Lemak subkutan adalah jenis lemak yang terletak di bawah lapisan kulit. Sayangnya, jika dikonsumsi terlalu banyak, lemak ini dapat mengganggu kesehatan Anda.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
15 Apr 2020
Lemak subkutan dapat meningkat jika asupan kalori lebih besar dibanding yang keluar
Table of Content
Lemak tubuh manusia utamanya terbagi atas dua jenis, yakni lemak visceral dan lemak subkutan. Lemak visceral membalut berbagai organ dan dikaitkan dengan risiko penyakit jika kadarnya tak terkendali. Bagaimana dengan lemak subkutan? Apa fungsi lemak ini?
Advertisement
Lemak subkutan adalah jenis lemak yang terletak di lapisan terdalam kulit. Lemak ini sebenarnya memiliki fungsi yang vital untuk tubuh.
Lemak subkutan sebenarnya menjalankan peran yang vital untuk tubuh. Pada kadar yang terkendali, berikut ini fungsi dari lemak subkutan:
Lemak subkutan berbeda dengan lemak visceral. Seperti yang disampaikan di atas, lemak viseral terletak di dalam tubuh dan membalut berbagai organ. Sementara itu, lemak subkutan terletak di bawah lapisan kulit dan bisa kita ‘pegang’ – seperti saat mencubit perut yang buncit.
Kadar lemak subkutan yang kita miliki akan bergantung pada genetik. Namun, faktor gaya hidup juga akan berpengaruh. Gaya hidup tersebut, termasuk
Selain itu, menderita diabetes dan resistensi sel tubuh terhadap insulin juga bisa memicu pembentukan lemak subkutan
Seperti yang diungkapkan di atas, lemak subkutan yang tak terkendali dapat memicu bahaya untuk tubuh. Bahaya lemak subkutan tersebut dapat berupa:
Hanya saja, apabila kadarnya terlalu tinggi, lemak subkutan bisa memicu beragam masalah kesehatan. Orang yang memiliki lemak subkutan yang tinggi biasanya juga memiliki lemak viseral yang tinggi pula.
Itulah sebabnya, mengendalikan lemak subkutan biasanya juga berefek pada penurunan lemak viseral.
Salah satu cara untuk mengetahui aman tidaknya kadar lemak subkutan adalah dengan mengetahui dengan indeks massa tubuh (IMT). Anda bisa menggunakan rumus berikut untuk menghitung indeks massa tubuh:
IMT = Berat badan (dalam kg) : Tinggi badan (dalam m)²
Setelah mengetahui hasilnya, Anda bisa mencocokkan rerata penggolongan IMT dan normal tidaknya berat badan Anda.
Mengurangi lemak subkutan mirip dengan cara mengendalikan berat badan, yakni dengan memerhatikan pola makan dan rajin berolahraga.
Untuk mengendalikan lemak subkutan, Anda harus bisa memastikan bahwa asupan kalori lebih sedikit dibanding energi yang terbakar. American Heart Association dan American College of Cardiology merekomendasikan diet sehat yang kaya akan buah-buahan, sayuran, serat, biji-bijian, serta kacang-kacangan.
Untuk sumber protein, pastikan Anda mengonsumsi makanan protein yang rendah lemak. Tak lupa untuk mengurangi zat pemicu kenaikan berat badan, seperti gula, garam, dan lemak jenuh.
Kita tentu sering mendengar bahwa olahraga penting untuk membakar lemak. Anda bisa melakukan olahraga kardio yang dapat membakar kalori, seperti dengan berlari, jalan kaki, bersepeda, skipping, dan berenang.
Selain kardio, Anda juga dapat mengombinasikan latihan dengan olahraga angkat beban. Latihan ini membantu meningkatkan massa otot sembari juga membakar lemak dengan memperlancar metabolisme.
Baca Juga
Lemak subkutan merupakan lemak yang memiliki fungsi untuk tubuh, namun dapat menimbulkan risiko penyakit jika kadarnya tak terkendali. Agar lemak ini terkontrol dengan baik, pastikan Anda menjalani gaya hidup sehat, termasuk dengan memerhatikan pola makan dan berolahraga teratur.
Advertisement
Ditulis oleh Arif Putra
Referensi
Artikel Terkait
Perut kembung saat hamil dapat disebabkan perubahan hormon atau ukuran rahim yang semakin besar. Cara mengatasinya adalah minum cukup air putih, berolahraga, hingga konsumsi makanan berserat.
6 Jan 2023
Perut kembung dapat diredakan dengan asupan makanan untuk perut kembung, di antaranya mentimun, seledri, hingga jahe. Anda juga bisa mengonsumsi minuman untuk perut kembung, misalnya teh hijau atau yogurt.
29 Mei 2021
Penyebab perut bunyi setelah makan umumnya adalah proses pencernaan normal yang dipicu gerakan kontraksi usus yang mencerna makanan. Di samping itu, ada pula sejumlah penyebab lainnya, seperti penyumbatan usus hingga intoleransi makanan
25 Okt 2021
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved