Komplikasi kehamilan yang umum terjadi antara lain posisi bayi sungsang, plasenta previa, persalinan prematur, partus lama, eklamsia, hingga perdarahan. Ibu hamil lebih berisiko mengalami komplikasi persalinan jika hamil di usia lebih dari 35 tahun, hamil di usia yang terlalu muda, sering merokok dan minum alkohol, serta pernah keguguran.
31 Mei 2022
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Komplikasi persalinan yang umum terjadi antara lain perdarahan dan posisi bayi yang sungsang
Table of Content
Tidak hanya di masa kehamilan, komplikasi juga dapat terjadi saat ibu hamil menjalani persalinan dan melahirkan. Jika terjadi komplikasi persalinan, maka dokter mungkin saja perlu melakukan tindakan khusus dalam melanjutkan proses persalinan agar ibu dan bayi bisa melewati masa ini dengan sehat.
Advertisement
Setidaknya ada 10 komplikasi persalinan yang umum terjadi, meliputi:
Salah satu komplikasi persalinan yang mungkin terjadi adalah posisi bayi sungsang, yaitu kondisi ketika kaki atau pantat bayi berada dalam posisi untuk dilahirkan terlebih dahulu. Ini terjadi pada sekitar 4% kelahiran cukup bulan.
Jika kondisi ini diketahui dalam beberapa minggu sebelum melahirkan, dokter mungkin akan mencoba mengubah posisi bayi dengan beberapa metode. Namun, jika bayi masih dalam posisi sungsang saat persalinan dimulai, umumnya dokter merekomendasikan operasi caesar. Meskipun demikian, sebagian besar yang lahir dalam posisi sungsang memiliki kondisi sehat.
Plasenta previa adalah komplikasi persalinan dimana plasenta menutupi leher rahim atau pembukaan serviks yang akan menjadi jalan lahir bayi. Kondisi ini dapat terjadi sekitar 1 dari 200 kehamilan pada trimester ketiga. Jika hal ini terjadi, dokter biasanya melakukan operasi caesar.
Plasenta previa dapat meningkatkan risiko kondisi yang dikenal sebagai plasenta akreta. Kondisi ini yang berpotensi mengancam jiwa karena plasenta melekat terlalu dalam pada dinding rahim.
Dokter mungkin juga akan menyarankan ibu dengan kondisi plasenta previa untuk membatasi perjalanan, menghindari hubungan seksual, dan menghindari pemeriksaan panggul.
Persalinan prematur adalah persalinan yang terjadi sebelum usia kehamilan memasuki 37 minggu. Bahkan, ada juga persalinan prematur yang terjadi saat usia kandungan baru memasuki 20 minggu. Semakin dini persalinan prematur terjadi maka semakin berisiko kelahirannya.
Risiko gangguan kesehatan pada bayi yang lahir prematur dapat meningkat meskipun hanya beberapa minggu lebih awal. Beberapa di antaranya ada yang mengalami cacat perkembangan dan masalah kesehatan yang berkelanjutan.
Kontraksi dan pecahnya ketuban adalah indikator mulainya proses bersalin. Namun, terkadang prosesnya berhenti di sana dan membutuhkan waktu yang lama untuk maju ke tahap yang berikutnya.
Kondisi ini disebut dengan partus lama atau partus tidak maju. Ini adalah kondisi ketika Anda melahirkan tetapi proses persalinan tidak berjalan maju sesuai dengan yang seharusnya. Kondisi ini dapat mempengaruhi sekitar 8 persen dari ibu melahirkan.
Seorang ibu dikatakan menjalani persalinan lama jika proses melahirkannya memakan waktu lebih dari 20 jam bagi persalinan pertama atau lebih dari 14 jam bagi yang pernah melahirkan.
Eklampsia adalah komplikasi persalinan dimana ibu secara tiba-tiba mengalami peningkatan tekanan darah selama persalinan sehingga terjadi kejang. Risiko terjadinya eklamsia lebih sering terjadi jika ibu hamil sempat mengalami peningkatan tekanan darah selama masa kehamilan.
Komplikasi persalinan berupa perdarahan postpartum dapat terjadi jika persalinan mengakibatkan robekan pada rahim atau rahim tidak berkontraksi untuk mengeluarkan plasenta. Kondisi ini dapat mengakibatkan perdarahan hebat.
Rata-rata wanita kehilangan 500 ml darah selama kelahiran pervaginam atau persalinan normal bayi tunggal dan 1.000 mL selama persalinan caesar untuk bayi tunggal. Ini dapat terjadi dalam 24 jam hingga 12 minggu kemudian setelah melahirkan.
Sekitar 80% kasus perdarahan postpartum disebabkan oleh kurangnya tonus uterus. Kondisi ini dapat menyebabkan tekanan darah rendah, kegagalan organ, dan syok. Perdarahan postpartum juga dapat menyebabkan kematian ibu.
Komplikasi persalinan dapat juga terjadi saat vagina wanita dan jaringan di sekitarnya cenderung robek selama proses persalinan. Kondisi ini disebut sebagai ruptur perineum.
Terkadang robekan ini dapat sembuh dengan sendirinya. Tetapi jika robekan yang terjadi lebih serius atau ibu pernah mendapatkan irisan bedah antara vagina dan anus (episiotomi), maka tim medis akan membantu memperbaiki robekan yang terjadi dengan menggunakan jahitan.
Komplikasi persalinan juga dapat terjadi jika bayi terlilit tali pusar. Tali pusar dapat tersangkut di lengan atau kaki saat bayi bergerak melalui jalan lahir. Selain itu, tali pusar juga dapat melilit leher bayi, tertekan, atau keluar terlebih dahulu sebelum bayi. Tindakan medis akan diperlukan pada saat ini terjadi.
Asfiksia perinatal adalah komplikasi persalinan yang telah didefinisikan sebagai kegagalan memulai dan mempertahankan pernapasan saat lahir. Kondisi ini terjadi ketika janin tidak mendapatkan cukup oksigen saat:
Kondisi ini dapat menyebabkan:
Sebelum melahirkan, gejalanya mungkin termasuk detak jantung yang rendah dan tingkat pH rendah, yang menunjukkan keasaman tinggi. Sementara setelah melahirkan mungkin diperlukan pengobatan dan pernapasan mekanis.
Distosia bahu adalah komplikasi persalinan dimana kepala bayi telah keluar dari vagina, tetapi salah satu bahunya tersangkut atau berada di dalam rahim ibu. Komplikasi yang terjadi biasanya dapat ditangani. Dokter mungkin melakukan beberapa tindakan seperti mengubah posisi ibu atau memutar bahu bayi secara manual untuk mengatasi kondisi ini.
Baca Juga
Walaupun kemungkinannya rendah, komplikasi persalinan dapat terjadi pada siapa saja. Penyebab komplikasi persalinan biasanya berhubungan dengan kondisi lain yang dialami ibu hamil.
Sebagian ibu hamil mungkin lebih berisiko mengalami komplikasi kehamilan dan persalinan apabila sebelumnya telah memiliki kondisi atau penyakit kronis seperti diabetes, kanker, infeksi, tekanan darah tinggi, penyakit menular seksual, HIV, masalah ginjal, epilepsi, dan anemia.
Selain itu, risiko komplikasi persalinan juga mungkin meningkat jika ibu hamil:
Tidak semua ibu hamil dengan kondisi di atas pasti mengalami komplikasi persalinan. Namun jika tanda bahaya persalinan sudah mulai muncul, dokter akan segera melakukan langkah antisipasi untuk mengatasinya.
Jika Anda sejak saat sebelum hamil Anda memiliki riwayat menderita penyakit kronis, maka sebelum hamil bicarakan dengan dokter tentang cara meminimalkan komplikasi. Dokter juga mungkin perlu memantau perkembangan kondisi Anda selama masa kehamilan hingga persalinan.
Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar komplikasi persalinan, konsultasikan langsung dengan dokter kandungan di aplikasi kesehatan SehatQ. Unduh gratis di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Banyak sekali faktor yang memicu terjadinya trauma pada bayi baru lahir. Proses persalinan, ukuran bayi, posisi ibu saat persalinan, riwayat medis ibu, dan banyak lagi. Insiden ini bisa terjadi pada 6-8 bayi dari setiap 1.000 persalinan.
Syarat induksi persalinan belum tentu dapat dilakukan oleh semua ibu hamil. Syaratnya adalah usia kehamilan ibu, ketuban pecah dini, hingga kondisi kehamilan ibu.
Posisi melahirkan pun kini tak melulu dengan berbaring saja. Ada banyak pilihan mulai dari yang konvensional yaitu lisotomi, squat, bersujud, miring, hingga melahirkan dengan cara duduk untuk mengurangi rasa sakit.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved