Asma memang tidak bisa disembuhkan, tapi ada sejumlah langkah pencegahan yang bisa Anda lakukan untuk mencegah serangan asma datang atau gejalanya memburuk. Selain menjauhi pemicu, Anda perlu memperhatikan rencana pengobatan dengan saksama.
2023-03-19 10:52:27
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Asma tidak bisa disembuhkan, langkah pencegahan yang dilakukan bertujuan untuk mencegah kekambuhan
Table of Content
Asma bronkial, atau asma, adalah menyempitnya saluran pernapasan sehingga penderitanya sulit bernapas. Asma termasuk penyakit yang tidak dapat disembuhkan, tapi dapat dikontrol. Berbagai langkah pencegahan asma dapat Anda dilakukan untuk menghindari kambuh.
Advertisement
Gejala asma muncul akibat adanya penyempitan, pembengkakan, dan produksi lendir berlebih pada saluran pernapasan. Gejalanya biasanya berupa sesak napas, batuk, dan mengi.
Meski tak dapat disembuhkan, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mencegah serangan asma.
Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk mencegah asma kambuh:
Hingga kini, penyebab asma belum diketahui. Namun, ada sejumlah pemicu yang dapat memperbesar risiko Anda mengalami serangan asma.
Paparan terhadap iritan dan polutan atau alergen (zat penyebab alergi) bisa menyebabkan timbulnya asma. Pemicu asma bisa saja berbeda pada tiap individu.
Beberapa pemicu umum penyakit asma antara lain:
Untuk mencegah asma kambuh, yang bisa Anda lakukan adalah menjauhkan diri sebisa mungkin dari pemicu asma. Itu sebabnya, penting untuk mengetahui apa yang memicu serangan asma dalam diri Anda.
Sebagai langkah pencegahan, Anda juga dapat menggunakan menggunakan masker dan pelembap udara untuk mencegah paparan alergen atau iritan udara.
Asma merupakan penyakit pernapasan kronis, sehingga membutuhkan pemantauan dan perawatan agar penderita asma dapat hidup lebih berkualitas. Ketika didiagnosis asma, dokter akan memberikan rencana pengobatan untuk mengelola serangan asma.
Mematuhi rencana pengobatan atau terapi asma yang dianjurkan dokter merupakan langkah pencegahan asma yang paling efektif. Anda juga perlu berkonsultasi dengan dokter secara rutin untuk memantau perkembangan penyakit asma sehingga dapat dilakukan pengobatan yang tepat.
Dengan demikian, serangan asma pun dapat diminimalisir.
Sekalipun telah mengikuti rencana pengobatan, serangan asma tetap bisa muncul kapan saja.
Itu sebabnya, membawa obat asma ke mana pun Anda pergi merupakan cara terbaik untuk mengantisipasi serangan asma dan mencegah kondisinya memburuk.
Flu dan gangguan pernapasan lainnya, seperti pneumonia, juga menjadi salah satu pemicu asma.
Itu sebabnya, Anda juga perlu melakukan pencegahan kedua penyakit tersebut. Anda bisa mendapatkan vaksin flu dan pneumonia secara rutin sesuai dengan anjuran dokter.
Melakukan vaksinasi dapat mencegah Anda dari flu dan pneumonia yang dapat memicu serangan asma.
Anda yang menderita asma juga disarankan untuk menggunakan masker saat bepergian atau beraktivitas di luar ruangan sebagai langkah pencegahan asma kambuh.
Masker melindungi hidung dan mulut Anda dari paparan debu, asap, dan partikel-partikel kecil lainnya yang dapat memicu gejala asma kambuh.
Baca Juga
Olahraga mungkin menjadi hal yang dihindari bagi sebagian penderita asma karena bayangan sesak napas yang mungkin akan menghantui. Namun, olahraga yang tepat justru dapat memperbaiki kondisi paru-paru, membantu melegakan pernapasan, hingga mencegah asma kambuh.
Pilihlah olahraga dengan intensitas ringan hingga sedang, tidak terlalu menguras tenaga, dan dilakukan dengan singkat, secara konsisten dan rutin.
Dengan demikian, olahraga tidak akan membebani paru-paru sehingga tidak memicu serangan asma.
Olahraga untuk penderita asma, antara lain:
Tidak hanya memperbaiki fungsi pernapasan, olahraga yang tepat bagi penderita asma juga dapat meningkatkan kesehatan tubuh dan mencegah stres yang juga dapat memicu serangan asma.
Selain berolahraga teratur, latihan pernapasan juga mengurangi gejala asma.
Latihan pernapasan dapat membantu Anda membuka saluran udara pernapasan, memindahkan udara segar ke paru-paru, dan mempermudah proses bernapas.
Jenis latihan pernapasan yang baik untuk penderita asma antara lain:
Sebagai penderita asma, Anda perlu memantau pernapasan Anda dan mengenali gejala asma yang akan datang, seperti batuk ringan, mengi, atau sesak napas. Tanda-tanda serangan asma itu bisa jadi berbeda satu sama lain.
Memantau pernapasan dan mengenali ciri-ciri asma mau kambuh merupakan upaya pencegahan asma yang baik. Ini dapat membantu Anda menangani gejalanya selagi belum memburuk.
Anda bisa menggunakan peak flow meter untuk memantau pernapasan. Peak flow meter dapat mendeteksi penyempitan saluran napas dan mengukur jumlah udara sehingga dapat mengantisipasi serangan asma.
Cara mencegah penyakit asma kambuh lainnya adalah dengan melakukan imunoterapi. Menurut American College of Allergy, Asthma, and Immunology, imunoterapi ampuh sebagai langkah pencegahan, khususnya asma yang terkait dengan alergi.
Terapi pengobatan ini berfungsi untuk mengurangi sensitivitas sistem imun tubuh manakala ada faktor pemicu alergi (alergen) yang masuk ke tubuh.
Imunoterapi dapat dilakukan selama beberapa tahun sampai sistem imun benar-benar ‘terbiasa’ dengan alergen yang masuk.
Penderita asma juga sebaiknya menggunakan pelembap udara di dalam ruangan, terlebih jika ruangan ber-AC. Pasalnya, udara kering dari AC dapat membuat saluran napas teriritasi sehingga memicu timbulnya gejala asma.
Pelembap udara (air humidifier) menjaga agar udara tetap lembap sehingga risiko iritasi pada saluran pernapasan dapat dihindari.
Tempat tidur bisa menjadi sarang debu, tungau, dan kuman yang dapat memicu asma kambuh. Itu sebabnya, membersihkan tempat tidur secara rutin juga menjadi langkah pencegahan asma yang tidak boleh Anda lewatkan.
Anda bisa menggunakan alat vakum yang dilengkapi fitur high efficiency particulate air (HEPA) agar partikel-partikel kecil pada tempat tidur dapat terangkat sepenuhnya.
Apabila penderita asma sedang terserang flu atau kondisi lainnya seperti sinusitis, Anda disarankan untuk tidur dengan posisi kepala lebih tinggi dari badan.
Pasalnya, posisi kepala yang sejajar dengan tubuh dapat memicu penumpukan lendir tenggorokan. Hal ini lantas dapat menghambat aliran udara hingga terjadilah serangan asma.
Saran yang sama juga berlaku untuk penderita gangguan asam lambung. Tidur dengan posisi kepala yang sejajar dengan tubuh dapat memicu asam lambung naik ke kerongkongan dan menghambat aliran udara.
Gunakan bantal yang tebal saat tidur agar posisi kepala bisa lebih tinggi dari badan Anda.
Siapa sangka, gastroesophageal reflux disease (GERD) atau kondisi naiknya asam lambung juga menjadi salah satu pemicu asma. Itu sebabnya, mencegah GERD juga membantu Anda mencegah asma.
Bagi Anda yang memiliki riwayat GERD dan asma, Anda dapat mulai mengatur pola makan untuk menghindari kedua kondisi ini bersamaan.
Mulailah dengan mengatur pola makan, yakni makan sesuai dengan waktu makan, makan tidak berlebihan, hindari makanan berlemak, hindari makanan asam dan pedas, serta perbanyak makan sayur dan buah.
Tidak hanya mencegah GERD dan asma, menjaga pola makan juga bisa mengontrol berat badan ideal Anda sehingga terhindar dari kelebihan berat badan yang juga menjadi faktor risiko penyakit asma.
Selain itu, sebuah tinjauan ilmiah dalam Current Opinion in Allergy and Clinical Immunology menyebutkan, makan makanan bergizi, khususnya yang mengandung vitamin D dan probiotik, dapat membantu mencegah gangguan kesehatan terutama alergi, yang menjadi pemicu serangan asma.
Langkah pencegahan asma kambuh yang juga tidak boleh dilewatkan adalah mengendalikan stres dengan baik.
Dilansir dari Asthma UK, stres membuat seseorang menjadi sangat emosional. Nah, emosi yang memuncak inilah yang kemudian disebut-sebut dapat memicu asma kambuh.
Mengingat stres mungkin tidak dapat dihindari, maka yang dapat Anda lakukan adalah dengan mengendalikannya. Beberapa cara mengatasi stres adalah:
Menjaga kesehatan secara keseluruhan juga dapat mencegah penyakit asma kambuh. Pasalnya, beberapa penyakit, seperti flu lebih rentan terjadi pada mereka yang memiliki daya tahan tubuh lemah.
Pastikan Anda menjaga kesehatan tubuh dengan makan makanan bergizi, aktif bergerak, serta cukup istirahat sebagai upaya pencegahan asma.
Baca Juga
Selain mengikuti langkah pencegahan asma di atas, mengetahui dan menjauhi pantangan penyakit asma juga bisa membantu Anda mencegah asma kambuh dan dan gejalanya memburuk.
Berikut ini, beberapa pantangan penyakit asma yang perlu Anda hindari:
Asap rokok dikenal luas sebagai sumber berbagai gangguan kesehatan, tak terkecuali asma. Paparan asap rokok ini dapat terjadi pada perokok aktif maupun perokok pasif.
Olahraga dengan intensitas yang berat cenderung dihindari untuk mencegah timbulnya serangan asma. Kondisi ini biasa disebut dengan exercise-induced asthma (EIA), alias asma yang dipicu oleh olahraga.
Beberapa olahraga yang dapat memicu asma, di antaranya:
Makanan pemicu alergi, seperti produk susu, telur, kacang, makanan laut juga sebaiknya dihindari. Khususnya, jika Anda memang terbukti memiliki alergi pada makanan ini.
Beberapa makanan tersebut dapat menimbulkan alergi, terutama pada anak, yang juga dapat memicu serangan dan perburukan asma.
Baca Juga
Langkah pencegahan asma dan pantangan penyakit asma sebenarnya saling berkaitan. Langkah dan pantangan ini dapat Anda sesuaikan dengan kondisi asma yang Anda alami. Mengingat faktor pemicu asma dapat berbeda pada tiap individu.
Pastikan Anda selalu berkonsultasi dengan dokter mengenai kondisi yang dialami. Anda juga bisa menggunakan fitur chat dokter melalui aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download aplikasinya di App Store dan Google Play sekarang!
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Terlalu sering mengalami infeksi paru-paru dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Untuk mencegah PPOK, hindari debu dan rokok, serta menjaga pola hidup sehat.
Pengobatan asma bertujuan untuk meredakan gejala dan mencegah kekambuhan. Selain obat, beberapa terapi asma juga dapat membantu, seperti latihan pernapasan.
Leher seperti tercekik dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti reaksi alergi, asam lambung naik, kecemasan, atau radang amandel. Periksakan diri ke dokter spesialis THT untuk mendapat penanganan yang tepat.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved