Malnutrisi adalah kondisi yang sering terjadi pada lansia. Penyebab malnutrisi pada lansia bisa beragam mulai dari faktor pola makan hingga gangguan psikologis. Kondisi ini bisa berujung pada sejumlah komplikasi jika tidak segera ditangani, seperti anemia dan penyakit kronis.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
8 Agt 2019
Malnutrisi pada lansia bisa menyebabkan munculnya berbagai masalah kesehatan, salah satunya anemia
Table of Content
Malnutrisi merupakan kondisi yang umum dialami lansia. Pasalnya, perubahan fisik yang terjadi akibat penuaan membuat lansia jadi lebih sulit menyerap nutrisi dari makanan. Malnutrisi pada lansia tentu tidak bisa dibiarkan karena dapat memicu timbulnya berbagai masalah kesehatan.
Advertisement
Ketahui lebih lanjut mengenai masalah gizi pada lansia, mulai dari penyebab, gejala, komplikasi, hingga cara mengatasinya berikut ini.
Malnutrisi pada lansia adalah kebutuhan gizi lansia tidak terpenuhi secara tepat akibat asupan makanan yang tidak sesuai. Biasanya, masalah gizi pada lansia mengacu pada kurangnya asupan nutrisi-nutrisi penting. Namun, istilah ini juga mengacu pada kondisi ketika asupan gizi justru melebihi angka kecukupan nutrisi hariannya.
Masalah kesehatan yang satu ini cukup umum terjadi pada lansia. Penanganannya sendiri bergantung pada seberapa parah malnutrisi yang dialami. Lansia mungkin saja hanya membutuhkan perawatan ringan di rumah jika malnutrisi masih tergolong ringan. Sementara pada kasus malnutrisi yang sudah tergolong parah, rawat inap di rumah sakit mungkin diperlukan.
Selama ini, penyebab malnutrisi dianggap hanya disebabkan oleh pola makan yang salah. Namun sebenarnya, kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor gabungan fisik, sosial, dan psikologis. Berikut ini beberapa kondisi yang bisa menjadi penyebab malnutrisi pada lansia:
Lansia umunya memiliki banyak permasalahan di rongga mulutnya, mulai dari banyaknya gigi yang sudah lepas, banyaknya gigi yang rusak atau bolong, hingga berkurangnya produksi air liur.
Permasalahan tersebut membuatnya kesulitan untuk mengunyah makanan, sehingga mengurangi nafsu makan. Karena itu, lansia yang sudah kehilangan gigi, sangat disarankan untuk menggunakan gigi palsu, agar fungsi rongga mulut dapat kembali normal dan nafsu makan kembali normal.
Umumnya, lansia memiliki banyak pantangan makanan, seperti tidak boleh mengonsumsi garam, makanan berlemak atau gula. Pantangan ini bisa membantu meredakan gejala beberapa penyakit pada lansia.
Namun, di saat yang bersamaan, banyaknya pantangan juga bisa membuat lansia mengonsumsi makanan yang nilai nutrisinya kurang memenuhi kebutuhan harian.
Kemampuan menikmati rasa dan aroma berpengaruh pada nafsu makan. Lansia, bisa mengalami penurunan kemampuan tersebut karena pengaruh dari berbagai penyakit yang di derita serta obat yang dikonsumsi.
Salah satu kondisi sosioekonimi yang membuat lansia mengalami malnutrisi adalah keterbatasan penghasilan. Lansia umumnya sudah tidak bekerja dan apabila ia tidak di dukung secara finansial dari keluarga, maka ia akan kesulitan membeli bahan makanan yang sehat dan bergizi.
Belum lagi, jika lansia tersebut juga harus membayar prosedur medis maupun obat-obatan untuk penyakit yang diderita.
Lansia yang tinggal sendiri dan merasa kesepian, bisa tidak menikmati makanan yang mereka konsumsi. Hal ini membuat nafsu makan mereka terus menurun dan berujung pada asupan nutrisi yang berkurang.
Depresi merupakan salah satu penyakit pada lansia yang rentan terjadi. Kondisi kesehatan yang terus menurun, rasa kesepian, serta kesulitan bergerak dapat merupakan faktor-faktor yang bisa memicu depresi.
Saat depresi pada lansia datang, maka nafsu makan pun akan menurun jauh. Akibat nafsu makan hilang, lansia jadi susah makan. Inilah yang kemudian memicu malnutrisi karena asupan gizi sudah pasti akan berkurang.
Baca Juga
Gejala malnutrisi pada lansia yang mungkin paling mudah dikenali adalah menurun atau meningkatnya berat badan. Dilansir dari laman National Health Service, gejala tersebut meliputi:
Selain berat badan yang tidak ideal, gejala masalah gizi pada lansia lainnya meliputi:
Segera kunjungi dokter apabila mendapati anggota keluarga Anda yang lansia menuunjukkan gejala-gejala malnutrisi. Mendeteksi malnutrisi sejak dini bertujuan agar langkah-langkah penanganan bisa segera dilakukan sebelum kondisi bertambah parah dan menimbulkan dampak berbahaya bagi kesehatan tubuh lansia.
Masalah gizi pada lansia dapat menimbulkan dampak negatif yang bisa mengganggu kehidupannya sehari-hari. Beberapa contoh dampak malnutrisi pada lansia adalah sebagai berikut:
Malnutrisi bisa disebabkan oleh riwayat penyakit pada lansia. Di satu sisi, malnutrisi juga bisa menyebabkan munculnya penyakit pada lansia, salah satunya anemia. Anemia atau kondisi kurangnya sel darah yang disebabkan oleh malnutrisi adalah anemia defisiensi besi dan anemia defisiensi vitamin B12 dan folat.
• Anemia defisiensi besi
Anemia defisiensi besi bisa terjadi karena kurangnya kadar zat besi di tubuh. Pada lansia, kurangnya zat besi di tubuh bisa disebabkan karena sudah menurunnya fungsi saluran pencernaan serta penyakit pada saluran pencernaan pada kanker.
• Anemia defisiensi vitamin B12 dan folat
Anemia defisiensi vitamin B12 dan folat pada lansia bisa disebabkan karena kebiasaan mengonsumsi alkohol berlebih. Selain itu, konsumsi obat-obatan seperti antikejang dan methotrexate juga bisa menjadi penyebab kondisi ini.
Lansia yang mengalami anemia defisiensi vitamin B12 dan folat maupun zat besi sebaiknya mulai mengubah pola makan dengan mengonsumsi makanan penambah darah dan melakukan terapi yang diajurkan dokter, seperti mengonsumsi suplemen tambahan.
Tidak bisa dipungkiri, penuaan membuat fungsi tubuh mengalami penurunan secara alamiah. Salah satu fungsi tubuh yang menurun tersebut adalah otak. Akan tetapi, penurunan fungsi otak juga bisa saja terjadi akibat malnutrisi.
Otak memerlukan asupan nutrisi setiap hari agar dapat berfungsi dengan baik. Makan tidak heran, kurangnya asupan nutrisi akan membuat organ vital tersebut mengalami gangguan.
Pada lansia, dampak malnutrisi terhadap otak yakni memicu terjadinya gangguan fungsi otak seperti mengingat dan berpikir. Dalam dunia medis, kondisi ini dikenal sebagai demensia. Demensia pada lansia merupakan sindrom akibat otak tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Melemahnya otot tubuh menjadi dampak negatif lainnya yang akan dialami lansia dengan gizi buruk. Pasalnya, otot tubuh juga memerlukan asupan nutrisi seperti protein agar dapat berfungsi dengan baik.
Otot tubuh yang lemah tentu berbahaya karena bisa mengganggu aktivitas lansia dan meningkatkan risiko lansia jatuh.
Dampak malnutrisi pada lansia lainnya yang perlu diwaspadai adalah terserang penyakit kronis.
Usia yang semakin tua membuat fungsi organ-organ tubuh menurun. Jika tidak diimbangi dengan asupan nutrisi yang cukup, hal ini akan membuat organ-organ tersebut rentan mengalami malfungsi yang lantas berujung pada sejumlah penyakit seperti jantung, stroke, gagal ginjal, hingga kanker.
Baca Juga
Cara mengatasi malnutrisi pada lansia tergantung dari penyebab dan tingkat keparahannya. Pada kasus yang ringan, dokter mungkin hanya menyarankan lansia untuk lebih gencar menerapkan pola hidup sehat dengan cara mengonsumsi makanan untuk lansia yang kaya akan gizi seperti buah, sayur, dan ikan. Lansia pun diminta untuk mengontrol pola makan agar berat badannya tetap terjaga.
Selain itu, dokter juga akan meminta anggota keluarga atau caregiver yang merawat lansia untuk lebih sering menemani lansia saat beraktivitas. Ini penting untuk meningkatkan mood lansia sehingga ia merasa bersemangat menjalani hari. Dengan begitu, diharapkan nafsu makannya kembali bertambah dan asupan gizi lansia pun terpenuhi.
Sementara itu, pemberian suplemen vitamin untuk mengatasi malnutrisi diberikan apabila kondisi yang terjadi sudah terbilang parah dan asupan nutrisi dari makanan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan gizinya.
Meski lansia rentan mengalami malnutrisi, namun tidak semua lansia pasti mengalaminya. Beberapa langkah bisa dilakukan untuk mencegah kondisi ini terjadi, yaitu:
Malnutrisi pada lansia bukanlah masalah individu. Menjaga lansia tetap sehat membutuhkan peran dari keluarga maupun orang lain yang merawatnya.
Untuk mendapat saran terbaik seputar merawat lansia agar terhindar dari masalah gizi, Anda bisa chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download aplikasi SehatQ di App Store dan Google Play sekarang juga.
Advertisement
Ditulis oleh Nina Hertiwi Putri
Referensi
Artikel Terkait
Tak mendapat asupan nutrisi yang tepat bisa membuat anak kurang gizi. Padahal makanan bergizi dapat membuat otak dan organ vital anak berkembang dengan sempurna.
2 Jun 2019
Vitamin untuk menghilangkan capek dan pegal banyak dijual di toko obat. Jika badan pegal, carilah suplemen vitamin yang mengandung...
2 Okt 2020
Zat besi untuk bayi memiliki peranan penting seperti membentuk sel darah merah yang membawa oksigen tubuh. Kekurangan zat besi pada bayi bisa mengganggu kesehatan mereka.
18 Nov 2019
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved