Letak rahim normal adalah di belakang kandung kemih dan di depan rektum. Jika letak rahim terbalik, maka kondisinya bisa disebut sebagai retroversi uteri.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
7 Agt 2020
Letak rahim normal adalah yang menghadap depan ke arah perut
Table of Content
Letak rahim normal perempuan, bisa berubah-ubah sesuai kondisi. Pada ibu hamil, letak rahimnya tentu akan berbeda dari perempuan yang baru masuk masa puber. Meski begitu, tetap saja ada batas yang membedakan posisi rahim yang normal dan yang tidak normal.
Advertisement
Perempuan dengan letak rahim abnormal bisa merasakan berbagai gejala seperti nyeri di vagina, sakit saat menstruasi, dan tidak nyaman saat berhubungan seks. Kelainan letak rahim juga bisa disebabkan oleh penyakit seperti endometriosis dan fibroid rahim.
Rahim atau uterus adalah bagian dari organ reproduksi perempuan yang berperan dalam proses menstruasi hingga kehamilan. Rahim memiliki tiga bagian, yaitu fundus uteri (bagian atas rahim), badan rahim yang merupakan bagian tengah, dan serviks atau leher rahim di bagian bawah, dekat dengan vagina.
Letak rahim normal adalah di sebelah belakang atas dari kandung kemih dan di depan rektum yang disebut anteversi uteri. Pada orang dewasa, posisi rahim akan cenderung condong ke depan, ke arah perut. Namun letak rahim yang normal sebenarnya bisa sedikit berubah-ubah, tergantung dari kondisi kandung kemih.
Saat kandung kemih sedang kosong, maka posisi rahim akan terlihat sedikit lebih maju. Lalu saat kandung kemih sudah mulai terisi, lama-kelamaan posisinya akan bergeser sedikit ke belakang.
Kelainan posisi rahim yang sering terjadi adalah retroversi uterus. Artinya, rahim yang normalnya terletak menghadap ke arah perut, kini terbalik agak miring ke belakang dan jadi menghadap ke arah tulang belakang.
Perempuan yang memiliki kondisi ini sebenarnya tidak bisa disebut memiliki rahim abnormal. Sebab yang berubah hanyalah posisinya dan bukan fungsinya. Retroversi uterus tidak akan membuat perempuan sulit hamil.
Hanya saja, terkadang kondisi ini bisa jadi salah satu tanda adanya kelainan di organ reproduksi, seperti endometriosis, misalnya. Endometriosis lah yang akan memengaruhi kesuburan dan bukan letak dari rahim tersebut.
Sebagian besar perempuan yang memiliki retroversi rahim tidak merasakan gejala apa pun. Namun, sebagiannya lagi dapat merasakan gejala seperti:
Jika retroversi uteri terjadi sejak lahir, tentu hal ini akan sangat sulit dicegah. Kelainan letak rahim yang terjadi tanpa dipicu penyakit apapun dan tanpa gejala sebenarnya bukanlah kondisi yang berbahaya.
Namun, Anda bisa mencegah penyakit yang bisa menyebabkan rahim menjadi terbalik, seperti fibroid dan endometriosis. Berikut ini caranya.
Berolahraga teratur, minimal selama 4 jam dalam seminggu bisa membantu meluruhkan kadar lemak dalam tubuh. Dengan berkurangnya lemak, sirkulasi hormon estrogen di tubuh akan jadi lebih lancar, dan endometriosis pun dapat dicegah.
Berolahraga juga akan membuat aliran darah ke rahim jadi lebih lancar, sehingga rahim akan menjadi lebih sehat.
Konsumsi alkohol berlebih bisa meningkatkan kadar estrogen di tubuh. Memiliki estrogen berlebih ternyata berkaitan dengan meningkatnya risiko endometriosis.
Konsumsi kafein berlebih juga bisa meningkatkan kadar estrogen di tubuh. Mengurangi asupan kafein harian bisa mencegah terjadinya endometriosis dan fibroid rahim sekaligus.
Mengosumsi banyak sayur, terutama brokoli, kembang kol, dan kol bisa membantu melancarkan sirkulasi estrogen di tubuh.
Baca Juga
Letak rahim normal dan abnormal bisa diketahui secara pasti lewat pemeriksaan dengan dokter. Apabila Anda merasakan gejala-gejala tertentu yang berhubungan dengan fungsi reproduksi, segeralah memeriksakannya ke dokter spesialis kandungan (Sp.OG).
Advertisement
Ditulis oleh Nina Hertiwi Putri
Referensi
Artikel Terkait
Gejala endometriosis antara lain nyeri saat haid, berhubungan seksual,dan buang air kecil. Pengidapnya juga akan sulit hamil dan kerap mengalami perdarahan meski sedang tidak mens.
29 Okt 2019
Pencegahan kanker serviks atau kanker leher rahim bisa dilakukan dengan vaksin HPV, rutin pap smear, serta tes HPV, berhenti merokok, dan melakukan hubungan seksual dengan aman. Kanker ini paling sering disebabkan oleh infeksi virus HPV akibat perilaku seks risiko tinggi.
30 Jul 2021
Rahim diangkat apakah bisa berhubungan? Ya, tetapi hal ini harus dilakukan setelah kondisi Anda benar-benar sembuh biasanya dalam jangka waktu sekitar 6-8 minggu setelah operasi.
9 Jan 2022
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved