Kinerja otak dapat mencapai puncaknya pada waktu usia yang berbeda. Puncak pemrosesan informasi terjadi di usia 18-19 tahun, sementara itu memori jangka pendek biasanya berada di puncaknya pada usia 25 tahun. Pada usia 50 tahun, kinerja otak yang berkaitan dengan kemampuan membaca dan pemahaman ada pada puncaknya.
11 Nov 2022
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Kinerja otak dapat mencapai puncaknya di usia berbeda
Table of Content
Otak merupakan salah satu organ tubuh yang paling penting dan memegang peranan kunci dalam menjaga tubuh tetap berfungsi sebagaimana mestinya. Sebelumnya, banyak pendapat yang mengatakan bahwa kecerdasan dan kinerja otak mencapai puncaknya di usia relatif muda sebelum mengalami penurunan setelah dewasa hingga usia tua.
Advertisement
Faktanya, kinerja otak dapat mencapai puncaknya pada usia yang berbeda setiap orangnya. Setiap bagian otak dengan peranan yang beragam dan dapat memiliki masa keemasannya masing-masing.
Penemuan dari para peneliti kecerdasan terbaru menunjukkan bahwa kinerja otak tidak mencapai puncaknya bersamaan pada satu waktu tertentu. Otak memiliki banyak sekali bagian dengan fungsi yang sangat beragam. Cara kerja otak pun kompleks, sehingga semua fungsi bisa saja berkembang tidak bersamaan.
Sebagian kinerja otak dapat memuncak di usia lebih muda, sementara sebagian lainnya memuncak jauh di kemudian hari, dengan beberapa kemampuan mencapai puncaknya di usia 40 tahun.
Pada usia berapa pun, Anda dapat memiliki keahlian terbaik dalam suatu hal sementara semakin menurun pada hal lainnya, atau tidak mengalami perubahan kemampuan pada beberapa keahlian.
Jadi, tidak ada satu usia di mana kinerja otak mencapai puncaknya pada banyak hal, apalagi pada semua bagian secara bersama-sama.
Gambaran luas mengenai puncak kinerja otak pada usia tertentu yang sangat beragam adalah sebagai berikut:
Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun otak orang yang lebih tua mungkin memang lebih lambat dalam memproses informasi, tetapi mereka cenderung memiliki daya pikir yang lebih akurat, berpengetahuan, dan lebih mampu menilai suasana hati dan keadaan emosional orang lain.
Baca Juga: Penyebab Otak Lemot dan Cara Mengatasinya
Agar kinerja otak dapat berjalan dengan baik dan tidak mengalami penurunan fungsi tertentu dengan cepat, maka ada beberapa strategi yang dapat Anda gunakan, meliputi:
Olahraga memiliki banyak sekali manfaat bagi fisik dan mental. Penelitian menunjukkan bahwa bergerak aktif atau menggunakan otot juga membantu kesehatan pikiran.
Giat berolahraga dapat meningkatkan jumlah pembuluh darah kecil yang membawa darah kaya oksigen ke otak.
Sinapsis, yakni tempat persambungan antar sel-sel saraf, juga cenderung menurun saat memasuki usia lanjut. Di sisi lain, berolahraga dapat memacu perkembangan sel saraf baru dan meningkatkan sinapsis, sehingga dapat memperlambat penurunan fungsi otak.
Di samping mencegah penyakit dan peradangan yang dapat berdampak pada penurunan fungsi otak, olahraga juga dapat meningkatkan kinerja berbagai organ tubuh yang pada akhirnya dapat mendukung kinerja otak.
Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa orang yang aktif secara fisik cenderung tidak mengalami penurunan fungsi otak dan memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit Alzheimer.
Untuk menjaga kinerja otak, disarankan berolahraga selama 30 hingga 60 menit beberapa kali per minggu. Latihan yang dapat Anda lakukan termasuk berjalan, berenang, bermain tenis, atau aktivitas aerobik tingkat sedang lainnya yang dapat meningkatkan detak jantung.
Sama halnya dengan otot, otak juga perlu dilatih agar kemampuannya tetap terjaga.
Melansir dari Mayo Clinic, disebutkan bahwa aktivitas yang melatih otak dapat membantu merangsang koneksi baru antara sel-sel saraf, membantu otak menghasilkan sel-sel baru, hingga memberikan perlindungan terhadap kerusakan sel di masa depan.
Untuk mengasah otak, ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan, termasuk mengerjakan teka-teki silang atau sudoku, membaca, bermain kartu, menyusun puzzle, membaca, mengikuti kursus, hingga latihan melukis atau kerajinan lainnya.
Anda disarankan untuk tidak terlalu banyak menonton televisi atau program hiburan yang tidak merangsang untuk berpikir karena itu merupakan aktivitas pasif dan tidak banyak memacu otak untuk bekerja.
Pola makan sehat memiliki peranan penting dalam menjaga kesehatan dan kinerja otak. Nutrisi yang baik dapat membantu pikiran dan tubuh tetap berfungsi optimal. Salah satu pola makan yang sehat untuk otak adalah diet ala Mediterania.
Ini adalah jenis diet yang lebih menekankan pada konsumsi makanan nabati, biji-bijian, ikan, dan minyak dengan tambahan lemak tak jenuh yang menyehatkan seperti minyak zaitun. Anda tetap dapat mengonsumsi daging merah dan garam tetapi dalam jumlah lebih terbatas.
Studi menunjukkan bahwa orang yang menerapkan diet Mediterania memiliki kemungkinan lebih kecil untuk memiliki penyakit alzheimer.
Selain itu, penambahan asam lemak omega dari makanan-makanan mediterania ini sangat penting untuk menjaga fungsi sel serta bermanfaat mengurangi risiko penyakit arteri koroner, meningkatkan fokus mental, dan memperlambat penurunan kognitif pada orang tua.
Baca Juga: Kebiasaan yang Bisa Merusak Otak yang Perlu Dihindari
Tidur memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan otak. Orang yang merasa cemas, mengalami depresi, kelelahan, atau kurang tidur, cederung memiliki skor buruk pada tes fungsi kognitif.
Beberapa teori berpendapat bahwa tidur dapat membantu membersihkan protein abnormal pada otak serta meningkatkan memori dan kesehatan otak secara keseluruhan.
Disarankan untuk tidur tujuh hingga delapan jam setiap malam. Ini dapat memberi waktu pada otak untuk mengkonsolidasikan dan menyimpan ingatan Anda secara efektif.
Gangguan tidur dapat berpengaruh pada kinerja otak. Jika Anda kesulitan untuk tidur nyenyak atau mendapat waktu tidur yang cukup, maka sebaiknya konsultasikan hal ini dengan dokter.
Bersosialisasi atau melakukan interaksi sosial dapat sangat bemanfaat bagi kinerja otak. Bahkan, kegiatan ini dapat menangkal depresi dan stres yang dapat berkontribusi pada demensia.
Memiliki ikatan sosial yang kuat telah dikaitkan dengan risiko demensia yang lebih rendah, tekanan darah yang lebih rendah, dan harapan hidup yang lebih lama.
Cobalah untuk tetap terhubung dengan orang-orang yang Anda cintai seperti pasangan, keluarga, dan teman. Khususnya jika Anda tinggal sendirian atau sedang berjauhan dengan orang-orang terkasih.
Anda juga dapat terlibat dengan berbagai kegiatan sosial yang Anda minati dan tergabung dalam komunitas hobi. Aktif secara sosial dapat menurunkan risiko kerusakan sel otak dan memperkuat kesehatan otak Anda.
Baca Juga
Informasi mengenai kinerja otak menunjukkan bahwa otak tidak pernah berhenti berkembang dan tidak ada kata terlambat untuk terus belajar. Jika Anda memiliki pertanyaan terkait kinerja otak pada berbagai usia, jangan ragu untuk mengkonsultasikan hal ini dengan dokter.
Anda bisa berkonsultasi lewat fitur Chat Dokter di aplikasi kesehatan SehatQ. Unduh gratis di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Amigdala adalah bagian otak yang berfungsi untuk mendefiniskan dan mengatur emosi. Amigdala juga berfungsi untuk mempertahankan ingatan dan memasangkan memori dengan emosi tertentu, seperti senang, sedih, atau marah.
Perkembangan otak anak dimulai sejak ia masih di dalam kandungan. Memahami bagaimana tahapan dan cara menjaga kesehatan adalah hal yang penting dilakukan.
Memasuki usia senja, penurunan fungsi kognitif pada lansia pun bisa jadi tak terhindarkan. Salah satu yang paling umum terjadi adalah menurunnya daya ingat alias pikun. Berikut ulasannya.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved