Sebenarnya, ibu hamil sah-sah saja mengonsumsi minuman probiotik. Namun tentunya, perlu berdiskusi dengan dokter spesialis kandungan tentang jenis dan dosis yang aman.
13 Agt 2021
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Tak perlu khawatir mengonsumsi minuman probiotik saat hamil
Table of Content
Sedang hamil namun ingin mengonsumsi minuman probiotik? Sebenarnya, ibu hamil sah-sah saja mengonsumsinya.
Advertisement
Namun tentunya, ibu hamil perlu berdiskusi dengan dokter spesialis kandungan tentang jenis dan dosis yang aman. Terlebih jika ada jenis obat lain yang sedang dikonsumsi.
Untuk mengetahui lebih jauh tentang keamanan minuman probiotik dan suplemen lain untuk ibu hamil, kenali dulu apa itu probiotik. Ini adalah organisme hidup yang ada di makanan atau minuman seperti yogurt, kefir, tempe, dan kombucha. Selain itu, banyak juga jenis suplemen mengandung probiotik.
Dua jenis probiotik paling populer adalah Lactobacillus dan Bifidobacterium. Mereka punya kemampuan adaptasi andal di lingkungan bersifat asam. Dengan demikian, aman dan efektif hingga jangka panjang.
Jadi, ibu hamil tak perlu khawatir tentang konsumsi probiotik dalam bentuk suplemen maupun minuman. Sebab, masih dalam kategori aman dan tidak ada efek samping yang mengancam.
Sebuah studi tim asal Kanada memperkuat hal ini. Dari ulasan terhadap 49 jurnal ini, diketahui konsumsi suplemen selama hamil tidak meningkatkan risiko kehamilan prematur atau komplikasi lain baik bagi ibu maupun janin.
Ini berlaku pula ketika nanti ibu hamil telah menyusui. Konsumsi minuman probiotik dan suplemen dalam bentuk lain juga masih bisa ditoleransi.
Ada ulasan yang masih baru pada tahun 2020 lalu dari peneliti asal Spanyol. Ibu hamil yang mengonsumsi probiotik tidak mengalami efek samping.
Ada tiga kasus efek samping namun itu berkaitan dengan konsumsi probiotik pada bayi. Dua di antaranya terjadi pada bayi dengan berat badan lahir rendah. Satu lagi pada kasus serupa setelah prosedur operasi.
Bagi ibu hamil, suplemen probiotik bisa memberikan beragam manfaat, seperti:
Penting untuk menjaga kesehatan sistem pencernaan, termasuk ketika sedang mengandung. Kabar baiknya, probiotik dapat menyeimbangkan kadar bakteri baik dan bakteri jahat di pencernaan.
Dalam studi tim University Hospital Hvidovre, Denmark, terhadap 49 ibu hamil dengan obesitas, mereka yang mengonsumsi suplemen probiotik sejak usia kehamilan 17 minggu memiliki bakteri baik lebih banyak. Jenisnya adalah lactobacilli, bifidobacteria, dan S. salivarius.
Ada potensi menjanjikan lain dari mengonsumsi minuman probiotik dan suplemen. Sebab, dapat mengurangi risiko persalinan prematur dan komplikasi kehamilan lainnya. Artinya, rentang masa kehamilan lebih panjang.
Tak hanya itu, temuan tim peneliti asal China menemukan bahwa konsumsi probiotik menurunkan risiko kematian janin secara signifikan.
Ibu hamil yang mengonsumsi probiotik dapat mengurangi risiko eksim baik pada ibu dan bayi. Termasuk ketika bayi tumbuh besar. Sejalan dengan hal ini, World Allergy Organization merekomendasikan konsumsi probiotik bagi ibu hamil yang punya riwayat alergi.
Pembuktian seputar manfaat ini terus dielaborasi hingga kini. Menariknya, banyak temuan bahwa risiko eksim pada bayi dan anak-anak menurun setelah konsumsi suplemen probiotik. Keluhan eksim biasanya ditandai dengan kulit gatal dan kemerahan.
Ada juga klaim bahwa suplemen probiotik dapat mencegah depresi dan kecemasan berlebih. Hanya saja, meski ada spekulasi tentang beberapa strain probiotik punya efek ini, tidak semua studi menunjukkan hasil serupa.
Sebagai contoh, studi terhadap 380 ibu hamil ini memperlihatkan risiko depresi dan cemas berlebih lebih rendah. Terutama dalam periode minggu ke-14 kehamilan hingga 6 bulan setelah melahirkan. Namun, studi ini digagas oleh perusahan suplemen sehingga hasilnya mungkin tidak objektif.
Memperkuat hal itu, ada pula studi pada tahun 2020 ini menunjukkan konsumsi Lactobacillus rhamnosus GG dan Bifidobacterium lactis BB12 tidak memberikan efek apa-apa terhadap kesehatan mental ibu hamil.
Suplemen probiotik dapat menurunkan kadar gula darah dan insulin saat hamil. Ini dapat mengoptimalkan kesehatan ibu hamil serta menurunkan risiko komplikasi. Hal ini tentu bermanfaat utamanya bagi ibu hamil dengan diabetes gestasional.
Selain itu, konsumsi minuman probiotik maupun suplemen juga bisa menurunkan risiko diabetes gestasional. Utamanya bagi ibu hamil berusia di atas 35 tahun atau pernah memiliki riwayat serupa.
Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa konsumsi probiotik bagi ibu hamil cukup aman. Bahkan, ada beberapa potensi yang sangat baik untuk kesehatan bumil.
Manfaatnya bisa semakin signifikan pada ibu hamil yang memiliki masalah sindrom iritasi usus atau memiliki riwayat diabetes gestasional. Begitu pula dengan ibu hamil yang rentan mengalami alergi.
Ada pula anggapan bahwa probiotik dapat mengurangi komplikasi kehamilan. Namun, buktinya tidak kuat betul untuk dijadikan rekomendasi kepada semua ibu hamil.
Terlepas dari itu, bermanfaat bukan berarti wajib dikonsumsi. Ada suplemen yang lebih penting seperti asam lemak omega-3 yang penting untuk kesehatan janin. Mengonsumsi makanan bergizi dan kaya nutrisi tentu juga sangat penting.
Baca Juga
Tambahkan pula makanan kaya prebiotik, yaitu serat yang baik untuk bakteri baik di pencernaan. Bukan hanya bermanfaat, makanan semacam ini juga dapat mencegah konstipasi.
Rekomendasi berapa dosis dan jenis suplemen yang sebaiknya dikonsumsi, tentu berbeda pada setiap orang. Tiap kehamilan punya beragam faktor yang perlu dipertimbangkan.
Jika Anda ingin tahu lebih lanjut seputar cara aman konsumsi suplemen probiotik, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Kebiasaan dan faktor lingkungan tanpa disadari bisa mengganggu kesehatan telinga. Jangan terus menerus membuat telinga terpapar suara kencang karena dapat membuatnya “lelah” dan berisiko mengalami masalah medis. Ketahui cara menjaga kesehatan telinga Anda.
Hiperemesis gravidarum adalah salah satu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan mual muntah berlebih. Ini penyebab hiperemesis gravidarum dan gejalanya yang perlu diwaspadai.
Memasuki trimester kedua kehamilan, perkembangan janin dalam kandungan akan lebih terasa signifikan. Pada masa ini Anda mulai dapat mengetahui jenis kelamin bayi dan merasakan tendangan.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved