logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Kesehatan Mental

Kupas Habis Penyakit Bipolar dari Penyebab hingga Pengobatan

open-summary

Penyakit bipolar adalah kondisi gangguan mental yang menyebabkan penderitanya mengalami perubahan suasana hati yang ekstrem. Penyakit ini bisa diobati selama didiagnosis sejak dini.


close-summary

Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari

29 Jun 2020

Penyakit bipolar bukanlah gila, kenali faktanya lebih jauh

Penyakit bipolar bisa ditandai dengan mood swing ekstrem

Table of Content

  • Sebenarnya, apa itu penyakit bipolar?
  • Gejala penyakit bipolar secara umum
  • Gejala penyakit bipolar pada pria dan wanita
  • Penyebab penyakit bipolar
  • Penyakit bipolar bisa diobati

Akhir-akhir semakin banyak public figure yang terbuka pada khalayak ramai soal diagnosis penyakit bipolar yang dimiliki. Di satu sisi, banyak orang yang mencibir soal kebenarannya. Namun di sisi lain, pengakuan ini bisa menjadi salah satu momentum untuk meningkatkan kesadaran masyarakat soal kondisi mental.

Advertisement

Masih banyak orang yang salah sangka, menganggap kalau didiagnosis punya gangguan kejiwaan itu pasti kurang waras. Padahal hal tersebut tidak tepat. Orang dengan masalah kejiwaan, termasuk pengidap bipolar, masih bisa menjalankan perannya dengan baik di masyarakat.

Maka dari itu, agar tidak salah sangka, Anda perlu mengenali lebih dalam soal penyakit bipolar. Sehingga jika Anda atau orang terdekat ada yang menunjukkan gejala yang mirip, tidak perlu malu untuk memeriksakan diri ke dokter. Sebab seperti halnya penyakit fisik, penyakit jiwa juga bisa diobati.

Sebenarnya, apa itu penyakit bipolar?

Penyakit bipolar adalah suatu gangguan mental yang membuat pengidapnya mengalami perubahan suasana hati yang ekstrem. Pengidap penyakit ini bisa tiba-tiba merasa begitu senang, semangat, atau punya banyak tenaga lalu tiba-tiba merasa sangat sedih, tidak punya tenaga, kehilangan minat, dan sekelilingnya terasa gelap.

Fase ketika pengidap bipolar mengalami emosi tertingginya disebut sebagai fase mania. Sementara itu, fase saat emosi pengidap sedang rendah-rendahnya disebut sebagai fase depresi.

Pada individu dengan kondisi bipolar, perubahan kedua fase suasana hati ini terjadi begitu ekstrem. Sehingga kehidupan sehari-harinya, seperti pekerjaan, perilaku, hingga siklus tidurnya bisa terganggu.

Penyakit bipolar sendiri bisa dibagi menjadi tiga jenis dan masing-masingnya memiliki tingkat keparahan gejala yang berbeda.

1. Bipolar I

Pada bipolar jenis ini, penderitanya mengalami gejala paling parah di antara jenis lainnya. Fase mania bisa terjadi hingga setidaknya tujuh hari berturut-turut atau terjadi begitu ekstrem hinga pengidapnya harus segera dibawa ke rumah sakit.

Selain itu, fase depresi juga bisa terjadi dan bertahan hingga setidaknya dua minggu. Campuran antara fase mania dan depresi yang ekstrem juga bisa terjadi pada bipolar jenis ini.

2. Bipolar II

Pada bipolar II, gejala yang terjadi tidak separah jenis sebelumnya. Umumnya fase mania tidak terjadi, dan digantikan oleh gejala yang lebih ringan yang disebut sebagai fase hipomania. Namun fase depresi masih bisa terjadi.

3. Cyclothymic disorder

Pada jenis ini, gejala hipomania dan depresi tetap muncul, tapi dalam tingkatan lebih ringan dan dalam jangka waktu yang lama, yaitu setidaknya dua tahun.

Penyakit bipolar biasanya didiagnosis saat pasien berumur remaja atau memasuki usia dewasa muda. Namun, gejala bipolar sudah bisa muncul sejak masa anak-anak.

Gejala penyakit bipolar secara umum

Gejala penyakit bipolar yang muncul bisa berbeda-beda tiap orang, tergantung dari fase yang sedang mereka alami, mania, hipomania, atau depresi. Berikut ini berbagai gejalanya.

• Gejala fase mania

Saat sedang masuk dalam fase mania, pengidap bipolar akan merasakan emosi yang naik secara drastis. Emosi di sini bukan hanya rasa marah, melainkan juga bentuk emosi lain seperti senang, euforia, dan perasaan spontan. Pada fase ini, energi juga akan terasa penuh.

Hal ini membuat orang yang sedang mengalaminya merasa tidak punya rasa takut. Mereka merasa bisa melakukan semua hal yang diinginkan, termasuk tindakan berbahaya dan merugikan, seperti:

  • Berjudi dan menghambur-hamburkan uang
  • Melakukan hubungan seksual dengan siapapun
  • Menyalahgunakan obat-obatan terlarang

• Gejala fase hipomania

Pada fase hipomania, gejala yang muncul hampir mirip dengan fase mania, hanya saja lebih ringan. Peningkatan emosi yang terjadi juga biasanya tidak sampai mengganggu keseharian. Hanya saja, gejala ini cukup terlihat sehingga orang yang mengalaminya bisa menyadarinya.

• Gejala fase depresi

Memasuki fase depresi, emosi akan berbalik 180° dibanding fase mania dan hipomania. Beberapa perasaan yang akan muncul saat fase ini antara lain:

  • Rasa sedih yang mendalam
  • Merasa tidak punya harapan hidup
  • Tidak punya energi
  • Kehilangan minat untuk melakukan hal-hal yang sebelumnya sangat disukai
  • Tidak bisa tidur sama sekali atau justru tidur terus-menerus
  • Muncul pikiran untuk bunuh diri

Gejala penyakit bipolar pada pria dan wanita

Gejala bipolar secara umum bisa sama, tapi karakteristik yang khas pada penyakit ini bisa dibedakan sesuai jenis kelaminnya.

• Gejala bipolar pada pria

Ciri khas pada gejala bipolar yang banyak dialami pria antara lain:

  • Gejala yang dialami biasanya lebih parah
  • Kondisinya seringkali sudah terdiagnosis sejak usia muda
  • Perilaku yang dimiliki saat fase mania lebih ekstrem dibanding wanita
  • Banyak yang berujung pada penyalahgunaan obat-obatan terlarang
  • Pria berisiko lebih tinggi meninggal bunuh diri akibat gejala fase depresi dibanding wanita

• Gejala bipolar pada wanita

Sementara itu pada wanita, gejala depresi yang muncul biasanya memiliki ciri khas berupa:

  • Gejalanya biasanya baru terdiagnosis saat memasuki usia 20an atau 30an.
  • Gejala yang dialami saat fase mania biasanya lebih ringan
  • Lebih sering mengalami gejala fase depresi dibanding mania
  • Mengalami empat kali atau lebih fase depresi dan mania dalam satu tahun
  • Mengidap kondisi lain yang menyertai bipolar, seperti gangguan tiroid, obestias, gangguan kecemasan, dan migrain
  • Berisiko lebih tinggi mengalami kecanduan alkohol akibat bipolar
  • Lebih sering kambuh karena pengaruh hormon

Penyebab penyakit bipolar

Seseorang dinilai bisa mengalami penyakti bipolar karena gabungan berbagai faktor, seperti:

• Genetik

Seseorang yang punya orangtua dengan gangguan bipolar, berisiko lebih tinggi mengalami gangguan serupa. Sehingga, penyakit ini dianggap sebagai salah satu penyakit keturunan.

• Biologis

Sejauh ini, berdasarkan riset yang telah dilakukan, terlihat pola bahwa pengidap bipolar cenderung memiliki ketidakseimbangan zat kimia atau neurotrasnmitter di otak. Selain itu, ketidakseimbangan hormon juga menjadi ciri yang dimiliki banyak orang dengan penyakit ini.

• Lingkungan

Faktor lingkungan seperti kekerasan yang diterima, stres, atau rasa kehilangan yang sangat besar akibat meninggalnya orang terdekat bisa memicu seseorang mengalami gangguan bipolar.

Penyakit bipolar bisa diobati

Untuk bisa mengobati penyakit bipolar, maka pengidap penyakit ini harus berkonsultasi pada dokter spesialis jiwa atau yang sering juga disebut sebagai psikiater. Pada kunjungan pertama, dokter akan berbincang dengan Anda dan melakukan serangkaian tes untuk memastikan diagnosis bipolar.

Lalu, setelah diagnosis dipastikan, dokter akan membuat rencana perawatan yang paling sesuai dengan kondisi Anda.
Bipolar adalah kondisi yang akan terus ada, tapi bukan berarti tidak bisa diobati sama sekali. Anda tetap perlu menjalani perawatan agar frekuensi kekambuhan dan tingkat keparahan gejala bisa berkurang.

Perawatan untuk penyakit bipolar biasanya merupakan gabungan dari beberapa metode, seperti konsumsi obat-obatan yang bisa menyeimbangkan suasana hati, konseling, hingga pengobatan untuk kondisi yang menyertainya, sepert terapi untuk menghentikan kecanduan yang muncul akibat fase mania dan depresi bipolar.

Sementara itu pada penyakit bipolar yang sangat parah, misalnya hingga muncul keinginan untuk bunuh diri atau sudah tidak bisa membedakan realita dan khayalan, perawatan di rumah sakit dibutuhkan.

Baca Juga

  • Perayaan Natal dan Tahun Baru: Saat Angka Bunuh Diri Malah Meningkat
  • Dikira Memotivasi, Ini Dampak Buruk Fat Shaming bagi Korbannya
  • 6 Cara Membangun Resiliensi agar Anda Punya Mental Kuat

Setelah mengetahui berbagai fakta seputar penyakit bipolar, Anda diharapkan dapat lebih sadar akan pentingnya kesehatan mental. Jangan ragu untuk memeriksakan diri ke dokter jiwa apabila Anda merasa punya kecenderungan yang mirip dengan gejala-gejala yang telah disebutkan.

Advertisement

bipolardepresimasalah kejiwaangangguan kepribadian ganda

Ditulis oleh Nina Hertiwi Putri

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved