Komplikasi corona yang terjadi bisa sangat berbahaya, bahkan hingga menyebabkan kematian. Komplikasi yang dapat muncul salah satunya adalah gagal pernapasan.
2023-03-29 09:25:24
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Jika sampai terjadi, komplikasi corona bisa menyebabkan kematian
Table of Content
Berdasarkan data yang dipublikasikan, hingga saat ini sebagian besar infeksi Covid-19 memicu gejala ringan hingga sedang. Namun di satu sisi, angka kematian akibat penyakit ini pun terus meningkat. Kematian tersebut banyak yang dipicu oleh komplikasi corona.
Advertisement
Ada berbagai penyakit yang bisa muncul sebagai komplikasi dari infeksi virus corona. Selain yang berhubungan dengan pernapasan, penyakit jantung serta kerusakan hati hingga ginjal juga bisa menjadi komplikasi Covid-19 yang perlu diwaspadai.
Tentu, tidak semua orang yang terkena Covid-19 akan mengalami komplikasi parah. Hanya saja, beberapa kelompok individu memang berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi akibat infeksi Covid-19.
Bagi sebagian besar orang, gejala yang muncul akibat infeksi virus corona memang dirasa tidak terlalu berat. Beberapa di antaranya bahkan bisa dirawat sendiri di rumah. Namun sayangnya, tidak semua kondisi penderita infeksi ini dapat menjalani perawatan sendiri di rumah hingga sembuh.
Bagi kelompok individu rentan seperti lansia dan pengidap penyakit penyerta seperti penyakit jantung atau diabetes, infeksi Covid-19 bisa berkembang menjadi kondisi yang sangat parah. Mereka berisko lebih tinggi mengalami komplikasi Covid-19, seperti di bawah ini.
Pneumonia akan menyebabkan kantung udara yang ada di paru-paru meradang dan membuat Anda sulit bernapas. Pada sebuah riset pada pasien positif Covid-19 yang kondisinya parah, terlihat bahwa paru-parunya terisi oleh cairan, nanah, dan sisa-sisa atau kotoran sel.
Hal ini menghambat oksigen yang seharusnya diantarkan ke seluruh tubuh. Padahal, oksigen sangat dibutuhkan agar berbagai organ di tubuh bisa menjalankan fungsinya. Jika tidak ada oksigen, maka organ tersebut akan rusak.
Saat mengalami gagal napas, tubuh tidak bisa menerima cukup oksigen dan tidak dapat membuang cukup banyak karbon dioksida. Kondisi gagal napas akut terjadi pada kurang lebih 8% pasien yang positif Covid-19 dan merupakan penyebab utama kematian pada penderita infeksi virus corona.
ARDS adalah salah satu komplikasi corona yang cukup umum terjadi. Menurut beberapa penelitian yang dilakukan di Tiongkok, sekitar 15% - 33% pasien mengalaminya.
ARDS akan membuat paru-paru rusak parah karena penyakit ini membuat paru-paru terisi oleh cairan. Akibatnya, oksigen akan susah masuk, sehingga menyebabkan penderitanya kesulitan bernapas hingga perlu bantuan ventilator atau alat bantu napas.
Meski virus corona menyebabkan infeksi di saluran pernapasan, tapi komplikasinya bisa menjalar hingga ke organ hati. Orang dengan infeksi corona yang parah berisiko paling besar mengalami kerusakan hati.
Covid-19 disebut bisa menyebabkan komplikasi yang berkaitan dengan jantung. Gangguan jantung yang berisiko muncul antara lain aritmia atau kelainan irama jantung, dan miokarditis atau peradangan pada otot jantung.
Infeksi sekunder adalah infeksi kedua yang terjadi setelah infeksi awal dan tidak berhubungan dengan penyakit yang awalnya diderita. Misalnya, Covid-19 adalah infeksi yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2. Lalu, penderitanya kemudian mengalami infeksi lain yang disebabkan oleh bakteri staphylococcus atau streptococcus.
Pada pasien Covid-19, komplikasi ini jarang terjadi, tapi masih berpotensi untuk muncul. Sebagian ada yang ringan dan bisa sembuh. Namun, sebagian lagi mengalami infeksi sekunder yang parah hingga menyebabkan kematian.
Komplikasi corona yang satu ini jarang terjadi. Namun saat muncul, komplikasi tersebut bisa sangat berbahaya. Jika fungsi ginjal sampai terganggu, maka dokter mungkin saja melakukan proses cuci darah hingga kondisi ini sembuh.
Namun terkadang, kondisi ini tidak bisa disembuhkan dan membuat penderitanya terkena gagal ginjal kronis dan butuh perawatan jangka panjang.
Syok septik terjadi ketika respons tubuh terhadap infeksi malah salah sasaran. Jadi, bukannya menghancurkan virus penyebab penyakit, zat-zat kimia yang dibuat tubuh justru menghancurkan organ yang sehat.
Jika proses ini tidak segera berhenti, tekanan darah akan turun drastis hingga pada tahap yang berbahaya dan menyebabkan kematian.
Penyakit ini akan membuat proses pembekuan darah terganggu. Sehingga, tubuh akan membentuk gumpalan-gumpalan darah yang tidak pada tempatnya. Hal ini bisa menyebabkan perdarahan pada organ dalam atau gagal organ vital (gagal ginjal, gagal hati, gagal jantung, dan lainnya).
Di Tiongkok, penyakit ini umum dialami oleh pasien yang meninggal dunia akibat infeksi Covid-19.
Penyakit ini sebenarnya sangat jarang terjadi. Namun, para dokter dan peneliti menilai penyakit ini perlu dimonitor pada pasien-pasien berisiko tinggi yang positif Covid-19.
Pada rhabdomyolisis, jaringan otot akan rusak dan mati. Hal ini menyebabkan protein dalam sel yang disebut myoglobin menjadi tumpah memenuhi aliran darah. Jika ginjal tidak bisa menyaring myoglobin dengan baik, maka akan terjadi kerusakan fungsi di tubuh dan mengakibatkan kematian.
• Seputar tes corona masal: Tes masif corona efektif untuk tekan angka penularan
• Hoax viral corona: Makan telur rebus tengah malam bisa cegah corona? Ini kata dokter
• Herd immunity untuk hentikan pandemi: Benarkah herd immunity satu-satunya jalan?
Komplikasi adalah salah satu faktor yang menyebabkan seorang pasien positif Covid-19 masuk dalam kategori parah. Semua orang yang positif, memiliki risiko ini. Namun, beberapa kelompok individu dengan kondisi di bawah ini memiliki risiko yang lebih tinggi terkena komplikasi Covid-19.
Memang tidak semua orang akan mengalami komplikasi Covid-19. Namun, tentu lebih baik jika Anda tidak berisiko sama sekali, bukan? Karena itu, lakukanlah langkah pencegahan sebaik mungkin agar diri Anda tidak tertular Covid-19.
Terutama untuk anak muda yang masih abai dan santai menghadapi pandemi ini, segeralah lakukan social distancing atau physical distancing. Jangan keluar rumah jika tidak benar-benar mendesak, apalagi untuk sekadar berkumpul bersama teman dan makan di kafe. Anda bisa menjadi sumber penularan bagi orang-orang di rumah, termasuk anak-anak, orangtua dan kakek-nenek, yang berisiko tinggi mengalami kematian jika sampai terinfeksi Covid-19.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Untuk meminimalisir berbagai risiko yang mungkin terjadi, ada beberapa hal yang perlu Anda lakukan sebelum dan setelah vaksin Covid-19, seperti menunggu sekitar 15-30 menit setelah divaksin, menunggu kekebalan tubuh terbentuk, hingga tetap menjalankan protokol kesehatan.
Vaksin HiB adalah imunisasi yang diberikan guna mencegah meningitis maupun pneumonia akibat bakteri HiB. Imunisai ini dilakukan saat bayi berusia 2, 4, dan 6 bulan serta diulang pada usia 18 bulan.
Reagen biasanya digunakan untuk mendeteksi keberadaan zat tertentu yang menyebabkan reaksi pada tubuh. Bagaimana cara kerjanya?
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved