Presbikusis adalah penurunan kemampuan mendengar yang dialami lansia. Semakin tua, risiko pendengaran berkurang akan semakin tinggi. Namun sebenarnya, usia bukan satu-satunya faktor yang memengaruhi. Ada banyak hal yang bisa jadi faktor risiko kondisi ini.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
14 Jun 2019
Berkurangnya pendengaran pada lansia juga disebut sebagai presbikusis
Table of Content
Para lansia mungkin sudah menyadari, bahwa pendengaran berkurang seiring bertambahnya usia adalah hal yang wajar terjadi. Sebab, kondisi ini sering dianggap angin lalu, dan dibiarkan tanpa menjalani pemeriksaan maupun perawatan.
Advertisement
Padahal, berkurangnya pendengaran pada lansia, dapat mengurangi kualitas hidup. Kondisi ini dipercaya berkaitan dengan perasaan terisolasi secara sosial, depresi, rendahnya rasa percaya diri, dan kesulitan menjalani aktivitas sehari-hari.
Baca Juga
Berkurangnya pendengaran pada lansia bisa juga disebut presbikusis. Kondisi ini umumnya terjadi sangat perlahan. Sehingga tidak heran, banyak lansia yang tidak menyadari adanya gangguan pendengaran.
Berbeda dari tuli konduktif yang umumnya bisa dipulihkan, melalui perawatan terhadap penyebabnya, berkurangnya pendengaran pada lansia, merupakan kondisi yang berbeda. Presbikusis masuk ke dalam jenis tuli sensorineural, yang umumnya akan terjadi secara permanen.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan mendengar pada lansia. Selain perubahan yang terjadi pada struktur telinga, pendengaran juga bisa berkurang akibat paparan jangka panjang dari suara yang keras.
Paparan suara keras dalam jangka panjang, dapat menyebabkan rusaknya sel-sel rambut di telinga yang berguna untuk membantu pendengaran. Sel rambut yang sudah rusak, tidak dapat tumbuh kembali. Akibatnya, gangguan pendengaran dapat terjadi secara permanen.
Tidak hanya itu, kondisi lain berikut ini bisa menyebabkan berkurangnya pendengaran pada lansia.
Perawatan dilakukan berdasarkan tingkat keparahan gangguan yang dialami penderita gangguan pendengaran. Mulai dari alat bantu dengar hingga latihan membaca bibir, berikut ini perawatan yang bisa dilakukan pada lansia, yang mengalami penurunan kemampuan mendengar.
Biasa ditempatkan di bagian belakang telinga, alat ini dapat membuat suara terdengar lebih keras bagi yang menggunakannya. Terdapat berbagai jenis alat bantu dengar. Sehingga, untuk mengetahui jenis yang paling tepat, Anda perlu mengonsultasikannya pada dokter spesialis THT.
Alat ini akan ditanamkan di bagian dalam telinga melalui proses operasi. Jika gangguan pendengaran yang dialami cukup parah, maka dokter mungkin merekomendasikan untuk memasangnya di kedua telinga.
Latihan ini dilakukan agar para lansia yang memiliki kesulitan untuk mendengar, tetap dapat berkomunikasi dengan lancar. Dengan melatih kemampuan ini, lansia akan bisa mengerti perkataan lawan bicaranya, dengan membaca gerakan bibir serta bahasa tubuh.
Kondisi pendengaran berkurang pada lansia sebaiknya tidak lagi dianggap remeh. Segera lakukan perawatan dan rutinlah melakukan pemeriksaan kesehatan telinga, sebelum kualitas hidup semakin menurun.
Oleh karena itu, kesadaran mengenai kesehatan pendengaran pada lansia masih perlu ditingkatkan. Salah satu caranya, dengan mengenali penyebab serta penanganan yang tepat untuk kondisi tersebut.
Advertisement
Ditulis oleh Nina Hertiwi Putri
Referensi
Artikel Terkait
Penyakit degeneratif adalah kondisi medis yang terjadi saat fungsi dan struktur jaringan memburuk seiring berjalannya waktu. Apa saja macam-macam penyakit degeneratif?
3 Des 2019
Glaukoma adalah penyakit mata yang menyebabkan kebutaan dan merusak saraf mata pada lansia. Kenali penyebab glaukoma pada lansia beserta faktor risiko dan cara mengatasinya berikut ini.
2 Mei 2019
Kaki bengkak pada lansia merupakan masalah kesehatan yang sering terjadi. Namun apa yang menyebabkan kaki bengkak pada orang tua dan bagaimana cara mengatasinya?
1 Jun 2021
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved