Memahami cara penularan merupakan salah satu upaya awal pencegahan TBC. Selain itu, pasien TBC juga harus mengetahui cara mencegah tuberkulosis agar tidak menular ke orang sehat di sekitarnya, misalnya dengan menerapkan etika batuk dan bersin serta menjaga sirkulasi udara.
2023-03-28 13:32:16
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Etika batuk perlu diperhatikan agar tidak menyebarkan TBC
TBC adalah salah satu penyakit pernapasan menular yang disebabkan oleh bakteri M. tuberculosis. Indonesia sendiri kini menempati peringkat ketiga kasus tuberkulosis terbanyak setelah India dan Tiongkok. Mengingat pengobatannya yang sangat lama dan beberapa orang sulit berkomitmen minum obat, melakukan pencegahan TBC adalah langkah paling bijak ketimbang mengobatinya.
Advertisement
Bagaimana cara mencegah penyakit tuberkulosis (TBC)?
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan, tuberkulosis telah menginfeksi seperempat populasi dunia. Dari beberapa jenis TBC, TB paru adalah yang paling umum terjadi dan paling menular ketimbang yang lain.
Untuk mengetahui langkah pencegahan TBC, hal pertama yang perlu Anda ketahui adalah cara penularannya. Dengan memahami cara penyakit ini menular, Anda pun tahu cara menghindarinya,
Penularan TBC terjadi dari orang ke orang melalui udara, terutama yang telah terkontaminasi oleh bakteri penyebab TBC, yaitu Mycobacterium tuberculosis. Udara ini dapat terkontaminasi dari droplet yang dikeluarkan oleh penderita TBC lewat batuk, bersin, berbicara, tertawa, bahkan bernapas.
Seseorang dapat terinfeksi TBC akibat menghirup udara yang telah terkontaminasi bakteri penyebab TBC.
Bakteri penyebab TBC ini dapat bertahan berhari-hari atau berminggu-minggu di ruangan atau area yang memiliki sirkulasi udara buruk. Itu sebabnya, orang yang melakukan kontak dekat sehari-hari berisiko lebih besar untuk tertular tuberkulosis.
Baca Juga
Ada dua fase infeksi dalam penyakit tuberkulosis yang menentukan penularan, yakni TB paru aktif dan TB laten. TB laten tidak disertai gejala TBC dan kemungkinan besar tidak menular, karena bakteri dalam keadaan "tertidur" alias tidak aktif.
Meski begitu, Mayo Clinic menjelaskan, penderita tuberkulosis laten juga perlu melakukan pengobatan TBC. Hal ini dilakukan sebagai cara mencegah dan mengurangi risiko Anda mengalami penyakit TBC aktif.
Pasien tuberkulosis dapat menjalani pengobatan TBC secara rawat jalan. Itu sebabnya, pasien harus tahu cara mencegah penularan TBC ke orang yang sehat di sekitarnya.
Berikut adalah beberapa cara mencegah penularan TBC ke orang sehat lainnya:
Apabila Anda menderita TBC, batasi kegiatan Anda keluar rumah, seperti ke sekolah, kantor, ataupun supermarket. Untuk menurunkan risiko orang sehat lain tertular, pastikan Anda membatasi kontak dengan orang lain.
Jika Anda tinggal bersama dengan orang lain, pisahkan diri Anda dari anggota keluarga lainnya, khususnya selama beberapa minggu awal pengobatan.
Jika memungkinkan, pilihlah ruangan yang memiliki ventilasi udara yang baik. Sebab, sirkulasi udara yang baik dapat membantu mencegah penularan TBC.
Bakteri tuberkulosis lebih mudah menyebar pada ruangan tertutup. Jadi, coba untuk membuka jendela di rumah secara teratur setiap harinya.
Selain itu, gunakan pula kipas angin untuk membantu pertukaran udara.
Bakteri TBC menular lewat udara yang terkontaminasi dari droplet atau percikan liur. Itu sebabnya, untuk mencegah banyaknya bakteri M. tuberculosis yang tersebar ke udara pastikan Anda menutup mulut dan hidup ketika bersin dan batuk.
Selalu terapkan etika bersin dan batuk yang benar. Dengan demikian, droplet yang mengandung bakteri penyebab TBC bisa lebih tertahan di tisu, bukannya menyebar di udara.
Apabila ada orang lain di rumah, pakai masker saat keluar kamar sebagai bentuk pencegahan TBC. Begitu juga saat Anda terpaksa harus keluar rumah. Ingatlah kalau saat tertawa, bersin, atau batuk bisa menularkan TBC ke orang terdekat.
Maka dari itu jangan bersin atau batuk sembarangan di rumah. Saat membuang dahak di kamar mandi, pastikan Anda sudah benar-benar membersihkannya.
Untuk mencegah penyakit tuberkulosis (TBC) menular, pastikan Anda meminum obat TBC sampai tuntas sekalipun Anda sudah merasa jauh lebih baik. Obat TBC sendiri biasanya perlu diminum minimal 6 bulan.
Perbaikan gejala TBC yang Anda rasakan pada minggu-minggu atau bulan pertama pengobatan tidak menandakan Anda sudah sembuh total dan bakteri penyebab TBC sudah mati. Bakteri TBC mungkin saja baru melemah tapi belum mati sepenuhnya.
Ikuti aturan minum obat TBC yang diinstruksikan dokter agar bakteri di dalam tubuh benar-benar mati. Menghentikan pengobatan atau melewatkan dosis obat TBC meningkatkan risiko kebal antibiotik dan TB MDR. Ini membuat TBC lebih sulit disembuhkan dan membutuhkan obat yang lebih kuat.
Baca Juga
Tuberkulosis termasuk salah satu penyakit menular yang mendapat perhatian khusus, baik dari WHO ataupun Kemenkes RI. Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mencegah tertular penyakit TB paru, khususnya bagi Anda yang sedang merawat pasien TBC.
Berikut adalah beberapa cara mencegah tertular penyakit TBC:
Menghindari kontak langsung dengan penderita adalah salah satu hal terpenting dalam pencegahan TBC.
Jika Anda tidak dapat menghindari kontak dengan mereka, kenakan masker dan sarung tangan. Untuk petugas kesehatan, gunakan APD untuk mencegah risiko penularan TBC.
Terlebih ketika ada gejala TBC berupa batuk. Pasalnya, bakteri penyebab TBC dapat menular lewat droplet saat batuk. Gantilah masker secara berkala dan buang di tempat sampah setelah melakukan disinfeksi sebelumnya.
Salah satu langkah pencegahan TBC lainnya adalah menerapkan hidup sehat dengan mengonsumsi makanan sehat dan istirahat yang cukup.
Konsumsilah makanan yang mengandung vitamin C untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Usahakan untuk mengonsumsi setidaknya 4-5 porsi sayuran dan buah setiap hari.
Daya tahan tubuh yang kuat dapat membantu mencegah tertular tuberkulosis.
Walaupun penularan TBC tidak melalui jabatan tangan, Anda tetap perlu mencuci tangan yang benar agar bebas kuman. Sebab, bisa saja secara tidak sadar Anda menyentuh barang yang telah terkontaminasi droplet dari pasien TBC.
Usahakan untuk melakukan olahraga setiap hari. Tak perlu olahraga yang berat, Anda cukup melakukan jogging selama 45 menit. Ini bermanfaat agar sirkulasi darah menjadi lancar serta meningkatkan kekebalan tubuh, sehingga menurunkan risiko infeksi penyakit, seperti TBC.
Salah satu vaksin TBC untuk mencegah penyakit ini, khususnya pada bayi baru lahir adalah dengan pemberian vaksin BCG. Vaksin BCG umumnya diberikan pada bayi baru lahir sampai maksimal bayi berusia 3 bulan.
Umumnya, pemberian vaksin dilakukan di negara dengan kasus tuberkulosis tinggi.
Vaksin BCG memberikan efek perlindungan terhadap tuberkulosis berat dan radang otak akibat TBC.
Ini bukanlah vaksin rutin untuk orang dewasa. Namun, kemungkinan vaksin pencegah TBC ini bisa diberikan pada orang dewasa usia 16-35 tahun yang memiliki risiko pekerjaan, seperti dokter, dokter hewan, juga staf dokter hewan.
Baca Juga
Itulah beberapa langkah pencegahan TBC yang bisa Anda lakukan. Pada dasarnya, TBC adalah penyakit yang bisa disembuhkan jika pegobatannya tepat. Semakin cepat terdeteksi, semakin besar potensinya untuk sembuh.
Ketika sudah didiagnosis menderita TBC, pasien harus mengikuti semua prosedur pengobatan dengan teratur, walaupun biasanya akan membutuhkan waktu yang cukup lama.
Ingin mengetahui lebih lanjut mengenai pencegahan penyakit TBC? Tanyakan langsung pada dokter di aplikasi Kesehatan keluarga SehatQ.
Download sekarang di App store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Benjolan di dahi umumnya diakibatkan oleh cedera pada bagian jidat dan menimbulkan memar yang dapat sembuh dengan sendirinya. Namun, benjolan di jidat bisa jadi indikasi dari kondisi medis tertentu, seperti kista, osteoma, dan lipoma.
Bakteri pada keringat bisa menjadi pemicu utama bau badan. Selain itu, ada faktor penyebab bau badan lainnya yang sebaiknya Anda ketahui.
Salah satu jenis distrofi otot adalah duchenne muscular dystrophy atau DMD. Ini adalah kondisi genetik dengan ciri khas melemahnya otot lurik secara bertahap. Sayangnya, masalah otot ini memburuk dengan cepat dibandingkan dengan jenis lainnya.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved