logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
SehatQ for Corporate
TokoObatArtikelTindakan MedisDokterRumah SakitPenyakitChat DokterPromo
Kesehatan Pria

5 Fakta Kulup dan Penyebabnya Menjadi Ketat

open-summary

Kulup penis yang ketat adalah gangguan yang terjadi pada pria yang belum melakukan prosesi sunat. Infeksi penyakit seksual dapat menjadi salah satu penyebabnya.


close-summary

2023-03-23 16:35:19

| Anita Djie

Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri

Kulup penis yang terlalu ketat sering sekali dialami oleh pria yang belum sunat

Bagi pria yang belum sunat, salah satu permasalahan yang terasa mengganggu adalah kulup penis terlalu ketat

Table of Content

  • Fakta mengenai kulup penis
  • Penyebab kulup penis menjadi terlalu ketat
  • Cara mencegah kulup terlalu ketat (fimosis)
  • Pesan dari SehatQ

Kulup adalah kulit yang membungkus bagian kepala penis dan hanya dapat ditemukan pada pria yang belum disunat. Orang yang belum disunat lebih berpotensi untuk mengalami kulup penis yang terlalu ketat dan sulit ditarik.

Advertisement

Umumnya, kondisi terlalu ketatnya kulup penis hanya dialami oleh bayi dan anak-anak. Simak berbagai fakta menarik soal kulup dan penyebabnya ketika kulitnya menjadi terlalu ketat.

Baca Juga

  • Ereksi pada Penis, Bagaimana Proses Terjadinya?
  • Impotensi di Usia Muda, Kenali Penyebab dan Cara Mengobatinya
  • Penyebab dan Cara Menumbuhkan Jenggot Tipis pada Pria

Fakta mengenai kulup penis

Sebelum membahas lebih lanjut mengenai gangguan medis terkait kulup, ada sejumlah hal umum yang perlu Anda ketahui terlebih dahulu terkait dengan kulit pembungkus kepala penis ini, yaitu:

1. Kulup penis bayi tidak dapat ditarik

Teknik membuka kulup yang benar adalah ditarik ke belakang. Kulup bayi normal biasanya masih menempel dengan kepala penis, sehingga tidak bisa ditarik. Kulit tersebut baru dapat ditarik ketika memasuki masa pubertas. 

Anda sebaiknya tidak menarik kulup penis secara sembarangan. Jika dilakukan terlalu keras, hal ini berpotensi memicu luka, penis nyeri, hingga infeksi. 

2. Kulup yang disunat menurunkan risiko HIV

Sunat adalah tindakan medis untuk memotong kulup penis. Terlepas dari ajaran agama dan budaya tertentu, sunat secara medis memiliki manfaat.

Salah satu manfaat sunat adalah menurunkan risiko infeksi HIV. Akan tetapi, hal ini juga harus tetap diimbangi dengan perilaku seks yang sehat, yakni memakai kondom saat berhubungan intim, dan tidak bergonta-ganti pasangan seksual. 

3. Kulup yang tidak disunat berpotensi kanker 

Sebaliknya, kulit pembungkus kepala penis yang tidak disunat dapat meningkatkan risiko sejumlah penyakit, termasuk kanker penis. Penelitian menunjukkan bahwa kanker penis lebih umum terjadi pada pria yang tidak disunat.

Akan tetapi, kasus kanker penis tergolong jarang terjadi. 

4. Pria yang tidak disunat lebih bisa menikmati seks

Studi tahun 2013 dalam BJU Internasional mengungkapkan bahwa kulup pria dewasa yang tidak disunat memiliki sensitivitas penis yang lebih tinggi. Namun, hal ini dibantah oleh penelitian lainnya yang dirilis pada tahun 2016.

Menurut penelitian yang dimuat dalam Journal of Andrology, tidak ada perbedaan siginifikan antara penis yang disunat maupun tidak terkait sensitivitas penis yang berpengaruh terhadap kenikmatan saat berhubungan seks. 

5. Tidak disunat, penis masih bisa tetap bersih

Kulup yang disunat memang lebih mudah dibersihkan, tapi bukan berarti penis yang tidak disunat tidak bisa dibersihkan.

Anda tetap harus menjaga kebersihan penis, baik disunat ataupun tidak. Setiap kali mandi, upayakan untuk selalu menarik kulup dan membukanya untuk membersihkan. Dengan begitu, Anda akan terhindar dari penyakit kelamin.

Penyebab kulup penis menjadi terlalu ketat

masalah kulup penis
Kulup yang tidak disunat dapat memicu fimosis dan parafimosis

Dalam beberapa kasus, kulup penis yang tidak disunat bisa saja menjadi terlalu ketat dan menyebabkan rasa nyaman. Bahkan, hal ini bisa berdampak serius karena dapat menghambat aliran darah dari dan menuju penis.

Dalam dunia medis, terdapat dua kondisi yang menyebabkan kulit penis menjadi terlalu ketat, yakni:

1. Fimosis

Fimosis merujuk pada kulup penis yang terlalu ketat untuk dapat ditarik melingkupi bagian kepala penis. Fimosis normal terjadi pada anak yang berusia 2-6 tahun.

Fimosis bukanlah hal yang membahayakan, tetapi dapat mengganggu jika menimbulkan rasa sakit, kesulitan buang air kecil, dan bengkak.

2. Parafimosis

Serupa dengan fimosis, parafimosis juga meliputi kulup penis yang tidak dapat kembali ke posisi semula saat ditarik. Pada kondisi ini, bagian kepala penis terasa sakit dan membengkak.

Mengobati kulup bengkak pada kasus parafimosis harus dilakukan secara cepat. Anda akan diminta untuk mengompres kulit tersebut dengan air es, hingga disuntikkan obat hyaluronidase oleh dokter.

Penanganan yang terlambat bisa berdampak serius pada penis, mulai dari infeksi berat hingga kematian jaringan penis (gangren).

Selain fimosis dan parafimosis, kulup penis yang mengetat saat telah berusia dewasa dapat disebabkan oleh banyak hal lainnya, seperti:

  • Balanoposthitis, biasanya disebabkan oleh oleh infeksi jamur kandidiasis dan menyebabkan kulup serta kepala penis membengkak
  • Balanitis, peradangan pada kulup dan kepala penis, yang ditandai dengan rasa sakit saat buang air kecil, kemerahan, rasa gatal, dan bengkak
  • Penyakit menular seksual, seperti gonore, herpes, dan sifilis
  • Kondisi kulit tertentu, seperti eksim, psoriasis, lichen planus, dan lichen sclerosus dapat membuat kulup penis terlalu ketat
  • Usia, elastisitas kulup penis akan menurun seiring bertambahnya usia dan menjadi kaku. Hal ini mungkin menyebabkan kulit sulit ditarik kembali
  • Cedera pada kulup penis, akibat penarikan kulup penis secara sembarangan

Cara mencegah kulup terlalu ketat (fimosis)

Membersihkan penis dapat mencegah kulup terlalu ketat
Kulup penis yang mengetat juga bisa disebabkan oleh infeksi menular seksual

Untuk mencegah kulup penis menjadi terlalu ketat dan tak bisa ditarik (fimosis), Anda perlu senantiasa menjaga kebersihan penis. Pastikan Anda selalu menarik kulup ke belakang dengan hati-hati untuk membersihkannya. Sebaiknya, Anda tidak menggunakan sabun yang mengandung pewangi untuk meminimalisir risiko iritasi. 

Hindari juga penggunaan deodoran dan bedak talc pada penis karena deodoran dan bedak talc dapat memicu iritasi pada kulit di kulup penis. Segera tangani infeksi di penis atau kulup penis untuk mengurangi risiko munculnya jaringan parut yang dapat mengakibatkan kulup penis mengetat.

Selain itu, melakukan sunat juga bisa membantu mencegah masalah kulup penis yang terlalu ketat seperti fimosis. Saat ini, sudah banyak tersedia metode sunat yang nyaman dan minim risiko efek samping.

Pesan dari SehatQ

Anda bisa berdiskusi dengan dokter untuk menentukan langkah pencegahan paling tepat.

Jika sungkan bertanya mengenai sunat atau kulup penis yang terlalu ketat secara langsung, Anda bisa menggunakan fitur chat dokter melalui aplikasi SehatQ. Download sekarang juga di App Store dan Google Play

Advertisement

kelamin laki-lakipenyakit priafimosisparafimosiskulup peniskesehatan pria

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Metode Pembayaran

Bank BCABank MandiriBank BNIBank Permata
Credit Card VisaCredit Card Master CardCredit Card American ExpressCredit Card JCBGopay

Fitur

  • Toko
  • Produk Toko
  • Kategori Toko
  • Toko Merchant
  • Booking
  • Promo
  • Artikel
  • Chat Dokter
  • Penyakit
  • Forum
  • Review
  • Tes Kesehatan

Perusahaan

Follow us on

  • FacebookFacebook
  • TwitterTwitter
  • InstagramInstagram
  • YoutubeYoutube
  • LinkedinLinkedin

Download SehatQ App

Temukan di APP StoreTemukan di Play Store

Butuh Bantuan?

Jam operasional: 07.00 - 20.00

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved