Risiko bahaya dan efek samping operasi plastik mungkin saja terjadi pada beberapa orang yang menjalaninya. Efek samping setelah operasi plastik yang mungkin terjadi, yakni bekas luka, infeksi, hematoma, kerusakan saraf, perdarahan, hingga pembekuan darah.
Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri
15 Mar 2021
Operasi plastik bisa memiliki efek samping yang tidak menyenangkan
Table of Content
Operasi plastik umumnya dilakukan untuk memperbaiki penampilan wajah untuk alasan kesehatan maupun kecantikan. Akan tetapi, sama seperti prosedur medis lainnya, risiko efek samping operasi plastik dan komplikasi dapat dialami oleh orang yang menjalaninya.
Advertisement
Oleh sebab itu, sebelum melakukan operasi plastik, Anda wajib berkonsultasi dengan dokter spesialis bedah plastik terlebih dahulu. Termasuk, mengetahui risiko bahaya operasi plastik yang mungkin terjadi setelah melakukannya.
Memang, tidak ada satu orang pun yang menginginkan adanya bahaya operasi plastik terjadi.
Namun terkadang, beberapa risiko efek samping operasi plastik dan komplikasinya dapat terjadi pada beberapa orang.
Berikut adalah berbagai efek samping operasi plastik yang mungkin terjadi.
Salah satu risiko yang menjadi ketakutan terbesar setiap pasien operasi plastik adalah hasil yang tidak sesuai keinginan.
Ya, bukannya memperoleh wajah atau area tubuh tertentu bak selebriti yang selama ini didambakan, penampilan Anda justru bisa jadi tidak memuaskan.
Bekas luka berupa jaringan parut kerap muncul selama proses penyembuhan operasi, tak terkecuali operasi plastik. Meski demikian, kemunculan bekas luka tidak selalu dapat diprediksi.
Untuk mencegahnya, hindari merokok sebelum dan setelah operasi, menjaga pola makan dengan baik setelah operasi, dan mengikuti aturan pemulihan yang disarankan dokter.
Kerusakan saraf bisa menjadi efek samping operasi plastik yang mungkin terjadi selama prosedur dilakukan. Kondisi ini kerap ditandai dengan munculnya rasa kebas serta sensasi perih dan gatal di kulit.
Jika melakukan bedah plastik pada area wajah, risiko ini bisa membuat saraf-saraf terluka sehingga membuat wajah tidak bisa berekspresi atau kondisi mata ptosis (kelopak mata atas turun).
Kerusakan saraf mungkin dapat terjadi sementara waktu, tetapi tak menutup kemungkinan menjadi permanen.
Infeksi merupakan efek samping setelah operasi yang dapat terjadi. Kondisi ini dipicu oleh bakteri yang masuk saat atau setelah prosedur dilakukan, sehingga menyebabkan infeksi.
Jika cukup parah, penanganan mungkin perlu dilakukan dengan pemberian antibiotik lewat cairan intravena.
Akan tetapi, peluang infeksi luka akibat operasi plastik tergolong kecil, yakni sekitar 1.1-2.5% dari total kasus.
Efek samping berbagai prosedur operasi, termasuk operasi plastik, yakni hematoma. Hematoma adalah kumpulan darah di luar pembuluh darah.
Kondisi ini lebih sering terjadi pada pasien pria ketimbang wanita sesaat setelah operasi dilakukan. Umumnya, area wajah atau tubuh yang dioperasi membengkak dan memar dengan kemunculan kantong darah di bawah kulit.
Pada beberapa kasus, hematoma bisa menyebabkan rasa sakit, bahkan menghambat aliran darah melalui area wajah atau tubuh yang dioperasi.
Untuk mengatasinya, dokter bedah mungkin akan mengeluarkan sebagian darah yang terkumpul menggunakan jarum suntik atau metode lain yang serupa. Terkadang, dokter bedah mungkin akan melakukan operasi tambahan.
Mirip dengan hematoma, seroma adalah kumpulan cairan tubuh di bawah permukaan kulit wajah atau tubuh yang dioperasi. Efek samping operasi plastik ini ditandai dengan adanya pembengkakan dan rasa nyeri.
Seroma umum terjadi pada prosedur operasi bedah plastik apa saja, tetapi lebih sering terjadi setelah prosedur tummy tuck.
Seroma dapat berisiko menyebabkan infeksi. Maka dari itu, ahli bedah akan mengeluarkan tumpukan cairan menggunakan jarum. Cara ini terbilang efektif walaupun tak menutup kemungkinan dapat kembali terulang.
Sama halnya seperti prosedur operasi umumnya, perdarahan bisa menjadi efek samping operasi plastik.
Perdarahan merupakan kondisi ketika darah keluar berlebihan, atau berlanjut setelah luka seharusnya sembuh.
Jika perdarahan terjadi tak terkendali, tekanan darah bisa menurun drastis dan konsekuensinya sangat berbahaya.
Tidak hanya terjadi saat operasi berlangsung, kondisi ini dapat terjadi setelah prosedur dilakukan.
Pada beberapa kasus, bahaya operasi plastik bisa menyebabkan kerusakan organ. Kondisi ini dapat terjadi pada prosedur sedot lemak atau liposuction, yakni ketika peralatan bedah menyentuh organ internal sehingga menimbulkan cedera.
Untuk mengatasinya, ahli bedah mungkin akan melakukan operasi lanjutan.
Pembekuan darah merupakan risiko efek samping operasi plastik yang kerap terjadi.
Salah satu jenis pembekuan darah yang umum adalah trombosis vena atau deep vein thrombosis, yang terjadi pada kaki.
Kondisi ini memerlukan penanganan medis, tetapi tidak mengancam jiwa. Akan tetapi, bila bekuan darah pecah dan bergerak melalui pembuluh darah yang menuju jantung dan paru-paru, maka emboli paru bisa terjadi.
Bekuan darah yang pecah dan bergerak ke paru-paru merupakan kondisi darurat medis dan perlu penanganan dari dokter.
Kematian jaringan atau nekrosis dapat disebabkan oleh operasi atau masalah yang timbul pascaoperasi.
Pada sebagian kasus, efek samping operasi plastik ini sangat kecil atau bahkan hampir tidak ada.
Proses penyembuhan luka yang normal dapat menghilangkan jaringan mati dari area sayatan.
Penggunaan obat bius atau anestesi saat prosedur operasi plastik berlangsung ternyata dapat memicu terjadinya komplikasi. Beberapa komplikasi yang muncul, termasuk infeksi paru, stroke, serangan jantung, hingga kematian.
Meski sangat jarang, terbangun di tengah-tengah prosedur operasi walaupun sudah mendapatkan anestesi juga mungkin terjadi.
Efek samping setelah operasi akibat penggunaan obat bius lainnya adalah mual, muntah, terbangun bingung dan disorientasi, serta menggigil.
Kematian menjadi bahaya operasi plastik yang jarang terjadi. Bahkan, persentasenya kurang dari 1%. Sebagian kasus kematian akibat operasi plastik disebabkan oleh reaksi alergi terhadap obat anestesi.
Untuk mencegah bahaya operasi plastik yang mengintai, ada beberapa tips mencegah yang dapat dilakukan, seperti:
Baca Juga
Jika punya pertanyaan seputar efek samping dan bahaya operasi plastik, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Ditulis oleh Azelia Trifiana
Referensi
Artikel Terkait
Tanda putih di kuku atau leukonychia kerap dipercayai sebagai tanda jatuh cinta atau sedang dirindukan. Padahal, garis putih di kuku ini bisa jadi tanda penyakit tertentu.
16 Sep 2023
Urutan skincare yang benar menjamin produk yang kamu pakai terserap sempurna dan memberikan manfaat optimal. Lantas, mana tahapan skincare yang wajib?
3 Des 2022
Struktur kulit manusia terdiri dari lapisan epidermis, dermis, dan hipodermis serta anatomi kulit lainnya yang memiliki fungsi masing-masing. Namun, ada kalanya fungsi kulit terganggu sehingga menyebabkan penyakit kulit.
2 Agt 2023
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved