Di dalam tubuh manusia yang mengandung hingga 100 triliun bakteri, salah satunya ada yang disebut bakteri Lactoabacillus rhamnosus. Ini termasuk jenis bakteri baik yang paling banyak dipelajari. Bakteri ini tersedia dalam makanan dan juga suplemen.
Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri
12 Agt 2021
Bakteri yang baik untuk pencernaan
Table of Content
Di dalam tubuh manusia yang mengandung hingga 100 triliun bakteri, salah satunya ada yang disebut bakteri Lactoabacillus rhamnosus. Ini termasuk jenis bakteri baik yang paling banyak dipelajari. Bakteri ini tersedia dalam makanan dan juga suplemen.
Advertisement
Fungsi bakteri Lactoabacillus rhamnosus adalah memproduksi enzim laktase. Itulah mengapa perannya sangat penting dalam keseluruhan proses cerna manusia.
Bakteri yang berasal dari genus Lactobacillus termasuk dalam probiotik. Artinya, merupakan mikroorganisme aktif yang sangat baik dikonsumsi.
Lactobacillus rhamnosus berbeda dengan Lactobacillus casei. Bakteri ini bisa beradaptasi dengan baik di lingkungan bersifat asam dalam tubuh manusia. Inilah yang membuat L. rhamnosus punya peluang bertahan lebih tinggi.
Jika ingin mendapatkan asupan bakteri baik ini, biasanya tersedia dalam suplemen probiotik. Selain itu, bahan pangan seperti keju, yogurt, susu, dan produk olahan susu lainnya juga mengandung probiotik.
Namun, Lactobacillus rhamnosus berbeda dengan Lactobacillus casei yang biasanya tersedia dalam minuman probiotik. Jenis yang terakhir biasanya diberikan untuk orang dewasa yang sedang mengonsumsi antibiotik, demi mengurangi risiko diare.
Sementara Lactobacillus rhamnosus membantu mencegah diare akibat bakteri, virus, atau parasit yang belum pernah ditemui seseorang sebelumnya. Efektivitas L. rhamnosus bergantung pada di mana lokasi paparan bakteri.
Mengingat kemampuan adaptasi dan bertahan hidup bakteri Lactobacillus rhamnosus cukup baik, manfaatnya terhadap kesehatan pun sangat melimpah. Beberapa di antaranya adalah:
Ini merupakan manfaat yang paling populer dari bakteri Lactobacillus rhamnosus. Berdasarkan studi tim peneliti asal Kanada, L. rhamnosus dapat melindungi dari diare yang terjadi sebagai efek samping konsumsi antibiotik. Apalagi, antibiotik sangat mungkin mengganggu mikrobiota dan fungsi pencernaan.
Buktinya, ulasan studi pada tahun 2015 terhadap 1.499 orang ini menemukan pemberian suplemen L. rhamnosus GG dapat mengurangi diare akibat konsumsi antibiotik. Dari yang semula 22,4% menjadi 12,3%.
Selain itu, mengonsumsi probiotik selama dan setelah minum antibiotik dapat mengembalikan bakteri baik di pencernaan. Sebab, sangat mungkin bakteri baik turut terbunuh saat seseorang mengonsumsi antibiotik
Di seluruh dunia, setidaknya 9-23% orang dewasa mengalami sindrom iritasi usus. Penyebabnya tidak diketahui pasti. Namun, gejala yang muncul adalah kembung, sakit perut, dan aktivitas buang air terganggu.
Kabar baiknya, makanan atau suplemen yang kaya akan Lactobacillus rhamnosus dapat meredakan gejala-gejala itu. Bahkan, uji laboratorium pada tahun 2019 ini menemukan bahwa bakteri L. rhamnosus dapat memperkuat pencernaan.
Namun mengingat uji laboratorium ini dilakukan terhadap binatang, tentu masih perlu uji coba lebih lanjut sebelum merekomendasikan hal sama terhadap manusia.
Sama seperti bakteri probiotik lain, Lactobacillus rhamnosus dapat menjaga kesehatan pencernaan. Sebab, mereka memproduksi asam laktat. Ini dapat mencegah bertahannya bakteri berbahaya di saluran cerna.
Sebagai contoh, L. rhamnosus bisa mencegah pertumbuhan bakteri berbahaya Candida albicans agar tidak berkoloni di dinding usus. Di saat yang sama, bakteri ini juga merangsang tumbuhnya bakteri baik seperti Bacteroides, Clostridia, dan bifidobacteria.
Menariknya lagi, bakteri L. rhamnosus juga meningkatkan produksi asam lemak rantai pendek seperti asetat, butirat, dan propionat. Ini adalah sumber nutrisi penting untuk sel-sel yang melindungi dinding usus besar.
Berlubangnya gigi terjadi karena adanya bakteri jahat dalam mulut. Sebab, bakteri ini memproduksi asam yang perlahan mengikis enamel, lapisan terluar gigi.
Namun, bakteri probiotik yang satu ini memiliki fungsi antimikroba sehingga dapat melawan bakteri berbahaya. Dalam studi Institute of Dentistry dari University of Helsinki, Finlandia, 594 anak yang mengonsumsi susu dengan L. rhamnosus di dalamnya merasakan perbedaan.
Mereka mengonsumsi lima kali dalam seminggu dan hasilnya terlihat setelah tujuh bulan. Kasus gigi berlubang pada anak yang minum susu probiotik lebih sedikit ketimbang yang mengonsumsi susu biasa.
Begitu pula dengan remaja. studi pada tahun 2018 ini mencatat konsumsi permen pelega pernapasan yang mengandung bakteri probiotik berdampak baik. Pertumbuhan bakteri jahat dan risiko radang gusi berkurang secara signifikan. Studi dilakukan terhadap 108 partisipan dari kalangan remaja.
Infeksi saluran kemih umum rentan terjadi pada perempuan. penyebabnya adalah bakteri E. coli dan Staphylococcus saprophyticus. Kabar baiknya, bakteri probiotik seperti Lactobacillus rhamnosus bisa mencegah ISK dengan melawan bakteri jahat dan mengembalikan keseimbangan di vagina.
Analisis dari lima studi oleh tim asal Kanada ini menemukan bahwa beberapa jenis bakteri Lactobacillus seperti L. rhamnosus sangat aman dan efektif dalam mencegah infeksi saluran kemih.
Meski demikian, tidak semua strain bakteri ini ampuh mencegah infeksi saluran kemih. Contohnya, L. rhamnosus GG tidak bisa melekat dengan baik ke dinding vagina sehingga kurang efektif.
Selain kelima manfaat di atas yang telah terbukti lewat studi, ada juga beberapa potensi manfaat lainnya seperti menurunkan berat badan, meningkatkan sensitivitas insulin, mengurangi kolesterol dalam darah, dan mengobati alergi.
Baca Juga
Konsumsi bakteri probiotik Lactobacillus rhamnosus umumnya direkomendasikan bagi yang sedang menjalani pengobatan antibiotik. Mulai dari saat mengonsumsi hingga seminggu setelahnya. Tujuannya untuk mengembalikan keseimbangan bakteri pencernaan.
Terkadang, bakteri probiotik ini juga tersedia dalam produk olahan susu seperti keju dan yogurt.
Namun bagi orang yang menderita penyakit seperti kanker, HIV, dan AIDS sebaiknya menghindari bakteri L. rhamnosus dan probiotik lainnya karena memiliki potensi menyebabkan infeksi.
Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar efek samping dan indikasi interaksi dengan obat jenis lain, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Ditulis oleh Azelia Trifiana
Referensi
Artikel Terkait
Makanan yang pedas, memang menggugah selera bagi banyak orang. Makanan pedas pun populer di Indonesia. Walau begitu, Anda harus berhati-hati. Sebab, makanan pedas ternyata berisiko meningkatkan penyakit demensia, yang menyebabkan penurunan fungsi kognitif otak. Apakah Anda termasuk yang menggilai makanan pedas?
25 Apr 2023
Antara closet duduk dan jongkok mana yang lebih baik? Penelitian mengatakan bahwa posisi jongkok saat BAB lebih sehat dibandingkan dengan posisi duduk. Namun, jika di rumah Anda sudah terlanjur menggunakan closet duduk, Anda bisa menggunakan pijakan kaki untuk membuat posisi Anda seperti jongkok.
19 Nov 2020
Adrenaline rush adalah kondisi saat hormon adrenalin dilepaskan secara tiba-tiba sehingga membuat tubuh seseorang lebih responsif dan mengeluarkan kekuatan di luar kebiasaan, seperti melompat pagar tinggi.
14 Agt 2021
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved