Krisis identitas adalah kondisi ketika orang merasa tidak yakin mengenai siapa dan apa dirinya. Hal ini dapat terjadi setelah ia mengalami perubahan besar dalam hidup atau karena faktor usia. Bagaimanakah mengenali dan mengatasinya?
7 Apr 2023
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Krisis identitas bisa diawali dengan perasaan meragukan diri sendiri
Table of Content
Akhir-akhir ini, apakah Anda sering mempertanyakan banyak hal tentang diri Anda, misalnya tujuan Anda dalam hidup? Lalu apakah Anda selalu bingung dengan ‘panggilan hidup’ Anda yang sesungguhnya?
Advertisement
Jika jawaban Anda adalah iya, mungkin saja Anda sedang mengalami kondisi mental yang disebut krisis identitas.
Istilah krisis identitas pertama kali dicetuskan oleh Erik Erikson, seorang psikolog dan psikoanalis asal Jerman.
Ia berteori bahwa tantangan psikologis seperti ini tidak hanya dapat dialami oleh remaja, tetapi juga orang paruh baya. Artinya, identitas merupakan sesuatu yang terus tumbuh sepanjang hidup saat seseorang menghadapi tantangan baru dan berhasil mengatasi berbagai masalah.
Erikson juga percaya bahwa pengembangan kepribadian seseorang bergantung pada apakah ia dapat menyelesaikan konflik dengan baik dalam kehidupannya atau tidak.
Krisis identitas adalah ketika Anda mempertanyakan siapa diri Anda atau identitas diri. Biasanya, kondisi ini muncul ketika seseorang tengah mengalami perubahan besar dalam hidupnya. Beberapa contoh perubahan tersebut meliputi:
Kondisi krisis identitas juga umum dialami oleh orang dengan masalah mental. Misalnya, depresi, bipolar, dan gangguan kepribadian ambang (borderline personality disorder).
Baca Juga
Termasuk hal yang normal jika Anda mempertanyakan siapa diri Anda dan apa yang sebenarnya Anda inginkan dalam hidup. Namun bila Anda diterpa berbagai pertanyaan eksistensi tersebut saat sedang menghadapi perubahan besar atau tekanan dalam hidup, Anda mungkin sedang mengalami krisis identitas.
Secara spesifik, sederet gejala berikut dapat menandakan seseorang tengah mengalami krisis identitas:
Seperti jenis krisis lainnya, krisis identitas juga dapat berdampak pada kesehatan mental. Terus-menerus memandang diri Anda secara negatif hanya akan membuat Anda merasa lemah, bahkan meningkatkan risiko depresi.
Jika Anda merasa mengalami krisis identitas yang disertai gejala depresi, segera cari bantuan dengan pergi ke psikolog atau psikiater. Seseorang dicurigai mengalami depresi apabila ia menunjukkan gejala-gejala di bawah ini selama lebih dari dua minggu:
Meski bisa membuat Anda stres, krisis identitas sesungguhnya diperlukan agar Anda lebih mengenal diri sendiri dan tumbuh menjadi manusia yang lebih baik. Agar dapat melewati tantangan psikologis ini dengan lebih mudah, Anda bisa melakukan beberapa hal berikut:
Luangkan waktu untuk benar-benar melihat ke dalam diri. Anda tidak selalu harus memiliki jawabannya sekarang juga. Yang penting, Anda berusaha untuk terus menggali dan mengenal diri sendiri.
Sebagai contoh, jika Anda tengah mengalami perubahan besar, coba tanyakan pada diri sendiri apakah Anda puas dengan perubahan tersebut. Lalu bagaimana cara Anda bisa menghadapinya dengan lebih baik.
Terkadang, orang terlalu fokus pada satu hal yang tidak menyenangkan, dan melupakan hal-hal lain yang lebih berharga. Bila Anda selalu berkutat dengan urusan negatif dan lupa untuk memberikan hal-hal yang positif pada diri sendiri, bisa jadi ini alasan mengapa Anda mengalami krisis identitas.
Terimalah fakta bahwa Anda tidak dapat mengendalikan semua yang terjadi dalam hidup. Tapi Anda selalu bisa memilih untuk lebih bahagia dan positif.
Karena itu, mulailah mencari hal-hal yang menurut Anda bisa membuat Anda lebih bersemangat. Contohnya, melakukan hobi baru, bertemu dengan komunitas atau orang baru, dan cara lainnya.
Dukungan dari orang-orang tercinta akan membuat Anda lebih kuat dalam menghadapi perubahan hidup maupun stres. Kata-kata motivasi, pelukan, dan kebersamaan dapat merangsang Anda untuk lebih percaya pada diri sendiri dan meyakinkan Anda supaya bisa melewati segala krisis ini.
Tak hanya dari pasangan, teman, dan anggota keluarga, Anda juga bisa mendapatkan dukungan dari teman satu komunitas, terapis, dan lainnya.
Krisis identitas dapat dialami oleh semua orang dari segala usia. Meski dapat membuat Anda merasa hampa atau frustrasi, kondisi ini sebenarnya bisa membantu Anda untuk lebih mengenal diri sendiri.
Jika Anda tengah mengalami perubahan besar dalam hidup yang membuat Anda tertekan, bicarakan dengan orang yang Anda percayai. Anda juga dapat berkonsultasi dengan psikolog untuk membantu Anda dalam menyelesaikan apa yang sedang terjadi dalam hidup Anda.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Baru-baru ini, Rachel Vennya mengakui bahwa suaminya, Niko Al Hakim, didiagnosis mengidap generalized anxiety disorder. Kenali gangguan tersebut berserta penyabab, dan gejalanya di sini.
Workaholic memiliki risiko yang besar untuk terkena serangan jantung dan stroke. Seorang bisa dikatakan workaholic jika bekerja lebih dari 55 jam satu minggu.
Baby blues syndrome adalah perasaan sedih yang mempengaruhi mood ibu pascamelahirkan. Kondisi ini perlu diwaspadai ketika menjadi depresi postpartum atau depresi setelah melahirkan yang lebih berbahaya.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved