, gorengan, lontong, ditambah es buah dan teh manis yang menyegarkan.
Semua hidangan tampak begitu menggugah selera sehingga ketika beduk Magrib berbunyi, semuanya ingin Anda lahap.
Meski demikian, kalap makan saat puasa justru bisa menyebabkan sejumlah masalah kesehatan. Lambung yang kosong hampir seharian akan “kaget” menerima banyaknya makanan yang masuk. Belum lagi jika jenis makanannya berpotensi menyebabkan masalah asam lambung.
Berikut ini adalah beberapa efek makan berlebihan saat berbuka puasa:
Efek kebanyakan makan waktu buka puasa yang mungkin Anda rasakan adalah lambung akan mengembang seperti balon.
Akibatnya, perut bisa terasa begah karena lambung menjadi melar melebihi kapasitas normalnya. Perasaan tidak nyaman pada perut tersebut biasanya akan mendorong Anda untuk menepuk-nepuk perut dengan harapan bisa mengurangi begah.
Faktanya, lama atau tidaknya durasi rasa tidak nyaman itu umumnya bergantung pada jenis makanan yang Anda konsumsi.
Makanan berlemak dan kaya serat akan lebih sulit untuk dicerna dibanding jenis makanan lainnya. Akibatnya, Anda akan merasa tidak nyaman lebih lama.
Saat kalap makan, lambung akan terisi terlalu banyak makanan. Kondisi ini mungkin saja membuat makanan menekan diafragma.
Kondisi ini dapat membuat Anda mengalami sesak napas setelah berbuka puasa.
Lambung yang kepenuhan juga bisa memicu makanan yang kembali naik ke esofagus, aliaskerongkongan. Kondisi ini dikenal dengan GERD (gastroesophageal reflux disease).
Salah satu gejala GERD adalah heartburn atau lebih dikenal dengan istilah nyeri ulu hati. Saat Anda mengalami heartburn, rasa sakit atau panas seperti terbakar akan muncul pada dada dan bisa menjalar hingga ke leher.
Baca Juga
Ketika lambung tidak sanggup lagi menampung makanan akibat Anda kalap makan, salah satu efek yang Anda rasakan mungkin saja muntah.
Muntah merupakan mekanisme tubuh untuk mengosongkan perut yang terlalu penuh efek kebanyakan makan. Dorongan yang kuat untuk mengeluarkan makanan saat muntah ini disebabkan oleh aktivitas lambung yang terlalu berat dalam mencerna makanan.
Efek cepat mengantuk kerap kali datang bila saat berbuka, Anda terlalu banyak makan makanan yang mengandung karbohidrat ataupun makanan manis yang tinggi gula. Akibatnya, berbagai aktivitas pun bisa terganggu, misalnya Anda jadi malas ikut Tarawih pada malam harinya.
Baca Juga
Selain beribadah, beberapa orang juga biasanya berniat tetap menjalankan diet saat puasa untuk menurunkan berat badan. Agar diet Anda sukses, hindari makan berlebihan saat puasa.
Sebab, kalap makan saat berbuka meskipun Anda sudah tidak makan seharian tetap berpotensi membuat berat badan Anda naik. Tetap jaga pola dan porsi makan Anda selama sahur dan berbuka.
BACA JUGA: 7 Cara Berbuka Puasa yang Benar dan Sehat di Bulan Ramadan
Agar terhindar dari bahaya berbuka puasa dengan makan berlebihan, Anda bisa menerapkan beberapa langkah sederhana yang jitu di bawah ini:
Agar terhindar dari bahaya berbuka puasa karena makan berlebihan, Anda bisa menerapkan beberapa langkah sederhana yang jitu di bawah ini:
Dengan mengonsumsi menu sahur yang bergizi, Anda bisa merasa kenyang lebih lama. Kombinasikan menu dengan memastikan kecukupan karbohidrat, serat, protein maupun nutrisi lainnya.
Minum air putih juga tidak boleh dilupakan. Pastikan Anda cukup minum ketika sahur. Aturan minum air putih saat puasa yang bisa Anda tiru adalah dengan menggunakan rumus 2-4-2.
Untuk menghindari kalap makan karena berbagai hidangan di depan mata, cobalah untuk makan secara perlahan dan mulai dari makanan ringan dulu.
Jika suka makanan manis, kurma saat berbuka puasa ditambah dua gelas air putih saja sudah cukup untuk mengembalikan cairan serta energi yang hilang selama berpuasa.
Anda bisa menjadwalkan makan besar setelah selesai shalat Magrib dan mengonsumsi buah-buahan atau camilan sehat lainnya sebelum tidur.
Ketika berbuka puasa di rumah, Anda bisa menentukan sendiri menu berbuka puasa yang lebih sehat maupun porsi makanan yang akan Anda santap.
Dengan ini, Anda tidak akan kekenyangan dan tidak merasakan efek kebanyakan makan waktu buka puasa.
Selain itu, kebersihan dan keamanan pengolahan bahan pangan pun bisa lebih terjaga bila Anda memasaknya sendiri.
Efek kebanyakan makan waktu buka puasa akan menimbulkan beberapa risiko kesehatan yang bahkan bisa membahayakan di kemudian harinya.
Ramadan bukan hanya soal menahan lapar dan dahaga. Puasa Ramadan juga bertujuan mengendalikan hawa nafsu agar tidak kalap, termasuk makan berlebihan saat berbuka puasa.
Bila Anda ingin mengetahui lebih lanjut terkait efek kebanyakan makan waktu buka puasa, Anda bisa konsultasikan ke dokter gizi atau dokter penyakit dalam terdekat.
Anda juga bisa tanya gratis dengan dokter melalui chat di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.
Download aplikasinya sekarang di Google Play dan Apple Store.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Penyakit asam lambung naik bisa membuat Anda sangat tidak nyaman. Salah satu cara untuk menanganinya adalah dengan mengonsumsi obat herbal asam lambung.
Vaksinasi Covid-19 saat puasa merupakan upaya mewujudkan herd immunity agar terbebas dari wabah Covid-19. Fatwa MUI menyatakan vaksin saat puasa tergolong aman dan tidak membatalkan puasa.
Obat mual untuk hamil ada yang bisa dibeli bebas tanpa resep dan yang dengan resep. Salah satu obat antimual yang mudah ditemukan adalah vitamin B6.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved