Koma adalah suatu keadaan ketika seseorang tidak sadar dalam waktu yang berkepanjangan. Kondisi ini mengancam jiwa sehingga sebagian orang tidak terselamatkan.
Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari
14 Agt 2019
Koma membuat orang tidak sadarkan diri dan tidak responsif terhadap lingkungannya
Table of Content
Penggambaran kondisi kritis dan koma sering kita saksikan di televisi atau bioskop. Penggambaran yang terlalu dramatis tersebut tidak sepenuhnya tepat dalam merepresentasikan kondisi kritis dan koma.
Advertisement
Koma merupakan suatu keadaan ketika seseorang tidak sadar dalam waktu yang berkepanjangan. Kondisi ini membuat penderitanya terlihat seperti tertidur lama.
Tingkat kesadaran seseorang dinilai dengan GCS atau Glasgow Coma Scale. GCS adalah skala neurologi yang digunakan untuk mengukur tingkat kesadaran, dan koma merupakan tingkat kesadaran terberat.
Saat mengalami koma, seseorang tidak dapat berbuat apa-apa dan memberikan respons terhadap sekelilingnya, namun masih dapat mendengar orang di sekitarnya.
Koma diakibatkan oleh cedera pada otak yang dapat disebabkan oleh berbagai masalah. Cedera tersebut bisa bersifat sementara ataupun permanen. Lebih dari 50% kasus koma berkaitan dengan trauma kepala atau gangguan sistem sirkulasi otak. Berikut berbagai masalah yang dapat menyebabkan kondisi kritis dan koma:
Cedera kepala berat bisa mengakibatkan pembengkakan dan pendarahan pada otak. Kondisi tersebut menyebabkan terjadinya penekanan pada batang otak sehingga merusak bagian otak yang berfungsi untuk mengatur kesadaran. Rusaknya bagian otak tersebut adalah salah satu penyebab koma.
Tumor otak adalah pertumbuhan sel yang tidak normal pada otak. Tumor di otak atau batang otak dapat menyebabkan koma. Bukan hanya itu, tumor juga bisa menyebabkan pendarahan di otak yang memicu terjadinya koma.
Stroke disebabkan oleh penyumbatan pembuluh darah atau pecahnya pembuluh darah. Kondisi ini mengakibatkan pasokan darah ke otak menjadi terhalang atau berkurang sehingga menyebabkan terjadinya koma.
Pada penderita diabetes, kadar gula darah yang terlalu tinggi (hiperglikemia), ataupun terlalu rendah (hipoglikemia), yang berlangsung lama dapat menyebabkan terjadinya koma. Namun, jenis koma ini biasanya dapat membaik jika kadar gula darah diperbaiki.
Oksigen sangat penting untuk menjaga fungsi otak. Jika pasokan oksigen berkurang atau terputus (hipoksia), misalnya karena serangan jantung, tenggelam, atau tersedak, maka dapat menyebabkan terjadinya koma.
Infeksi seperti meningitis dan ensefalitis mampu menyebabkan peradangan otak, sumsum tulang belakang, ataupun jaringan yang mengelilingi otak. Infeksi yang parah bahkan bisa mengakibatkan kerusakan otak dan koma.
Kejang tunggal, atau yang hanya sekali, terjadi jarang menyebabkan koma. Namun, kejang yang terjadi berulang bisa menyebabkan ketidaksadaran dan koma berkepanjangan. Hal ini terjadi karena kejang berulang dapat mencegah otak untuk pulih dari kejang sebelumnya.
Zat yang masuk ke dalam tubuh dapat terakumulasi sebagai racun jika tubuh gagal membuangnya dengan benar. Paparan racun pada tubuh, seperti karbon monoksida dan timbal, dapat menyebabkan kerusakan otak dan koma.
Overdosis obat-obatan atau alkohol dapat menyebabkan koma. Hal ini disebabkan karena obat-obatan dan alkohol dalam jumlah yang besar bisa mengganggu fungsi neuron (sistem saraf) di otak.
Penyebab koma memang bermacam-macam, maka dari itu Anda tentu harus berhati-hati. Ketika mengalami koma, seseorang tidak dapat berkomunikasi sehingga ia tak dapat mengatakan apa yang dirasakannya. Namun, ada tanda-tanda koma yang dapat Anda perhatikan, di antaranya:
Baca Juga
Komplikasi yang mungkin timbul akibat koma, yaitu dekubitus atau luka pada area punggung bawah karena berbaring terlalu lama, infeksi kandung kemih, dan gumpalan darah di kaki.
Sebagian orang yang mengalami koma tidak terselamatkan, namun sebagian yang lain bisa pulih secara bertahap. Beberapa orang yang pulih dari koma mempunyai potensi cacat besar atau kecil.
Perawatan untuk orang koma tergantung pada penyebabnya. Orang terdekat, seperti keluarga atau pasangan, tentu harus memberikan informasi yang lengkap pada dokter untuk membantu menentukan penyebab orang tersebut koma.
Dokter akan menjaga pernapasan pasien koma dengan alat bantu pernapasan agar jumlah oksigen yang mencapai otak bisa maksimal. Selain itu, jika pasien memiliki diabetes atau infeksi otak, maka dokter akan memberikan glukosa atau antibiotik yang disuntikkan.
Kemudian, bila ditemukan adanya pembengkakan otak, maka bedah mungkin diperlukan untuk mengurangi tekanannya. Dalam perawatan pasien koma, bukan hanya bantuan medis yang diperlukan, namun orang terdekat juga harus selalu memberi dukungan pada pasien koma agar dapat segera bangun dari ‘tidurnya’. Hal ini dapat dilakukan dengan menggenggam tangannya atau membisikan kata-kata di telinganya.
Advertisement
Ditulis oleh Dina Rahmawati
Referensi
Artikel Terkait
Mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin merupakan langkah awal memenuhi nutrisi untuk penderita stroke. Hindari juga makanan yang mengandung banyak gula, garam, dan melalui proses yang panjang.
14 Agt 2021
Hormon-hormon pada masa kehamilan memicu terjadinya diabetes gestasional, yang dapat membahayakan ibu dan hamil. Salah satunya adalah estrogen.
8 Mei 2019
Cedera kepala merupakan hal yang perlu segera ditangani sebelum berdampak fatal. Pebalap tanah air, Afridza Munandar, meninggal dunia akibat cedera kepala saat bertanding di sirkuit Sepang, Malaysia.
4 Nov 2019
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved