Gondongan pada anak awalnya seringkali tak disadari. Sebenarnya, terdapat tanda atau gejala yang dapat Anda perhatikan. Salah satu tanda yang bisa diperhatikan adalah membesarnya pipi, sakit kepala. mulut kering dan masih banyak lagi.
22 Mei 2019
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Pipi anak membesar salah satu tanda gondongan pada anak
Table of Content
Jika mengalami demam, sulit menelan, sakit dan bengkak di pipi, bisa saja itu merupakan tanda bahwa anak terkena gondongan. Gondongan adalah infeksi virus menular yang mempengaruhi kelenjar parotis.
Advertisement
Kelenjar parotis merupakan penghasil air liur yang terletak di dekat telinga. Gondongan pada anak memang hal yang biasa terjadi. Hal tersebut ditandai dengan pembengkakan yang menyakitkan pada wajah bagian sisi, tepatnya di bawah telinga.
Baca Juga
Anda dapat mengamati perubahan bentuk pipi anak yang mengalami gondongan. Salah satu pipi, atau bahkan keduanya, berubah membesar.
Penyakit ini umumnya terjadi pada anak yang tidak menerima vaksin gondongan. Berikut ini beberapa tanda atau gejala gondongan pada anak.
Tanda dan gejala biasanya berkembang kurang lebih 2-3 minggu setelah terpapar virus. Hal ini tentu akan membuat anak anda tidak nyaman. Anak tidak dapat melakukan kegiatan seperti biasanya, bahkan tidak bersemangat untuk melakukan apapun.
Anak juga dapat menjadi lebih rewel, karena rasa sakit yang dirasakannya. Jika memiliki gejala gondongan, sebaiknya anak tidak beraktivitas di luar rumah, untuk menghindari penylaran virus kepada orang lain.
Sebab, gondongan sangatlah menular. Selain itu, sebaiknya anda memeriksakan anak ke dokter, untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Jika tidak ditangani dengan tepat, gondongan dapat menyebabkan terjadinya komplikasi. Meski jarang terjadi, komplikasi gondongan berpotensi menjadi masalah serius. Sebab, komplikasinya bisa menyebabkan peradangan dan pembengkakan di beberapa bagian tubuh.
Berikut ini beberapa komplikasi yang mungkin terjadi.
Infeksi virus gondong dapat menyebabkan terjadinya radang otak atau ensefalitis. Radang otak ini bisa memicu gangguan saraf dan mengancam jiwa.
Pada anak laki-laki yang telah mencapai pubertas, virus gondong dapat menyebabkan penurunan ukuran testis atau atrofi testis.
Virus gondong yang menyebar melalui aliran darah untuk menginfeksi sistem saraf pusat, dapat menyebabkan meningitis virus. Kondisi ini terjadi akibat pembengkakan selaput di sekitar sumsum tulang belakang dan otak.
Virus gondong yang memengaruhi pankreas, dapat menyebabkan pankreatitis. Tanda atau gejala dari kondisi ini, berupa rasa sakit di perut bagian atas dan tengah, mual dan muntah.
Gondongan dapat menyebabkan terjadinya gangguan pendengaran pada satu atau kedua telinga. Virus merusak koklea, yang merupakan salah satu struktur pada telinga bagian dalam, untuk memfasilitasi pendengaran. Meski jarang, gangguan pendengaran tersebut dapat menjadi permanen.
Gondongan dapat menyebabkan detak jantung abnormal, dan penyakit pada otot jantung. Akan tetapi, hal tersebut jarang terjadi.
Jika melihat adanya komplikasi pada gondongan, maka segera bawa anak anda ke dokter. Dokter akan memberi penanganan yang tepat untuk anak anda. Jika dibiarkan, gondongan bisa berakibat fatal.
Akan tetapi, infeksi gondongan biasanya bukanlah hal yang serius, meski gondong memiliki gejala yang mirip dengan infeksi lain yang lebih serius, seperti halnya tonsilitis.
Oleh sebab itu, pastikan kondisi kesehatan anak. Jika memang terkena gondongan, rawatlah anak anda dengan baik agar gondongan yang dimilikinya segera pulih.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Perdebatan mengenai pemberian vaksin telah berlangsung sejak dulu hingga menghasilkan kubu antivaksin dan provaksin. Namun, banyak pendapat kelompok antivaksin yang sebenarnya justru dapat membahayakan kesehatan anak.
Kompres bayi untuk demam seringkali salah. Tahukah Anda mengompres bayi yang demam sebetulnya tak boleh pakai air dingin?
Anak rentan terjangkit penyakit infeksi karena sistem imunnya tidak sekuat orang dewasa. Cari tahu apa saja penyakit infeksi yang umum terjadi pada anak di Indonesia dan cara mengatasinya.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved