Mainan anak seperti puzzle dan balok-balokan terbukti meningkatkan kemampuan berbahasa anak dibanding game online. Temuan ini berdasarkan penelitian dari lembaga JAMA Pediatrics.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
16 Jul 2019
Mainan anak berupa balok-balokan yang bisa disusun, baik untuk tumbuh kembangnya.
Table of Content
Tahukah Anda, mainan anak tradisional seperti balok-balokan dan boneka, ternyata lebih baik dibanding segudang permainan yang ditawarkan gadget modern? Hal ini diungkapkan para peneliti dalam laporan yang dilansir American Academy of Pediatrics (AAP) pada awal tahun ini.
Advertisement
Artinya, balok-balokan tersebut, buku, dan puzzle, lebih baik ketimbang video games dan permainan lainnya yang disuguhkan gadget. Mengapa dianggap lebih baik? Sebab, dengan memainkan mainan tradisional itu, anak memiliki kualitas bermain yang lebih baik. Termasuk dalam hal fokus dan kreativitas.
Baca Juga
Mainan tradisional seperti puzzle dan balok-balokan, terbukti meningkatkan kemampuan berbahasa anak, dibanding permainan elektronik. Temuan ini berdasarkan penelitian tahun 2016 oleh lembaga JAMA Pediatrics.
Banyak orang mengabaikan informasi umur pada label mainan. Anak yang sudah bisa memilih sendiri barang yang diidamkan, biasanya terpengaruh pada kemasan cantik atau kesamaan dengan tokoh yang sering dilihat di televisi atau tayangan Internet.
Sementara itu, orangtua terpengaruh pada hal-hal lain, termasuk potongan harga. Padahal, memberikan anak mainan yang tidak sesuai umurnya, bisa berakibat buruk. Mulai dari kesulitan bermain, cedera, bahkan kematian.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyatakan, fase perkembangan penting dalam usia anak perlu dijadikan pertimbangan saat memilih mainan anak. Rangkaian fase tersebut dimulai dari saat bayi baru lahir, hingga masuk sekolah.
Di fase ini, fungsi pendengaran dan penglihatan bayi mulai berkembang. Bayi mulai suka mengikuti gerak benda, berpaling saat mendengar suara, menggenggam serta meraih mainan. Mainan yang cocok adalah yang berwarna mencolok dan berbunyi, untuk merangsang perkembangan mata dan telinganya.
Di fase ini, otak anak dipenuhi pertanyaan. Mereka mulai bermain dengan anak lain dan memahami menang-kalah. Permainan puzzle, kubus, balok-balok yang bisa disusun, dapat meningkatkan kemampuan keterampilannya.
Setelah mengetahui angka, anak juga bisa belajar memainkan ular tangga atau halma, untuk memperkenalkan konsep aturan dalam permainan. Aktivitas di luar ruangan, seperti bersepeda atau sepak bola, baik untuk merangsang pertumbuhan fisiknya.
Permainan yang cocok untuk anak-anak usia sekolah adalah yang meningkatkan kemampuan peran, ketangkasan, dan kreativitas. Di fase ini, anak bisa diperkenalkan pada permainan yang lebih kompleks, seperti monopoli, scrabble, dan catur.
Sepeda roda dua dan skateboard bisa menjadi alternatif untuk aktivitas luar ruangan mereka di samping permainan tradisional seperti layangan, ular naga, dan lompat tali. Perlu diingat, orangtua perlu membatasi interaksi anak dengan gadget di kelompok usia apa pun.
Lembaga American Academy of Pediactrics merekomendasikan hal-hal ini untuk orangtua yang ingin memilih mainan anak.
Apa saja mainan tradisional yang disarankan untuk anak-anak? Menurut dokter spesialis anak, Aleeya Healey, yang juga menjadi penulis riset yang dipubliskasikan dengan judul, “Ignore the Flashing Screens: The Best Toys Go Back to the Basics”, berikut ini jenis-jenis mainan dan peralatan yang disarankan untuk anak dalam bermain.
Batasilah waktu anak dalam bermain video game maupun permainan di komputer. Untuk anak berusia 2 tahun ke atas, batas maksimal screen time per hari, termasuk menonton televisi dan memakai komputer, adalah kurang dari 1 jam.
Sementara itu, anak-anak berusia 18-24 bulan, harus menghindari screen time. Anak-anak dengan umur di bawah 5 tahun, baru boleh bermain video game maupun permainan komputer, jika permainan tersebut berdampak positif bagi tumbuh kembangnya. Selain itu, anak harus didampingi orangtua maupun pengasuh, saat memainkan game tersebut.
Mainan yang ideal untuk anak adalah yang sesuai tumbuh kembangnya, sekaligus mampu meningkatkan keterampilan baru. Tahukah Anda, mainan ternyata menjadi kunci dalam peningkatan perkembangan otak, kemampuan berbahasa, keterampilan role-play, memecahkan masalah, interaksi sosial, serta aktivitas fisik anak.
Associate professor Departemen Kesehatan Masyarakat dan Tumbuh Kembang Anak dari NYU Langone Health, Amerika Serikat bernama Alan Mendelsohn, MD, FAAP, mengatakan, mainan terbaik bagi anak adalah yang bisa membantu anak bermain bersama orangtua. Termasuk dalam hal berinteraksi dan bermain role-play.
Mendelsohn mengungkapkan, manfaat tersebut tidak bisa diraih dari gadget. Ia menggarisbawahi, ada “keajaiban” yang terjadi saat anak bermain bersama orangtuanya. Entah itu saat berpura-pura memainkan karakter mainnya, atau menyusun balok dan puzzle bersama-sama.
Melihat pentingnya dampak bermain bersama, kini saatnya Anda sebagai orangtua, meluangkan waktu lebih untuk Si Kecil agar dapat mengeksplorasi dan membangun keterampilan anak. Pilihlah mainan maupun aktivitas bermain yang sesuai dengan usianya.
Advertisement
Ditulis oleh Maria Yuniar
Referensi
Artikel Terkait
Hiptonia pada bayi adalah kondisi kelainan otot yang membuat otot kehilangan kekuatan dan pengidapnya terlihat lemas hingga tidak bisa menggerakkan tubuhnya.
30 Jun 2021
Terdapat beragam cara menasehati anak agar ia patuh, seperti memanggil anak dengan namanya hingga menggunakan kata-kata yang positif.
15 Mar 2021
Meski memberi gadget membuat anak Anda dapat duduk tenang, namun terlalu lama screen time juga tidak baik untuk perkembangan anak. Sayangnya, membatasi anak menonton TV dan menggunakan gawai tidak mudah.
2 Mei 2019
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved