Kortikosteroid adalah obat yang bisa mengatasi peradangan. Obat ini juga mampu melemahkan sistem imun untuk penyakit tertentu. Ketahui efek samping dan peringatan terkait penggunaannya.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
16 Mar 2020
Obat kortikosteroid dikonsumsi untuk mengatasi peradangan maupun menekan sistem imun
Table of Content
Dalam menangani peradangan, ada beberapa kelas obat yang mungkin akan diresepkan dokter. Salah satunya yakni kortikosteroid atau sering disingkat steroid. Apa saja kondisi yang bisa diatasi obat-obat kortikosteroid?
Advertisement
Kortikosteroid adalah kelas obat-obatan yang dikonsumsi untuk meredakan peradangan dalam tubuh. Obat ini juga digunakan untuk melemahkan aktivitas sistem imun seseorang dalam beberapa kondisi medis tertentu.
Kortikosteroid menyerupai hormon kortisol, jenis hormon yang diproduksi oleh kelenjar adrenal. Sering dikenal sebagai hormon stres, kortisol berperan dalam berbagai fungsi tubuh, seperti metabolisme, respons imun, dan respons stres.
Kortikosteroid sering disingkat dan disebut sebagai steroid. Walau begitu, penting untuk diketahui bahwa kortikosteroid tidak sama dengan steroid anabolik yang populer dalam binaraga.
Kortikosteroid merupakan obat resep. Dokter mungkin akan meresepkan kortikosteroid pada kondisi-kondisi berikut ini:
Kortikosteroid dapat menekan atau melemahkan sistem imun. Pelemahan sistem imun diperlukan bagi pasien cangkok organ untuk mengurangi risiko penolakan tubuh terhadap organ yang didonorkan. Sistem imun melihat organ sebagai benda asing yang membuat penolakan tersebut terjadi.
Peradangan terjadi ketika sel darah putih berusaha melindungi tubuh dari infeksi dan benda-benda asing. Apabila peradangan menimbulkan kerusakan pada organ tubuh, pasien sebaiknya mengonsumsi kortikosteroid. Kortikosteroid digunakan untuk mengatasi kondisi tersebut.
Sistem imun memang sangat vital untuk melawan infeksi dan benda asing. Hanya saja, pada penyakit autoimun, sistem imun pasien berbalik arah menyerang tubuh sendiri. Kortikosteroid dapat mengurangi dan menekan aktivitas sistem imun tersebut.
Penyakit Addison dapat terjadi ketika tubuh tidak menghasilkan hormon kortisol yang cukup. Obat-obatan kortikosteroid dapat bekerja layaknya hormon kortisol tersebut.
Secara garis besar, obat-obatan kortikosteroid dapat bersifat sistemik atau bersifat lokal. Kortikosteroid lokal bekerja dengan menargetkan bagian spesifik di tubuh. Obat ini bisa diberikan pada pasien, berupa:
Sementara itu, steroid sistemik bekerja dengan bergerak melalui aliran darah untuk mengobati beberapa bagian di tubuh. Kortikosteroid sistemik dapat berupa obat oral, diberikan secara intravena, atau menggunakan jarum yang dipenetrasikan ke otot.
Beberapa jenis obat kortikosteroid yang umum diresepkan dokter, yaitu"
Efek samping kortikosteroid sebagian besar terjadi karena konsumsi kortikosteroid oral. Namun, kortikosteroid topikal, hirup, dan injeksi, juga bisa menimbulkan efek samping tertentu.
Efek samping kortikosteroid mungkin tak dirasakan oleh semua orang. Munculnya efek samping tersebut dapat berbeda sesuai dengan kondisi masing-masing pasien. Konsumsi obat dosis tinggi atau untuk jangka panjang juga bisa menimbulkan kemungkinan efek samping.
Diskusikan dengan dokter terkait plus dan minus kortikosteroid. Penggunaan jangka pendek mungkin tak terlalu menimbulkan efek samping. Namun, penggunaan jangka panjang berisiko menimbulkan kondisi medis lain.
Konsultasikan pula mengenai pemberian dosis obat. Menaikkan atau menurunkan dosis steroid perlu dilakukan secara bertahap atas saran dokter. Selain itu, berikut hal-hal yang patut untuk dipertimbangkan:
Baca Juga
Kondisi medis tertentu bisa berpengaruh terhadap penggunaan kortikosteroid. Dalam berkonsultasi sebelum konsumsi kortikosteroid, selalu sampaikan penyakit yang Anda derita kepada dokter, terutama:
Kortikosteroid juga bisa berinteraksi dengan obat lain. Walau begitu, risiko interaksi tersebut rendah pada jenis injeksi atau semprot.
Konsultasikan dengan baik pada dokter terkait cara menggunakan obat kortikosteroid dengan benar. Misalnya, beberapa jenis obat kortikosteroid tidak bisa dikonsumsi berbarengan dengan makanan tertentu, seperti jus buah. Rokok dan alkohol juga bisa berinteraksi dengan beberapa kortikosteroid.
Kortikosteroid merupakan obat yang dapat mengendalikan peradangan dan melemahkan sistem imun. Seperti obat lain, obat-obat kortikosteroid pun dapat menimbulkan efek samping. Diskusikan dengan rinci bersama dokter terkait plus dan minus kortikosteroid, sebelum Anda mengonsumsinya.
Advertisement
Ditulis oleh Arif Putra
Referensi
Artikel Terkait
Alergi air merupakan salah satu penyakit yang tidak dapat Anda sepelekan dampaknya. Gejala dari penyakit ini bisa berbentuk ruam pada area mulut hingga sesak napas.
27 Apr 2023
Miastenia gravis merupakan gangguan autoimun yang terjadi pada otot dan saraf. Gejala yang dialami penderita myasthenia gravis adalah lemahnya otot mata, wajah, tenggorokan, leher, hingga tangan dan kaki.
20 Apr 2023
Penderita lupus tidak hanya membutuhkan obat antiinflamasi, tetapi juga obat untuk mengatasi ruam-ruam kulit di wajah. Kortikosteroid menjadi salah satu obat antiinflamasi yang bisa digunakan untuk mengatasi gangguan kulit.
1 Jul 2019
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved