Biduran pada bayi adalah kondisi di mana kulit bayi memerah dan sedikit membengkak di beberapa bagian tubuh. Biduran ini dapat disebebkan oleh berbagai faktor seperti infeksi virus dan bakteri.
Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri
2 Mei 2023
Biduran pada bayi terlihat mirip seperti gigitan serangga, tetapi dengan ruam yang lebih banyak serta menyebar
Table of Content
Tak perlu cemas ketika muncul biduran pada bayi, atau istilah medisnya urtikaria. Ciri-cirinya adalah kulit bayi menjadi kemerahan dan sedikit membengkak seperti digigit nyamuk. Biasanya, kondisi bentol merah pada kulit bayi ini bisa hilang setelah beberapa jam, namun juga bisa bertahan hingga beberapa minggu.
Advertisement
Biduran pada anak dan bayi biasanya muncul ketika baru mengalami kontak dengan alergen. Jenis alergen ini berbeda-beda pada setiap bayi. Selain itu, adanya gigitan serangga juga bisa menyebabkan biduran.
Baca Juga
Biduran pada bayi dapat terlihat seperti gigitan serangga. Lokasinya bisa terisolasi hanya di area tubuh tertentu dan bisa juga menyebar ke seluruh tubuh. Beberapa gejala biduran yang umum terjadi adalah:
Pada bayi, biduran seringkali muncul di wajah, tangan, kaki, atau area kelamin. Meski demikian, biduran bisa juga muncul di bagian tubuh manapun. Jika biduran bayi termasuk akut, maka akan hilang dalam hitungan jam hingga mingguan. Namun jika kronis, bisa bertahan hingga lebih dari 6 bulan.
Jika mendeteksi adanya biduran pada bayi, orangtua biasanya akan langsung merunut apa saja yang baru dilakukan atau dikonsumsi. Hal ini dilakukan karena ada banyak faktor yang menyebabkan terjadi biduran pada si Kecil.
Penyebab dari bentol merah pada kulit bayi atau biduran yang paling umum adalah:
Virus dan bakteri yang menyebabkan demam, infeksi saluran pernapasan atas, hingga virus yang menyerang pencernaan dapat menyebabkan munculnya biduran. Dibandingkan dengan orang dewasa, bayi dan anak-anak lebih rentan mengalami biduran akut.
Selain infeksi virus dan bakteri, biduran juga bisa muncul akibat alergi setelah mengonsumsi makanan tertentu. Bahkan pada bayi yang masih belum mulai mengonsumsi MPASI, bisa saja reaksi alergi terjadi karena apa yang dikonsumsi oleh ibu dan ikut berdampak setelah menyusu.
Konsumsi obat-obatan tertentu seperti antibiotik atau obat anti-peradangan non-steroid juga bisa menyebabkan munculnya biduran pada bayi.
Selain apa yang dikonsumsi, perhatikan pula faktor lingkungan ketika mulai muncul biduran. Apakah ada perubahan cuaca ekstrem, debu berlebih, atau polusi lain yang menyebabkan tubuh anak bereaksi dengan munculnya ruam kemerahan.
Terkadang, biduran pada anak juga terjadi karena gigitan serangga. Untuk mengetahui hal ini, periksa kebersihan tempat tidur bayi. Jika berada di luar, cegah gigitan serangga dengan mengenakan pakaian yang melindungi.
Selain beberapa faktor di atas, tiap bayi juga bisa memiliki alergen lain. Contohnya ada bayi yang alergi dengan minyak tertentu dan mengakibatkan munculnya ruam.
Dikutip dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ketika muncul biduran pada bayi, sebisa mungkin terus pantau perkembangannya. Sebelum memutuskan memberi obat tertentu, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter spesialis anak agar tidak ada kesalahan.
Anda bisa tetap memandikan bayi dengan air biasa. Untuk mengurangi rasa gatal, bayi dapat diberikan bedak seperti bedak salisil atau dikompres dengan air dingin untuk membuat meraka merasa lebih nyaman. Selain itu, jauhkan anak dari hal yang sekiranya menjadi pemicu biduran.
Perhatikan pula jika biduran disertai dengan gejala kesulitan bernapas. Bisa jadi, itu adalah kondisi darurat yang harus segera ditangani secara medis di rumah sakit.
Pakaikan baju yang nyaman untuk mencegah munculnya iritasi akibat gesekan dengan kulit yang sedang ruam dan terasa gatal. Pastikan bahan baju menyerap keringat dan tidak panas.
Penting juga untuk memastikan telah memotong kuku bayi dengan tepat untuk menghindari luka karena bayi mencoba menggaruk kulit yang ruam. Jika sampai luka, kemungkinan terjadinya iritasi semakin besar.
Selain mengatasi biduran dengan cara yang mudah dilakukan di rumah seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, Anda juga bisa mengobati biduran pada anak dengan obat-obatan tertentu yang diresepkan oleh dokter.
Sejumlah obat biduran pada anak dan bayi yang biasa diresepkan oleh dokter adalah di antaranya:
Anthistamin adalah obat yang bisa menghentikan produksi histamin dalam tubuh yang menyebabkan munculnya rasa gatal akibat reaksi alergi. Penggunaan obat jenis Anthistamin seperti desloratadine, hydroxyzine hingga azelastine pada bayi harus disesuaikan dengan usia dan kondisi alergi bayi.
Obat lainnya yang mungkin diresepkan oleh dokter adalah pemberian losion calamine. Obat ini diberikan untuk mengatasi rasa gatal dan rasa tidak nyaman akibat ruam pada kulit.
Selain itu, dokter juga mungkin akan meresepkan krim topical 1% hydrocortisone untuk mengatasi biduran pada bayi. Anda dapat mengoleskan losion atau krim ini ke bagian kulit yang ruam kemerahan.
Hal yang perlu diperhatikan adalah pemberian obat-obatan untuk biduran pada si Kecil haruslah diresepkan oleh dokter dan sesuai anjuran pemakaian.
Apabila biduran tidak kunjung hilang setelah beberapa minggu atau terus-menerus muncul, perlu pemeriksaan lebih lanjut untuk mendiagnosis penyebabnya. Orangtua juga harus mewaspadai biduran yang berlangsung lama bahkan hingga 2 bulan lebih. Hal itu bisa menjadi adanya reaksi alergi berat yang disebut anafilaksis.
Segera bawa bayi ke dokter anak jika mengalami gejala seperti berikut:
Biduran pada anak dan bayi memang hal yang wajar terjadi. Namun jika biduran bertahan sekitar enam minggu atau disebut biduran akut, dan bahkan bisa berlangsung lebih dari enam minggu yang menyebabkan biduran kronis, maka orangtua harus waspada dan segera berkonsultasi dengan dokter.
Advertisement
Ditulis oleh Azelia Trifiana
Referensi
Artikel Terkait
Ruam popok pada bayi bisa terjadi karena kondisi popok yang lembap dan hangat, sehingga menimbulkan infeksi. Obati ruam kulit ini dengan salep atau krim, serta pahami perawatannya yang efektif agar tidak iritasi.
10 Mei 2022
Sering bersin di pagi hari mungkin sering dianggap alergi biasa. Kondisi ini tidak bisa diremehkan karena mungkin saja Anda terserang rhinitis alergi.
28 Agt 2021
Alergi sperma saat berhubungan seks dapat menimbulkan gejala seperti gatal, bengkak, dan terbakar di sekitar kemaluan. Salah satu cara berhubungan yang baik agar alergi sperma tidak muncul adalah menggunakan kondom.
27 Jun 2019
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved