logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
SehatQ for Corporate
TokoObatArtikelTindakan MedisDokterRumah SakitPenyakitChat DokterPromo
Kehamilan

14 Komplikasi Kehamilan yang Perlu Diwaspadai Ibu Hamil

open-summary

Ada berbagai macam komplikasi kehamilan. Seperti anemia, preeklamsia, diabetes gestasional, hingga keguguran. Cari tahu penyebab dan pencegahannya.


close-summary

24 Mei 2023

| Dina Rahmawati

Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari

masalah komplikasi kehamilan

Preeklampsia adalah salah satu komplikasi kehamilan yang paling umum

Table of Content

  • Komplikasi kehamilan yang harus diwaspadai
  • Cara mencegah komplikasi kehamilan

Sebagian kecil kehamilan memiliki kemungkinan mengalami komplikasi atau masalah kesehatan yang serius. Komplikasi kehamilan bisa terjadi kapan saja mulai dari trimester pertama hingga pekan terakhir sebelum melahirkan.

Advertisement

Bahkan, terkadang ibu hamil tidak menyadari gejalanya. Kondisi ini bisa berdampak buruk bagi kesehatan ibu dan bayi dalam kandungan, serta dapat pula mengancam keselamatan jiwa keduanya. 

Cari tahu apa saja macam-macam komplikasi kehamilan serta cara mencegahnya.

Komplikasi kehamilan yang harus diwaspadai

Komplikasi kehamilan terjadi akibat kondisi kesehatan sebelum hamil ataupun kondisi yang berkembang pada saat kehamilan. Berikut beberapa gangguan pada kehamilan yang sebaiknya diwaspadai.

1. Anemia

Anemia menjadi salah satu komplikasi yang sering terjadi pada masa kehamilan. Umumnya, terjadi ketika jumlah sel darah merah yang sehat lebih rendah daripada batas normalnya.

Anemia pada ibu hamil umumnya disebabkan karena kekurangan zat besi atau folat.

Mengutip Woman's Health jenis anemia yang paling sering terjadi yaitu anemia defisiensi besi. Faktor penyebab lainnya dari kondisi ini, yaitu genetik, perubahan hormon, penyakit ginjal, gangguan sistem tubuh, dan lainnya.

Gejala anemia pada ibu hamil, seperti kelelahan, pusing, pucat, sesak napas, atau bahkan pingsan.

Ibu perlu berhati-hati dan tidak meremehkan kondisi ini, karena bisa memicu komplikasi seperti kelahiran prematur atau berat badan lahir yang rendah pada bayi.

Dalam mengobati anemia, Anda harus mengonsumsi makanan serta suplemen yang mengandung tinggi zat besi dan folat karena berfungsi membantu memulihkan jumlah sel darah merah yang sehat. 

2. Keguguran

Keguguran adalah hilangnya kehamilan pada 20 minggu pertama kehamilan. Sekitar 10-20% kehamilan berakhir dengan keguguran. Lebih dari 80% keguguran terjadi sebelum usia kehamilan mencapai 12 minggu.

Keguguran paling umum disebabkan oleh kelainan kromosom pada sel telur yang dibuahi. 

Gejala keguguran yang dapat terjadi, yaitu nyeri perut bagian bawah, menyebabkan perdarahan vagina yang tidak normal, kram, dan hilangnya gejala kehamilan seperti mual di pagi hari.

Dalam banyak kasus, keguguran tidak dapat dicegah. Oleh sebab itu, jika Anda merasakan gejala tersebut, segera hubungi dokter.

3. Diabetes gestasional

Diabetes gestasional adalah diabetes yang terjadi ketika kadar gula darah terlalu tinggi saat hamil.

Kondisi ini bisa menimbulkan gejala, seperti sangat haus, lapar, atau kelelahan. Diabetes gestasional terjadi akibat tubuh yang tidak merespons hormon insulin dengan benar.

Diabetes gestasional bisa dikendalikan dengan mengikuti aturan makan sehat dari dokter agar gula darah bisa terkontrol. Tak hanya itu, sebagian wanita juga mungkin membutuhkan insulin untuk mengendalikan gula darahnya.

Waspadalah karena diabetes gestasional yang tidak terkontrol bisa menyebabkan preeklampsia, kelahiran prematur, serta bayi lahir dengan ukuran besar. Tak hanya itu, komplikasi kehamilan ini juga bisa menyebabkan bayi lahir dengan berbagai masalah kesehatan, seperti sesak napas atau penyakit kuning.

4. Hiperemesis gravidarum

Hiperemesis gravidarum adalah kondisi mual dan muntah parah yang terjadi secara berulang selama kehamilan, dan lebih parah dari morning sickness. Penyebabnya dikaitkan dengan perubahan hormon yang terjadi selama kehamilan.

Gejala hiperemesis gravidarum,yaitu mual tak kunjung hilang, muntah beberapa kali dalam sehari, turun berat badan, nafsu makan berkurang, serta dehidrasi atau pingsan.

Ibu bisa mengatasi salah satu gangguan kehamila ini dengan mengonsumsi makanan kering atau banyak minum air putih. Namun, terkadang dokter juga memberikan resep obat untuk mengatasi mual.

Jika mual dan muntah tergolong parah, ibu perlu mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit. Nantinya, dokter akan memberikan cairan dari infus untuk tetap menjaga nutrisi yang masuk. 

5. Kehamilan ektopik

Kehamilan ektopik atau hamil di luar kandungan terjadi ketika sel telur yang dibuahi tertanam di luar rahim, biasanya pada tuba falopi (saluran yang menghubungkan ovarium dengan rahim). Keterbatasan ruang dan kurangnya jaringan pemeliharaan menyebabkan janin tidak dapat berkembang dengan baik sehingga tidak mampu bertahan hidup.

Kehamilan ektopik umumnya disebabkan oleh endometriosis, yaitu suatu kondisi di mana jaringan yang membentuk lapisan dalam dinding rahim malah tumbuh di luar rahim.

Komplikasi kehamilan ini dapat menyebabkan nyeri parah, pendarahan, dan kerusakan pada sistem reproduksi.

Walaupun terasa berat, dokter mungkin saja memberikan rekomendasi untuk mengakhiri kehamilan.

6. Solusio plasenta

Solusio plasenta adalah suatu kondisi di mana sebagian atau seluruh plasenta lepas dari rahim sebelum bayi lahir. Kondisi tersebut menyebabkan janin tidak mendapat oksigen dan nutrisi.

Adapun gejala dari solusio plasenta, antara lain pendarahan vagina, sakit perut, dan kontraksi.

Penyebab komplikasi atau gangguan kehamilan ini tidak diketahui secara pasti. Akan tetapi, trauma fisik atau tekanan darah tinggi dianggap mampu merusak koneksi plasenta dan rahim.

Apabil plasenta hanya terlepas sedikit, ibu hanya memerlukan pemeriksaan ke dokter dan istirahat total untuk menghentikan pendarahan. Namuni, jika lebih dari setengah plasenta terlepas maka persalinan dini diperlukan.

7. Plasenta previa

Plasenta previa adalah suatu kondisi yang terjadi ketika plasenta menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir karena berada di bagian bawah rahim. Biasanya kondisi ini terjadi pada trimester awal kehamilan.

Penyebab plasenta previa tidak diketahui secara pasti. Namun beberapa faktor risiko, seperti rahim abnormal dan kehamilan kembar, mampu meningkatkan kemungkinan ibu hamil mengalami gangguan kehamilan ini.

Gejala yang mungkin terjadi pada jenis komplikasi kehamilan ini adalah perdarahan di vagina. Wlaupun, ada pula ibu hamil yang tidak mengalami gejala apa pun. 

Untuk gejala ringan, ibu perlu beristirahat total. Akan tetapi jika terjadi perdarahan berat dan memengaruhi kondisi bayi dalam kandungan, dokter mungkin akan merekomendasikan prosedur operasi caesar.

Baca juga: “SOS”, Posisi Tidur Ibu Hamil dengan Plasenta Previa

8. Preeklampsia

Preeklampsia atau keracunan kehamilan adalah kondisi serius yang ditandai dengan tekanan darah tinggi, atau adanya protein dalam urine biasanya setelah 20 minggu kehamilan.

Komplikasi kehamilan ini dapat menimbulkan gejala seperti sakit kepala parah, gangguan penglihatan, mual, muntah, pusing, sakit perut bagian atas, bengkak di wajah dan tangan.

Preeklampsia bisa memengaruhi kesehatan ibu dan bayi, seperti pertumbuhan lambat, berat badan lahir rendah, kelahiran prematur, hipoksia janin, solusio plasenta, sindrom HELLP, dan kejang.

Dokter akan menyarankan persalinan jika usia kandungan ibu sudah cukup untuk dilahirkan.

Jika usia kandungan belum cukup, dokter akan memantau kondisi ibu maupun janin. Obat antihipertensi dan obat antikejang mungkin akan diresepkan untuk membantu mengatasi preeklampsia.

Baca juga: Peb atau Preeklampsia Berat Adalah Komplikasi Kehamilan yang Perlu Diwaspadai Ibu Hamil

9. Eklampsia

Eklampsia terjadi saat preeklampsia berkembang dan menyerang otak. Komplikasi ini bisa menyebabkan ibu hamil mengalami kejang, kehilangan kesadaran, dan gelisah berat.

Berhati-hatilah, karena eklampsia merupakan masalah yang sangat serius karena dapat mengancam jiwa.

Melahirkan menjadi satu-satunya cara untuk mengobati eklampsia. Jika tidak segera diobati, kondisi ini dapat berakibat fatal bagi ibu dan janin. Akan tetapi, preeklampsia sangat jarang berkembang menjadi eklampsia.

10. Persalinan prematur

Persalinan prematur adalah suatu kondisi di mana ibu melahirkan bayi sebelum 37 minggu kehamilan. Sebelumnya, ibu akan mengalami kontraksi teratur yang menyebabkan leher rahim mulai melebar dan menipis.

Sejumlah faktor bisa meningkatkan risiko mengalami persalinan prematur, seperti perawatan prenatal yang tidak memadai, infeksi saluran kemih, pernah aborsi, memiliki fibroid rahim, dan lainnya.

Obat untuk menghentikan kontraksi mungkin diperlukan jika usia kandungan terlalu dini untuk persalinan.

Persalinan prematur bisa menyebabkan masalah kesehatan atau bahkan fatal bagi bayi apabila dilahirkan terlalu dini.

Oleh sebab itu, saat lahir bayi prematur pun memerlukan perawatan khusus agar dapat tumbuh dengan baik.

11. Inkompetensi Serviks

Inkompetensi serviks adalah kondisi saat leher rahim atau serviks membuka terlalu awal sebelum waktu kelahiran tiba.

Apabila gangguan kehamilan ini terjadi pada trimester kedua kehamilan, ibu hamil berisiko mengalami perdarahan, persalinan prematur, hingga keguguran.

Gejala dari kondisi ini sangat sulit dikenali. Beberapa kondisi yang mungkin perlu diwaspadai adalah panggul terasa sakit atau seperti ditekan, muncul sakit punggung tiba-tiba, kram perut seperti menstruasi, keluar cairan berwarna merah muda atau kecoklatan dari vagina, hingga mengalami perdarahan ringan. 

Jika ibu hamil memiliki riwayat inkompetensi serviks, dokter akan merekomendasikan langkah pencegahan selama kehamilan. Mulai dari rutin mengamati gejala lewat USG hingga menutup serviks dengan jahitan (cervical cerclage).

12. Mengalami gangguan cairan ketuban

Cairan ketuban sangat penting selama masa kehamilan. Salah satu fungsi cairan ini adalah melindungi janin dari benturan fisik, menjaga subuh rahim serta membantu organ janin berkembang.

Selama kehamilan, ibu mungkin saja mengalami gangguan cairan ketuban. Contohnya cairan ketuban sedikit, terlalu banyak cairan ketuban, hingga ketuban pecah dini.

Kedua kondisi tersebut dapat menyebabkan sejumlah komplikasi lainnya, mulai dari preeklamsia, keracunan kehamilan, sindrom HELLP, gangguan plasenta, hingga diabetes.

13. Infeksi saluran kencing (ISK)

Ibu hamil lebih rentan terkena infeksi saluran kencing (ISK) jika kerap menahan buang air kecil.

ISK pada ibu hamil disebabkan oleh infeksi bakteri yang menyerang saluran dan kandung kemih.

Kondisi ini biasanya ditandai dengan rasa sakit saat buang air kecil, sakit punggung, demam hingga warna urine yang keruh. Jika tidak segera diatasi, kondisi ini dapat menyebabkan bayi lahir prematur.

14. Bayi lahir mati (stillbirth)

Komplikasi kehamilan yang bisa terjadi salah satunya adalah stillbirth atau bayi meninggal dalam kandungan sebelum dilahirkan. Berdasarkan usia kehamilan, stillbirth dibagi kedalam tiga jenis yakni:

  • Stillbirth dini yang terjadi antara 20 dan 27 minggu kehamilan
  • Stillbirth yang terlambat terjadi antara 28 dan 36 minggu kehamilan
  • Stillbirth yang terjadi antara 37 minggu atau hingga melahirkan

Kondisi ini dapat disebabkan oleh banyak faktor, mulai dari masalah pada plasenta, masalah dengan tali pusar, kondisi kesehatan ibu seperti diabetes, tekanan darah tinggi, hingga preeklampsia. 

Baca Juga

  • Kenali Cara Menambah Berat Badan Janin yang Aman untuk Ibu dan Bayi
  • 7 Jenis Sakit Mata saat Hamil dan Cara Mengatasinya
  • Beda dengan Nyeri Panggul, Ini Penyebab dan Cara Mengatasi Sakit Selangkangan saat Hamil

Cara mencegah komplikasi kehamilan

Untuk mencegah terjadinya komplikasi atau gangguan kehamilan, beberapa langkah di bawah ini dapat dilakukan:

  • Makan makanan yang baik untuk ibu hamil dan menjaga berat badan
  • Melakukan olahraga atau aktivitas fisik secara rutin, kecuali apabila dilarang oleh dokter
  • Hindari merokok, mengonsumsi alkohol, serta obat-obatan terlarang
  • Konsumsi asam folat 0,44 mg per hari sejak masa persiapan kehamilan dan berlanjut hingga saat hamil
  • Penuhi jadwal vaksin
  • Rutin melakukan pemeriksaan kehamilan ke dokter kandungan atau bidan

Komplikasi kehamilan adalah kondisi yang jarang terjadi. Akan tetapi, setiap orang bisa saja mengalaminya, apalagi jika sebelumnya ibu mempunyai riwayat penyakit kronis.

Untuk itu, ibu hamil perlu melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin. Ini tergolong penting agar dokter bisa terus memantau kondisi kesehatan ibu dan bayi dalam kandungan.

Apabila terjadi gangguan kehamilan, penting untuk melakukan pengobatan sedini mungkin. Pasalnya, jika tidak ditanganin akan membahayakan ibu dan janin.

Tanyakan lebih lengkap mengenai komplikasi atau gangguan kehamilan di Klinik Online Spesialis Kehamilan dan Persalinan melalui aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.

Download sekarang di App store dan Google Play agar bisa sekaligus membuat janji temu dengan dokter.

Advertisement

menjaga kehamilankehamilanmasalah kehamilankehamilan ektopikkeguguranpreeklampsiapenyakit kandunganbayi prematur

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Metode Pembayaran

Bank BCABank MandiriBank BNIBank Permata
Credit Card VisaCredit Card Master CardCredit Card American ExpressCredit Card JCBGopay

Fitur

  • Toko
  • Produk Toko
  • Kategori Toko
  • Toko Merchant
  • Booking
  • Promo
  • Artikel
  • Chat Dokter
  • Penyakit
  • Forum
  • Review
  • Tes Kesehatan

Perusahaan

Follow us on

  • FacebookFacebook
  • TwitterTwitter
  • InstagramInstagram
  • YoutubeYoutube
  • LinkedinLinkedin

Download SehatQ App

Temukan di APP StoreTemukan di Play Store

Butuh Bantuan?

Jam operasional: 24 Jam

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved