Letak plasenta normal sangat memengaruhi proses persalinan Anda. Posisi plasenta yang normal pada ibu hamil adalah berada di bagian depan, belakang, atau sisi samping dari rahim.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
31 Mei 2019
Letak plasenta normal sangat memengaruhi proses persalinan Anda
Table of Content
Letak plasenta perlu diketahui. Hal ini dilakukan guna menghindari adanya komplikasi persalinan yang tak diinginkan.
Advertisement
Jauh sebelum itu, Anda terlebih dahulu harus menjaga fungsi plasenta dapat berjalan dengan semestinya selama masa kehamilan. Salah satunya adalah dengan memastikan letak plasenta normal.
Letak plasenta yang normal pada ibu hamil adalah bila berada di depan, belakang, atau sisi samping dari rahim.
Posisi ini tergantung dari bagian dinding rahim yang ditempeli oleh sel telur yang telah dibuahi. Secara garis besar, letak plasenta normal adalah sebagai berikut:
Letak plasenta normal tersebut bisa terdeteksi dengan mudah lewat prosedur ultrasonografi (USG).
Pemeriksaan ini mudah dan aman sehingga Anda tidak perlu khawatir untuk menjalaninya.
Selain itu, USG juga bisa digunakan untuk mengetahui kelainan pada posisi plasenta. Misalnya, plasenta previa alias plasenta yang berada di dekat atau bahkan menutupi leher rahim (serviks), yang menjadi jalan lahir.
Bila Anda mendapati kondisi plasenta yang berada di dekat serviks pada awal trimester kehamilan, Anda tidak perlu panik. Hal itu sangat normal dan kemungkinan besar bisa berubah seiring bertambahnya usia kehamilan.
Ketika memasuki trimester akhir kehamilan, plasenta akan bergerak menjauhi jalur lahir. Saat Anda sudah siap menjalani proses persalinan, plasenta umumnya akan berada di bagian atas rahim.
Baca Juga
Pergeseran tersebut disebabkan oleh tekanan dari posisi calon bayi yang umumnya berpindah dengan posisi kepala mendekati serviks. Kondisi ini termasuk persiapan menjelang waktu persalinan.
Sebaliknya, plasenta juga bisa mengalami kelainan yang dapat menyebabkan berbagai komplikasi selama masa kehamilan hingga setelah proses persalinan. Mulai dari letaknya yang tidak normal hingga plasenta yang terlalu erat menempel pada dinding rahim.
Berikut beberapa kasus kelainan plasenta yang mungkin bisa dijumpai pada ibu hamil:
Adalah posisi plasenta berada di bawah rahim sehingga menutupi leher rahim. Pada kasus plasenta previa, hampir pasti membuat Anda harus melahirkan lewat operasi caesar.
Pasalnya, plasenta previa dapat menyebabkan perdarahan pasca melahirkan yang bisa membahayakan nyawa Anda dan bayi Anda.
Pada plasenta previa, posisi plasenta berubah pada akhir trimester kedua atau awal trimester 3 dan ditandai pendarahan.
Selain itu, jika ibu mengalami plasenta previa, karena posisi rahim tertutup oleh plasenta, maka persalinan normal pun justru akan membahayakan janin yang akan dilahirkan.
Baca Juga
2. Plasenta akreta
Kondisi ini terjadi ketika plasenta menempel lebih dalam pada dinding rahim sehingga sulit atau tidak bisa keluar setelah Anda melahirkan.
Sama seperti plasenta previa, Anda bisa mengalami perdarahan hebat akibat plasenta akreta.
Oleh sebab itu, dokter akan menganjurkan operasi caesar untuk mengatasi perdarahan.
Jika perdarahan tidak bisa dihentikan, dokter mungkin melakukan langkah terakhir berupa pengangkatan rahim Anda seluruhnya (histerektomi).
3. Solusio plasenta
Kondisi ini terjadi ketika bagian dari plasenta terlepas dari dinding rahim sebelum Anda menjalani masa persalinan.
Hal ini menyebabkan pecahnya pembuluh darah di dalam plasenta, sehingga terjadi perdarahan.
4. Retensi plasenta
Ketika plasenta tidak bisa dikeluarkan meski 30 menit telah berlalu setelah melahirkan, retensi plasenta dapat terjadi.
Kondisi ini bisa disebabkan oleh plasenta akreta atau plasenta yang terjebak karena serviks sudah mulai menutup.
Ciri-ciri plasenta yang normal adalah:
Pengobatan ini berguna agar pendarahan bisa dicegah. Penanganan ini bergantung pada kesehatan ibu dan janin, keparahan pendarahan, dan usia kandungan.
Umumnya, perawatan mandiri bisa dilakukan dengan:
Ibu hamil mengalami pendarahan berlanjut, dokter akan menganjurkan operasi caesar.
Namun, jika usia kehamilan berada di bawah 36 minggu, dokter akan memberikan suntikan kortikosteroid agar paru-paru janin matang lebih sempurna.
Ibu pun akan diberikan transfusi darah agar tidak kekurangan darah sehabis pendarahan.
Penyebab pasti posisi ari-ari tidak lumrah pun belum diketahui. Akan tetapi, ada sejumlah faktor yang menyebabkan ibu hamil berisiko mengalami hal ini, yaitu:
Letak plasenta yang normal sangat memengaruhi opsi Anda dalam menjalani persalinan. Untuk memastikan hal ini, Anda bisa melakukan konsultasi dengan dokter kandungan dan pemeriksaan USG.
Lebih cepat Anda mengetahui posisinya, Anda akan lebih tenang dalam merencanakan persalinan.
Advertisement
Ditulis oleh Asni Harismi
Referensi
Artikel Terkait
Bawang putih untuk ibu hamil dalam jumlah yang tepat dapat memberi berbagai manfaat untuk kesehatan ibu dan janin. Sebaliknya, konsumsi berlebihan bisa menimbulkan komplikasi serius.
28 Jul 2022
Pada usia hamil 22 minggu, salah satu perkembangan janin yang terjadi adalah indera penglihatan dan pendengaran semakin membaik. Sementara, bumil mengalami pembengkakan di kaki dan kontraksi palsu.
5 Okt 2020
Anda tentunya ingin proses persalinan berjalan lancar. Untuk membantu proses ini, banyak mempercayai adanya makanan agar cepat melahirkan seperti kurma, akar licorice, hingga teh daun raspberry.
3 Mar 2021
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved