Teman yang coming out atau melela harus tetap didukung dan Anda tidak bisa menghakiminya. Anda pun perlu menjaga rahasia dia ke orang lain.
4.04
(23)
25 Jul 2019
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Tetaplah mendukung keputusan teman dalam mengambil jalan hidupnya
Table of Content
Pernahkah teman dekat Anda coming out dan mengaku dirinya sebagai gay atau lesbian? Jika memang sudah menerima kondisi homoseksual, mungkin Anda tak lagi merasa kebingungan. Sebaiknya Anda tidak perlu menunjukkan kekhawatiran dan cukup melakukan hal yang baik setelah teman coming out.
Advertisement
Ada alasan seorang gay atau lesbian untuk mengakui kondisi tersebut. Mereka mungkin ingin jujur pada diri sendiri, serta ingin diterima dengan jati diri yang sebenarnya. Selain itu, gay yang sudah coming out juga memiliki kondisi mental lebih sehat. Sebab, melela dapat membantu mereka meredakan kondisi depresi maupun gangguan kecemasan.
Proses coming out atau saat ini dikenal dengan istilah melela bukanlah hal yang mudah untuk kaum LGBT. Beberapa orang akan selektif dalam memilih teman untuk coming out. Boleh dikatakan bahwa Anda adalah orang terpilih saat teman Anda mengaku dirinya lesbian atau gay kepada Anda. Ini yang harus Anda lakukan jika teman Anda coming out sebagai seorang gay.
Memiliki orientasi seksual yang berbeda dan mengakui hal tersebut kepada orang lain bukanlah hal yang mudah. Teman yang melela dan coming out sebagai gay telah memercayakan rahasia mereka kepada Anda. Jadi, Anda mungkin telah dianggapnya sebagai teman dekat
Anda mungkin tidak setuju dengan homoseksual. Hal ini bisa saja karena faktor agama atau logika yang memang menolaknya. Saat teman mengaku sebagai gay, Anda mungkin menjadi dilema karena teman Anda ternyata bagian dari kelompok ini.
Terlepas dari tidak setujunya terhadap homoseksual, hindari konfrontasi terhadap teman Anda yang membuka dirinya sebagai seorang gay maupun lesbian. Sampaikan pula, Anda mungkin membutuhkan waktu untuk mencerna pengakuannya. Hindari ungkapan ekspresi kekecewaan maupun kemarahan karena hal tersebut dapat memengaruhi kesehatan mentalnya.
Jika Anda tak setuju dengan homoseksual, Anda boleh jadi tidak ingin memeluknya. Walau begitu, Anda tetap dapat mengkonfirmasi atau menyampaikan pertanyaan yang mungkin bermunculan di benak Anda terkait orientasi seksualnya.
Memberikan pertanyaan seperti, “Siapa saja yang tahu?” atau “Apakah itu bisa disembuhkan?” (Walau homoseksual bukanlah penyakit) bisa Anda tanyakan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut jauh lebih baik daripada Anda mengkonfrontasi dan mengekspresikan marah kepada rekan Anda.
Proses coming out bukanlah hal yang mudah, dan mungkin teman Anda menyeleksi orang untuk membuka rahasianya, sebagai seorang lesbian atau gay. Terlepas Anda setuju atau tidak, jangan bocorkan rahasia teman Anda, kepada orang lain. Biarkan ia sendiri yang melakukannya.
Momen-momen coming out atau melela boleh jadi mendebarkan, baik bagi Anda maupun teman yang mengaku dirinya gay atau lesbian. Anda boleh mencairkan suasana dengan menyampaikan humor atau lelucu, agar teman Anda tak dilingkupi rasa tegang.
Teman Anda mungkin didera rasa takut untuk ditolak dan dijauhi karena melewati proses coming out. Jika memungkinkan, sampaikan bahwa Anda tetap mendukungnya dan tetap ingin berteman dengannya. Anda pun bisa menawarkan bantuan atau waktu untuk mereka mengeluarkan keluh kesahnya.
Baca juga: Ini Penyebab LGBT Menurut Ahli
Orang yang mengidentifikasi dirinya sebagai homoseksual lebih rentan untuk terkena gangguan mental daripada kelompok heteroseksual. Diskriminasi terhadap kelompok ini paling berkontribusi terhadap kondisi tersebut.
Teman-teman Anda yang merupakan bagian dari kelompok LGBT lebih berisiko untuk mengidap gangguan psikologis, seperti kondisi depresi, gangguan kecemasan, gangguan obsesif-kompulsif. Mereka mungkin akan mencoba melukai diri sendiri, muncul pikiran bunuh diri, bahkan gangguan penyalahgunaan obat.
Memiliki orientasi seksual yang berbeda kerap membuat gay dan lesbian merasa sendirian. Memberikan respons baik kepada teman Anda yang coming out dan melela sebagai lesbian maupun gay membantu mereka untuk tidak merasa sendiri.
Kembali digarisbawahi, Anda tak harus menerima homoseksual atau biseksual karena hal tersebut merupakan bagian dari prinsip diri sendiri. Walau begitu, Anda sangat disarankan untuk tetap memperlakukan mereka sebagai sesama manusia dan tidak melakukan diskriminasi.
Baca juga: Berbeda dengan Gay, Ini Dia Makna dari Bromance
Anda harus berterima kasih dulu karena dipilih oleh teman untuk melela. Setelah itu, ada baiknya tetap menjaga hubungan dengan teman yang coming out tanpa menceritakannya ke orang lain. Jangan lupa tawarkan bantuan jika teman Anda membutuhkannya.
Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar orientasi seksual, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Terima kasih sudah membaca.
Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)
Artikel Terkait
Kenali tanda-tanda untuk melakukan pencegahan bunuh diri pada seseorang atau teman dekat. Dengan tahu, Anda bisa menyelamatkan banyak nyawa manusia.
Singing bowl punya manfaat untuk kesehatan mental yang telah dipercaya sejak dulu. Alat ini sering digunakan untuk meditasi dan relaksasi.
Cancel culture adalah sikap menarik dukungan terhadap satu pihak karena ia dianggap sudah melakukan pelanggaran. Tren boikot ini ini ramai dilakukan di media sosial dan biasanya dilakukan kepada public figure.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Aisyah Nur Ramadhani
Dijawab oleh dr. Sylvia V
Dijawab oleh dr. Sarah Fajriah
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
Kumpulan Artikel dan Forum
© SehatQ, 2022. All Rights Reserved