Limerence adalah perasaan jatuh cinta berlebihan yang terlihat sebagai kombinasi OCD dan kecanduan. Orang yang mengalami limerence akan terlihat terobsesi dengan suatu objek maupun orang dan merasa harus memilikinya.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
4 Nov 2021
Limerence adalah kombinasi dari OCD dan kecanduan terhadap suatu objek maupun sosok orang lain
Table of Content
Limerence dapat membuat Anda salah mengiranya sebagai jatuh cinta biasa. Pasalnya, orang yang mengalami limerence dapat tergila-gila tanpa henti kepada orang lain. Kondisi ini bisa menjadi obsesi yang tidak menyehatkan bahkan harus diredakan.
Advertisement
Dalam bukunya yang berjudul Love and Limerence: The Experience of Being in Love, psikolog Dorothy Tennov mendeskripsikan limerence sebagai perasaan obsesif berlebihan pada seorang individu yang merasa harus mendapatkan balasan emosional dari objek yang mereka sukai. Objek ini disebut sebagai limerent object (LO).
Penderita limerence memiliki rasa takut yang sangat besar akan penolakan. Suasana hati dan emosional mereka sangat tergantung pada sebanyak apa perhatian yang diberikan LO serta apakah curahan kasih sayang yang mereka berikan mendapatkan balasan yang setimpal dari LO.
Kondisi ini kemungkinan bisa terjadi karena adanya perubahan di otak, utamanya berkaitan dengan perubahan kadar dopamin dan serotonin yang merupakan hormon kebahagiaan. Kedua hormon tersebut sangat berkaitan dengan perasaan dan perilaku khas orang jatuh cinta, khususnya di masa-masa awal.
Ketika kadar serotonin di otak rendah, maka perasaan obsesif seperti limerence dinilai lebih rentan terjadi. Hal ini membuat pelaku limerence selalu fokus dan terobsesi pada LO tanpa menghiraukan akal sehat.
Baca Juga: Mengenal Obsessive Love Disorder, Obsesi Rasa Cinta Berlebihan
Dari luar, limerence mungkin sekilas akan terlihat seperti kondisi jatuh cinta pada umumnya. Saat jatuh cinta, tentu Anda pernah merasakan jantung berdebar, salah tingkah, ingin mengenal lebih jauh dan senang diperhatikan.
Bedanya, pada kasus limerence, kondisi tersebut berada di luar kendali. Perasaan yang ada berkembang menjadi jauh lebih invasif, obsesif, dan kompulsif. Seringkali kondisi ini bahkan membuat pengidapnya merasakan gangguan klinis seperti jantung berdebar cepat, berkeringat, pusing, serta perubahan pola makan dan tidur.
Selain itu, pengidap limerence juga mengalami gangguan persepsi , dimana mereka dapat mengira sikap cuek atau tidak peduli LO sebagai cinta diam-diam, bahkan penolakan oleh LO malah akan membuat perasaan mereka semakin menggebu-gebu.
Lebih jauh lagi, penderita limerence akan menilai kualitas baik LO dengan sangat berlebihan, sementara mengabaikan sifat negatifnya. Bahkan, penderita limerence sanggup memandang sifat-sifat negatif LO menjadi hal yang mengagumkan.
Orang dengan limerence akan membuat fantasi tersendiri mengenai sifat dan perlakuan LO dan menganggapnya sebagai kenyataan, meski sifat asli dari LO sebenarnya tidak seperti yang dibayangkan. Mereka akan memaksakan pandangan mereka dan terobsesi dengan realita yang mereka buat sendiri.
Baca Juga: Jenis-jenis Stalker yang Mungkin Ada Di Sekitar Anda
Pola pikir orang dengan limerence juga bisa saja hampir sama dengan gangguan obsesif lain seperti Relationship OCD atau ROCD. Namun keduanya memiliki perbedaan yaitu:
Limerence membuat penderitanya berada dalam kecemasan konstan karena ketakutan yang luar biasa akan penolakan atau tidak mendapat perhatian yang sama dari LO.
Tujuan utamanya adalah mendapatkan balasan emosional. Umpan balik dari LO akan menentukan perilaku kompulsif orang dengan limerence.
ROCD membuat penderitanya selalu merasa bahwa ia selalu kurang mencintai pasangannya. Tidak seperti orang dengan limerence yang punya tujuan utama untuk mendapatkan balasan kasih sayang, tujuan utama orang dengan ROCD adalah untuk mengurangi rasa cemas karena merasa tidak pernah cukup memberikan cinta pada pasangan.
Perasaan ini kemudian membawa mereka mengulangi tindakan dan perilaku mental yang kompulsif sebagai usaha untuk menenangkan diri.
Berdasarkan ratusan wawancara yang dilakukannya, Dorothy Tevvon menyebutkan gambaran umum limerence.
Baca Juga
Limerence dapat mengganggu fungsi keseharian dan membuat Anda kesulitan menjalankan tanggung jawab karena begitu terobsesi dengan LO. Anda juga akan sangat tergantung secara emosional pada timbal balik dari LO bahkan selalu berusaha mendapatkan validasi dari LO atas semua yang Anda lakukan.
Psikolog Albert Wakin mendefinisikan limerence sebagai kombinasi OCD dan kecanduan, seperti Anda hidup dalam keadaan merindu yang wajib dilakukan dan tidak ada alasan yang dirasa masuk akal untuk menolak perasaan tersebut.
Untuk mengatasi limerence, Anda perlu berkonsultasi dengan ahlinya. Terapis mungkin akan memberikan saran dan berbagai perawatan untuk mengatasi masalah obsesif yang Anda alami. Termasuk di antaranya dengan terapi perilaku kognitif, pemberian obat-obatan, atau perawatan lainnya yang sesuai untuk kondisi Anda.
Advertisement
Ditulis oleh Nenti Resna
Referensi
Artikel Terkait
Take and give di dalam hubungan artinya adalah kesediaan untuk menerima atau merelakan pendapat, materi, perhatian, ataupun kasih sayang, yang merupakan dinamika penting di dalam membangun suatu hubungan yang sehat.
6 Jul 2022
Apa yang dipikirkan pria tentang tubuh wanita biasanya cenderung tentang seks. Ada beberapa bagian tubuh wanita juga banyak dijadikan fokus pada pria.
18 Apr 2023
Menciptakan keluarga harmonis membutuhkan peran seluruh anggota keluarga. Mulailah dengan saling menghormati, bertukar cerita, meluangkan waktu bersama, dan menjalin komunikasi yang baik.
25 Apr 2023
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved