Korea Selatan ramai dengan kasus penyakit SFTS yang disebarkan oleh kucing liar. Penyakit ini disebut-sebut mematikan. Simak gejala dan pencegahan yang bisa dilakukan.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
16 Jul 2023
Penyakit severe fever with thrombocytopenia syndrome (SFTS) diduga disebarkan oleh kucing liar
Table of Content
Umumnya, melakukan kontak dengan kucing yang sehat tidak membahayakan manusia, termasuk kucing liar. Namun, baru-baru ini di Korea Selatan muncul kembali kasus penyakit mematikan yang diduga disebarkan oleh kucing liar, yaitu severe fever with thrombocytopenia syndrome (SFTS).
Advertisement
Ketahui lengkapnya mengenai gejala serta pencegahan penyakit SFTS dalam artikel ini.
Pada Senin (10/07) Otoritas Kesehatan Korea Selatan menyatakan adanya kasus baru wanita yang terjangkit sindrom trombositopenia, alias severe fever with thrombocytopenia syndrome (SFTS).
Ini adalah penyakit yang ditularkan dari kutu setelah wanita tersebut melakukan kontak dengan kucing liar di Pulau Jeju. Dalam laporan, empat hari sebelum dinyatakan positif, pasien tidak melakukan aktivitas di luar ruangan selain mengelus kucing liar.
SFTS atau sindrom trombositopenia adalah infeksi virus yang ditularkan melalui gigitan kutu kucing, yang menyebabkan kadar trombosit seseorang di bawah normal. Kondisi ini bisa menyebabkan seseorang berisiko mengalami perdarahan.
Selain lewat kutu kucing, virus juga mungkin terbawa oleh hewan liar lainnya, seperti rusa, babi hutan, sapi, kambing, dan domba. Mengutip laman CDC Taiwan, penularan SFTS tak hanya berasal dari gigitan kutu saja.
Virus ini bisa juga menular lewat kontak langsung dengan cairan tubuh atau darah yang terinfeksi.
Penyakit ini muncul pertama kali di Tiongkok pada tahun 2011 dan di Taiwan pada tahun 2019.
Di Korea Selatan, kasus SFTS pertama terdeteksi pada tahun 2013. Hingga tahun 2022, ada sebanyak 1697 pasien yang mengalami infeksi, dengan tingkat kematian sebesar 18,7%.
Dalam satu jurnal lainnya, memaparkan identifikasi tiga pasien lainnya di Bangkok, Thailand. Untuk itu, masyarakat di Asia perlu lebih waspada dengan penyakit mematikan yang bisa disebarkan oleh kucing liar.
Berikut adalah kemungkinan gejala utama SFTS dalam minggu pertama setelah infeksi:
Umumnya, pada minggu ketiga sebagian besar pasien bisa sembuh. Namun, pada kasus yang parah pasien bisa mengalami perdarahan, gagal ginjal, kerusakan hati, hingga kematian.
Tingkat kematian penyakit infeksi SFTS adalah sekitar 5-15%.
Hingga kini, belum ada pengobatan untuk mengatasi infeksi STFS. Begitu juga dengan vaksin untuk mencegah serta mengurangi gejala apabila terinfeksi.
Beberapa pilihan pengobatan yang mungkin diberikan salah satunya adalah donor komponen darah tertentu untuk mencegah komplikasi pendarahan. Antivirus juga mungkin saja diberikan, walau belum banyak bukti cara ini ampuh.
Meski demikian, ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk mencegah risiko infeksi, seperti:
Apabila kamu mempunyai hewan peliharaan khususnya kucing, jangan lupa memberikan vaksin kucing. Selain itu, mandikan secara rutin dan berikan obat kutu.
Tidak ada salahnya untuk lebih waspada terhadap kucing peliharaan maupun kucing liar.
Tanpa disadari, kucing bisa membawa kuman berbahaya yang bisa menyebabkan penyakit pada manusia.
Misalnya, infeksi bakteri dari kotoran atau cakaran kucing serta gigitan kutu yang mengakibatkan diare, cacingan, infeksi kulit, pes, pneumonia, rabies, hingga penyakit otak.
Segera pergi ke dokter saat mencurigai adanya gejala STFS. Informasikan kepada dokter tentang riwayat gigitan kutu setelah beraktivitas di lingkungan epidemi.
Advertisement
Ditulis oleh Atifa Adlina
Referensi
Artikel Terkait
Sebagai bagian dari sistem endokrin, kelenjar tiroid berperan dalam memproduksi hormon yang mengendalikan metabolisme tubuh seseorang. Ketika tiroid memproduksi hormon dengan tidak seimbang, bisa terjadi gangguan seperti gondok, penyakit Graves, hingga Hashimoto.
11 Sep 2020
Kekurangan vitamin B, dari B1 sampai B12 dapat memunculkan tanda dan gejala seperti merasa lelah, bibir pecah-pecah, hingga kebingungan. Cara mencegahnya adalah dengan makan makanan sehat.
3 Des 2019
Terdapat sejumlah pantangan penyakit campak pada anak yang perlu dihindari agar gejalanya tidak semakin parah, mulai dari beraktivitas terlalu banyak di luar rumah, bersin sembarangan, jarang mencuci tangan, hingga kurang minum.
12 Agt 2023
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved