Efek ganja secara negatif dan manfaat masih menjadi perdebatan hingga saat ini. Tanaman ganja sendiri diketahui mengandung lebih dari 500 jenis zat kimia, dan bisa memberikan efek psikoaktif atau membuat pikiran menjadi linglung.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
25 Apr 2023
Efek ganja untuk kesehatan bisa berbahaya dan menyebabkan gangguan perkembangan otak
Table of Content
Di Indonesia, penggunaan ganja hingga saat ini masih ilegal. Namun, di beberapa negara lain seperti Amerika Serikat dan Belanda, penggunaan ganja legal untuk dilakukan. Bahkan di kedua negara tersebut, ganja pun dimanfaatkan untuk pengobatan.
Advertisement
Hingga saat ini, efek ganja secara negatif dan manfaat ganja, masih sering menjadi perdebatan. Di satu sisi, tumbuhan yang satu ini terbukti dapat menimbulkan berbagai gangguan seperti menyebabkan delusi, merusak paru-paru, hingga penyakit jantung.
Namun di sisi lain disebutkan, manfaat ganja untuk kesehatan pun bisa beragam, mulai dari membantu meredakan rasa nyeri yang kronis, hingga meringankan depresi.
Ganja, terbuat dari tanaman dengan nama yang sama. Tanaman ganja sendiri, disebutkan mengandung lebih dari 500 jenis zat kimia. Tanaman ini juga bisa memberikan efek psikoaktif atau membuat pikiran menjadi linglung.
Pada tanaman ganja, terdapat dua komponen utama, yaitu THC dan CBD. Keduanya dapat memberikan pengaruh yang berlawanan di tubuh.
THC memiliki nama panjang delta 9-tetrahydrocannabinol. Komponen inilah yang menyebabkan ganja memiliki sifat psikoaktif. Apabila Anda merokok ganja, maka zat ini akan masuk ke paru-paru lalu ke pembuluh darah, dan lanjut hingga ke otak.
THC akan menstimulasi bagian otak yang berhubungan dengan kepuasan, seperti makanan dan seks. Stimulasi ini akan memicu keluarnya dopamin, yang menyebabkan pengisap ganja seringkali terlihat teler.
CBD atau cannabidiol, merupakan komponen ganja yang disebut bisa memberikan manfaat untuk kesehatan. CBD tidak akan membuat penggunanya teler. Komponen ini disebut bisa melawan efek yang ditimbulkan THC, serta meredakan perasaan paranoid dan kecemasan.
Baca Juga
Efek ganja, bisa timbul dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Sebuah penelitian menyebutkan, beberapa kondisi ini bisa muncul sebagai efek ganja dalam jangka pendek.
Jika ganja digunakan dalam jangka panjang, maka efek yang ditimbulkannya pun akan berbeda, dari pemakaian untuk jangka pendek. Kondisi-kondisi yang bisa timbul sebagai efek ganja jangka panjang, yaitu:
Salah satu efek ganja jangka panjang yang perlu diwaspadai adalah pengaruhnya terhadap kesehatan otak. Apabila seseorang mulai menggunakan ganja sejak remaja, maka zat yang di dalamnya bisa memengaruhi perkembangan otak, daya ingat, serta kemampuan belajar.
Salah satu penelitian bahkan menyebutkan, orang yang sejak remaja sudah menggunakan ganja dan bertahan hingga dewasa, nilai IQ-nya akan berkurang sebanyak 8 poin, pada usia 13-38 tahun.
Umumnya, ganja digunakan dengan cara dihisap seperti rokok. Sehingga, penggunaan ganja juga bisa menimbullkan iritasi pada paru-paru. Orang yang sering merokok ganja, juga memiliki gangguan pernapasan yang sama, dengan perokok lainnya.
Gangguan yang bisa muncul antara lain batuk berdahak, lebih sering mengalami gangguan yang berkaitan dengan paru-paru, dan risiko infeksi paru yang lebih tinggi.
Salah satu efek ganja yang berbahaya adalah meningkatkan detak jantung, bahkan hingga tiga jam setelah penggunaannya. Peningkatan detak jantung, akan membuat pengguna ganja lebih berisiko terkena serangan jantung.
Ibu hamil yang menggunakan ganja, bisa menimbulkan bahaya bagi janin. Penggunaan ganja pada ibu hamil bisa membuat bayi lahir dengan berat badan rendah, dan meningkatkan risiko munculnya gangguan pada otak, maupun perilaku anak nantinya.
Penggunaan ganja secara rutin dalam jangka waktu panjang, bisa menyebabkan timbulnya cannabinoid hyperemesis syndrome (CHS). Kondisi ini akan membuat pengguna ganja sering muntah, mual, dan dehidrasi, hingga membutuhkan penanganan medis.
Efek ganja lainnya yang perlu diwaspadai adalah hubungannya dengan gangguan mental. Pengguna ganja dalam jangka panjang, bisa mengalami kondisi-kondisi mental seperti halusinasi sementara, paranoid, dan memperparah gejala pada penderita skizofrenia.
Penggunaan ganja, tidak hanya diiisap. Ada beberapa orang yang menggunakan ganja sebagai campuran untuk makanan maupun minuman. Ganja dengan jenis ini disebut dengan edibles.
Penggunaan ganja dengan cara dimakan, akan meningkatkan risiko keracunan. Pasalnya, efek ganja tidak akan langsung muncul jika Anda mengonsumsinya. Butuh waktu sekitar beberapa jam, hingga efek muncul. Sehingga, tidak sedikit orang yang sudah terlanjur mengonsumsinya secara berlebihan.
Ganja dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh menjadi lebih lemah. Tak hanya itu, penelitian juga menunjukkan adanya kaitan terhadap penggunaan ganja dengan peningkatan risiko terkena penyakit yang melemahkan kekebalan tubuh, seperti HIV/AIDS.
Melemahnya sistem imun membuat tubuh semakin sulit melawan infeksi. Jika Anda merasa tubuh semakin melemah, sebaiknya segera temui dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat agar terhindar dari berbagai komplikasi yang mungkin terjadi.
Penelitian mengenai manfaat ganja untuk kesehatan masih terus dilakukan. Tentu, jenis ganja untuk pengobatan, juga berbeda dari yang digunakan untuk keperluan lain.
Saat ini, telah ada beberapa manfaat ganja yang bisa disebut-sebut berguna untuk kesehatan, seperti:
Kandungan CBD yang ada pada ganja, disebutkan dapat membantu mengatasi rasa nyeri kronis di tubuh. Di negara-negara yang melegalkan penggunaan ganja untuk pengobatan, CBD sudah sering dimanfaatkan untuk mengatasi kondisi ini.
Penggunaan ganja juga dipercaya membantu meredakan depresi dan post-traumatic stress disorder (PTSD). Namun, penggunaan ganja tidak disarankan untuk gangguan mental lain, seperti bipolar dan psikosis.
Orang yang menjalani kemoterapi, umumnya akan mengalami gejala seperti mual dan muntah. Penggunaan ganja, disebutkan bisa membantu untuk meredakan gejala tersebut.
CBD pada ganja, disebut bisa membantu mengatasi epilepsi jenis tertentu, yaitu Lennox-Gastaut Syndrome dan Dravet Syndrome. Jenis epilepsi ini masih langka dan sulit untuk dikontrol dengan obat-obatan jenis lain.
Penelitian lebih jauh mengenai efek ganja secara negatif maupun manfaat ganja, masih diperlukan. Pasalnya, mungkin saja di masa mendatang, peneliti menemukan efek baru atau manfaat baru dari ganja, sebagai acuan untuk mengenali lebih jauh mengenai pengaruh tanaman yang satu ini.
Advertisement
Ditulis oleh Nina Hertiwi Putri
Referensi
Artikel Terkait
Narkoba atau NAPZA adalah substansi berbahaya yang bisa menyebabkan seseorang kecanduan. Bukan hanya ilegal dan membuat seseorang terancam dipenjara jika mengonsumsinya, dampaknya bagi tubuh pun sangat signifikan. Berbeda jenis obat-obatan, berbeda pula reaksinya pada tubuh.
13 Agt 2020
New Psychoactive Substances adalah narkoba jenis baru yang dibuat agar bisa menyerupai narkoba lain, seperti kanabis hingga kokain. Jenis narkoba baru ini dipercaya dapat menyebabkan overdosis, halusinasi, muntah-muntah, hingga membuat penggunanya ingin bunuh diri.
14 Jul 2022
Cara berhenti nonton film porno adalah dengan memutus akses dengan memblokir situs-situs porno yang biasa dikunjungi, membuat semua file yang berisi film porno, dan melakukan kegiatan pengalih perhatian setiap kali terpikir untuk menonton film porno.
18 Jan 2023
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved