Kombinasi ranitidin dan omeprazole terbukti dapat meredakan asam lambung (GERD), asalkan dikonsumsi sesuai anjuran dokter. Keduanya tersedia dalam bentuk generik.
Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari
27 Agt 2020
Kombinasi ranitidin dan omeprazole bisa digunakan untuk meringankan penyakit GERD alias asam lambung.
Table of Content
Dokter bisa meresepkan kombinasi ranitidin dan omeprazole agar asam lambung beserta gejala yang dirasakan para penderita gastroesophageal reflux disease (GERD) segera reda.
Advertisement
Ternyata, meminum beberapa jenis obat sekaligus kadang kala tidak terhindarkan agar penyakit Anda lekas sembuh. Meski sama-sama bertujuan meredakan asam lambung, ranitidin dan omeprazole memiliki cara kerja tersendiri.
Omeprazole bekerja dengan menyumbat pompa produksi asam lambung. Sementara itu, ranitidin menghambat produksi zat kimia bernama histamine yang bertugas mengaktifkan pompa asam lambung tersebut.
Obat ranitidin dan omeprazole sama-sama tersedia dalam bentuk generik dan dijual bebas tanpa resep dokter. Kendati demikian, Anda tetap disarankan untuk mengonsumsinya berdasarkan rekomendasi dokter, apalagi jika tengah hamil, menyusui, maupun menjalani perawatan medis lainnya.
Kombinasi ranitidin dan omeporazole biasanya diberikan untuk penderita penyakit GERD. Juga dikenal sebagai sakit lambung, GERD sendiri adalah penyakit yang terjadi ketika asam lambung naik kembali ke esofagus, yakni saluran penghubung perut dan mulut.
GERD biasanya ditandai dengan beberapa gejala khas, seperti:
Di malam hari, Anda juga bisa mengalami gejala tambahan seperti batuk kronis, laringitis, sesak napas (terutama jika menderita asma), hingga sulit tidur. Gejala ini bisa ringan, tapi dapat juga parah, tergantung kondisi dan riwayat kesehatan Anda.
Baca Juga
Kombinasi ranitidin dan omeprazole sendiri sudah umum diberikan untuk penderita GERD. Penelitian di Tehran University menunjukkan bahwa pemberian kombinasi obat yang mengandung ranitidin dan omeprazole lebih efektif mengatasi GERD pada anak dibanding pemakaian masing-masing obat secara tersendiri.
Dokter juga bisa memberikan kombinasi obat ini untuk meredakan GERD parah pada pasien dewasa. Dosis dan cara pemakaian obat ini harus berdasarkan rekomendasi dokter. Sebab, dosis yang tidak sesuai akan membuat obat tidak efektif untuk meredakan asam lambung.
Selain itu, sebaiknya Anda memberikan jeda 30 menit antarobat, jika ingin mengonsumsi obat lainnya, agar masing-masing dapat memberikan efektivitas yang baik.
Dokter biasanya tidak menyarankan pemberian kombinasi ranitidin dan omeprazole untuk meredakan luka (tukak) lambung, yang juga mengakibatkan perut perih.
Dalam kasus ini, pengobatan akan berfokus pada penyembuhan luka lambung itu sendiri. Misalnya, dokter akan memberikan omeprazole plus antibiotik untuk meredakan luka akibat infeksi Helicobacter pylori.
Asam lambung naik merupakan penyakit yang umum terjadi dan sering mengalami kekambuhan. Munculnya ulkus atau luka di lambung diketahui terjadi karena adanya produksi asam lambung berlebih.
Omeprazole merupakan obat Proton Pump Inhibitor (PPI) yang bekerja secara spesifik dengan menghambat mikrotubulus sel parietal sekresi dan vesikel tubular dalam sitoplasma – dengan menghambat aktivitas H-K-ATPase. Dengan demikian, menghambat langkah terakhir dari sekresi asam lambung.
Sedangkan ranitidine, merupakan antagonis reseptor H2 selektif. Maka dari itu, ranitidine bekerja dengan menghambat sekresi asam lambung dan pepsin – dengan efek jangka panjang.
Maka dari itu, kombinasi kedua obat ini seringkali diberikan mengingat efeknya yang langsung (omeprazole) dan jangka panjang (ranitidine).
Kombinasi ranitidin dan obat omeprazole aman dikonsumsi, rekomendasi dokter. Namun, tidak tertutup kemungkinan juga adanya efek samping dari masing-masing obat.
Efek samping omeprazole sendiri antara lain:
Meski jarang terjadi, omeprazole juga bisa mengakibatkan efek samping berupa detak jantung tidak beraturan, rasa gugup, nyeri atau lemah otot, dan kram kaki.
Sementara itu, penggunaan omeprazole dalam jangka panjang (lebih dari 1 tahun berturut-turut) juga dapat mengakibatkan efek samping, mulai dari osteoporosis hingga serangan jantung.
Di sisi lain, efek samping obat ranitidin adalah:
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sempat menginstruksikan produsen obat yang mengandung ranitidin untuk menarik produknya dari pasaran.
Sebab, obat ini dikhawatirkan telah tercemar N-Nitrosodimethylamine yang bila digunakan berlebihan, akan menimbulkan efek karsiogenik alias mengakibatkan kanker.
Meskipun demikian, BPOM akhirnya menyatakan bahwa produk ranitidin boleh diedarkan di Indonesia, selama kandungan N-Nitrosodimethylamine di dalamnya tidak melebihi ambang batas aman. Obat ini boleh dikonsumsi maksimal 96 ng perhari.
Terdapat 37 merek yang diklaim BPOM sudah aman dan boleh kembali beredar. Anda dapat melihat daftar obat ranitidin yang aman tersebut di situs resmi BPOM.
Advertisement
Ditulis oleh Asni Harismi
Referensi
Artikel Terkait
Cegukan terus adalah cegukan yang tidak berhenti selama berhari-hari. Dalam kasus ekstrem, cegukan bisa berlangsung berbulan-bulan. Cegukan kronis seperti ini bisa menjadi gejala dari suatu gangguan kesehatan sekaligus dapat menimbulkan masalah kesehatan.
1 Mei 2023
Tanda GERD sudah sembuh bisa Anda amati lewat hilangnya berbagai gejala yang sebelumnya dirasakan, seperti tidak mengalami heartburn lagi, hilangnya mual, mulut tidak pahit, hingga tidur tidak terganggu.
24 Agt 2023
Lidah buaya kaya akan vitamin, mineral, dan asam amino. Tak heran, jika tanaman obat ini dipercaya dapat mengobati berbagai macam penyakit. Lantas, efektifkah menggunakan lidah buaya untuk asam lambung?
1 Sep 2020
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved