logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
SehatQ for Corporate
TokoObatArtikelTindakan MedisDokterRumah SakitPenyakitChat DokterPromo
Parenting

Bagaimana Cara Menumbuhkan Body Image (Citra Tubuh) Positif pada Anak?

open-summary

Body image adalah cara seseorang melihat tubuh mereka dan seberapa percaya diri mereka terhadap tubuhnya sendiri. Untuk menumbuhkan body image positif pada anak remaja, orangtua dapat membahas stereotip seputar tubuh, membatasi screen time, hingga menganjurkan gaya hidup sehat.


close-summary

2023-03-20 03:11:19

| Azelia Trifiana

Ditinjau oleh dr. Reni Utari

body image atau citra tubuh pada anak

Orangtua perlu tahu cara membangun body image (citra tubuh) yang positif pada anak

Table of Content

  • 4 komponen penting dari body image
  • Bagaimana cara menumbuhkan body image yang positif pada remaja?
  • Masalah body image dan anak
  • Faktor yang mempengaruhi body image
  • Catatan dari SehatQ

Bukan hanya orang dewasa, isu soal body image atau citra tubuh juga merupakan hal sensitif bagi remaja.

Advertisement

Pengertian body image adalah cara seseorang melihat tubuh mereka dan seberapa percaya diri mereka terhadap tubuhnya sendiri.

Tidak jarang, penggambaran yang negatif akan membuat mental dan rasa percaya dirinya hancur lebur.

Belum lagi persepsi tentang bentuk tubuh di media yang menyebut tubuh langsing, kulit putih, hingga wajah mulus sebagai indikator penting.

Orangtua punya peran penting di sini untuk membuat anak remaja tidak merasa kecewa dengan tubuhnya sendiri.

4 komponen penting dari body image

body image citra tubuh
Terdapat empat komponen body image yang penting diketahui.

Ada empat komponen body image yang dapat membantu Anda memahami konsep ini, di antaranya:

1. Bagaimana anak melihat dirinya (perseptual)

Salah satu komponen penting dari citra tubuh adalah perseptual atau bagaimana anak melihat dirinya.

Terkadang, anak remaja kerap menarik kesimpulan bahwa yang mereka lihat pada tubuhnya, sama seperti yang dilihat orang lain.

Contohnya, anak melihat atau menganggap dirinya gemuk. Padahal kenyataannya tubuh mereka kurus.

2. Perasaan anak terhadap penampilan dirinya (afektif)

Terdapat beberapa hal yang mungkin anak sukai atau tidak dari penampilan tubuhnya.

Perasaan anak terhadap tubuhnya, terutama tingkat kepuasan atau ketidakpuasan yang berkaitan dengan penampilan, berat badan, bentuk dan bagian tubuh, menjadi salah satu komponen citra tubuh yang penting untuk dipahami.

3. Pikiran dan keyakinan yang anak rasakan terhadap tubuhnya (kognitif)

Sebagian orang percaya bahwa mereka akan merasa lebih baik terhadap dirinya jika memiliki tubuh kurus.

Sementara itu, ada orang-orang yang percaya bahwa dirinya dapat terlihat lebih baik jika memiliki otot.

Bagaimana seseorang berpikir tentang dirinya sendiri termasuk dalam komponen citra tubuh kognitif.

4. Hal yang dilakukan anak terkait penampilannya (perilaku)

Ketika seseorang merasa tidak puas dengan penampilan tubuhnya, mereka dapat melakukan perilaku destruktif atau perilaku merusak diri, seperti olahraga berlebihan atau mengurangi makan secara ekstrem, untuk mengubah penampilannya.

Beberapa orang dapat mengisolasi diri karena mereka merasa tidak percaya diri dengan tubuhnya.

Perilaku yang dilakukan seseorang sebagai hasil dari citra tubuhnya termasuk dalam body image perilaku atau behavioural.

Bagaimana cara menumbuhkan body image yang positif pada remaja?

Pembahasan mengenai bentuk tubuh dapat berpengaruh secara signifikan terhadap kesehatan mental anak.

Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk memahami cara membangun citra tubuh yang positif pada anak remaja.

Berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan orangtua untuk mengatasi gangguan citra tubuh pada remaja.

1. Berikan contoh kepercayaan diri

Ketika Anda merasa anak remaja tidak memperhatikan sekalipun, mereka bisa saja menyerap apa yang pernah diucapkan orangtuanya.

Contohnya, ketika ibu berkaca dan berkata, “Baju ini membuat aku kelihatan gendut,” anak dapat mendengar dan menyerapnya.

Menurut penelitian, anak berusia 5-8 tahun yang ibunya tidak bahagia dengan tubuhnya, akan ikut merasa tidak puas dengan tubuh mereka sendiri.

Oleh sebab itu, orangtua perlu menunjukkan rasa percaya diri dan menyayangi diri sendiri.

2. Jangan fokus pada penampilan

Ingatkan anak remaja bahwa dunia tidak hanya seputar penampilan saja. Caranya adalah dengan tidak membicarakan tentang bentuk tubuh orang lain.

Sebaliknya, fokuskan pada hal yang lebih penting, seperti sifat baik dan ramah, yang dimiliki orang lain.

Hal-hal abstrak, seperti sopan dan bekerja keras, juga krusial dan secara tidak langsung membangun citra tubuh positif pada anak.

3. Pentingnya gaya hidup sehat

Orangtua memegang kendali dalam mencontohkan gaya hidup sehat, misalnya makan sayur dan berolahraga.

Untuk itu, ajak anak remaja terlibat dalam kegiatan fisik, seperti jalan pagi, bersepeda, atau berenang.

Ketika belanja bulanan, biarkan mereka memilih buah dan sayur. Beri tahu pula seputar label nutrisi sebagai langkah awal mengajarkan kebiasaan makan yang sehat.

Selain bisa membuat tubuh sehat, gaya hidup yang positif juga bisa membuat anak remaja memiliki bentuk tubuh ideal karena berat badannya terjaga.

4. Bicarakan tentang stereotip

Apabila anak remaja sudah mengerti, ajak mereka berdiskusi tentang stereotip bentuk tubuh yang ada di media.

Ketika melihat iklan tentang perempuan bertubuh langsing, bahas bahwa hal itu bukanlah yang utama.

Tidak ada yang salah dengan bentuk tubuh seseorang. Justru yang perlu dibenahi adalah kebiasaan buruk di baliknya, seperti gangguan makan hingga pola makan yang buruk.

5. Batasi screen time

Apabila tidak didampingi, bisa saja anak remaja mendapatkan persepsi yang salah tentang bentuk tubuh lewat tayangan di gawai sehingga menumbuhkan body insecurity.

Oleh karena itu, batasi screen time untuk menghindari mereka dari persepsi citra tubuh yang negatif.

Selalu tekankan tentang kebiasaan baik untuk kesehatan sekaligus bagaimana body image bukanlah parameter yang mutlak dari kepercayaan diri seseorang.

6. Memuji keunggulan remaja selain fisiknya

Terkadang, orangtua lebih sering memuji fisik anak remaja, seperti kecantikan, ketampanan, hingga bentuk tubuhnya. Hal ini justru bisa membangun citra tubuh yang buruk pada remaja.

Sebaliknya, cobalah puji berbagai keunggulan remaja dari aspek lain, seperti prestasi di sekolah, kepribadian, hingga gaya hidupnya.

7. Hindari mengkritik orang lain

Agar remaja memiliki persepsi yang tepat terhadap body image, orangtua sebaiknya menghilangkan kebiasaan mengkritik orang lain, seperti teman atau anggota keluarga. Sebab, kebiasaan ini dapat menumbuhkan body image yang buruk pada anak remaja.

8. Lawan bullying

Pelaku bully atau perundungan kerap menyerang anak remaja di sekolah. Mereka tak ragu-ragu mengeluarkan komentar negatif terkait bentuk tubuh orang lain. Hal ini bisa menimbulkan gangguan body image pada korban.

Sebagai orangtua, Anda disarankan untuk mengajari bagaimana caranya mengatasi pelaku bully yang sering mengejek secara fisik.

Selain itu, diskusikan masalah ini dengan pihak sekolah agar tindakan perundungan di lingkungan akademis dapat diatasi.

9. Berhenti membanding-bandingkan

Orangtua perlu menegaskan bahwa anak remaja tidak boleh membanding-bandingkan tubuhnya dengan orang lain.

Dikutip dari Cleveland Clinic, kebiasaan membanding-bandingkan diri dapat menimbulkan rasa rendah diri dan menumbuhkan gangguan body image.

Justru sebaliknya, ajari anak remaja untuk mensyukuri apa yang dimilikinya dan biasakan untuk memuji sisi positif dari orang lain. Hal ini dianggap bisa membuat mereka merasa lebih baik.

10. Mencari teman yang tidak toxic

Teman-teman yang toxic dapat menyebabkan anak remaja mengalami gangguan citra tubuh, apalagi kalau mereka kerap mengkritik penampilan fisik.

Oleh karena itu, berikan saran pada anak remaja untuk mencari teman-teman yang tidak toxic. Sebaliknya, bertemanlah dengan orang-orang yang positif.

Masalah body image dan anak

Body image citra tubuh
Isu body image bukanlah hal yang baru.

Sebenarnya, masalah body image pada anak remaja bukanlah hal baru. Ada banyak penelitian yang memperkuat hal ini. Bukan hanya di Indonesia, rupanya polemik ini juga terjadi di seluruh dunia.

Beberapa penelitian menemukan berbagai fakta atau masalah terkait citra tubuh sebagai berikut:

  • 47 persen melihat ada kecemasan berlebih pada anak berusia 6-10 tahun
  • 24 persen melihat anak berusia 3-5 tahun merasa tidak bahagia tentang penampilan tubuh mereka
  • 31 persen anak menyebut diri mereka ‘gendut’
  • 16 persen pegawai childcare mendengar anak berandai-andai tampak lebih cantik seperti orang lain
  • 1 persen melihat anak menolak makan karena khawatir menyebabkan gendut

Memperkuat hal ini, laporan dari Common Sense Media pada tahun 2015 menunjukkan bahwa kecemasan tentang bentuk tubuh telah ada sejak usia anak masih sangat muda.

Tak hanya itu, ada juga laporan yang menyebut 1 dari setiap 4 anak berusia 7 tahun pernah berusaha melakukan diet

Faktor yang mempengaruhi body image

Remaja bisa merasa insecure akan bentuk tubuh mereka, bahkan jauh sebelum memasuki fase pubertas.

Bahkan, ada fakta bahwa anak berusia 5 tahun sudah bisa mengekspresikan rasa tidak suka mereka terhadap tubuhnya karena ingin tampak lebih langsing.

Sebenarnya, apa saja faktor yang berpengaruh terhadap hal ini?

  • Komentar orang lain

Sudah saatnya berhenti memberikan komentar terkait bentuk tubuh orang lain.

Bahkan, pada detik pertama bayi lahir ke dunia, ada saja komentar tentang bagaimana penampilan hingga warna kulitnya. Padahal tidak ada gunanya.

Komentar yang terus-menerus muncul sejak anak masih kecil inilah yang membuat rasa tidak percaya diri tentang bentuk tubuh telah ada sejak dini.

Anak yang menyerap informasi layaknya spons akan menganggap bahwa bentuk tubuh yang ideal adalah apa yang dilontarkan orang dewasa di sekitarnya.

  • Media

Gambaran bagaimana tubuh yang ideal di media, seperti buku, majalah, televisi, dan media lain, juga turut membentuk persepsi tentang body image.

Tidak menutup kemungkinan, ini bisa menimbulkan tekanan tersendiri tentang konsep yang ideal dan tidak.

  • Lingkungan terdekat

Keluarga, saudara, hingga teman-teman terdekat, juga turut berperan dalam membentuk bagaimana body image yang dipandang ideal.

Hal ini akan berpengaruh terhadap ukuran, bentuk, berat, hingga tinggi badan. Terlebih jika ada anggota yang bentuk tubuhnya berbeda dari orang lain, ini bisa menjadi ‘sasaran’ empuk.

Baca Juga

  • 7 Tips Pilih Sekolah Anak yang Tepat untuk Orangtua
  • Memahami Fungsi Parental Control dan Rekomendasi Aplikasinya
  • Manfaat Daun Ubi Jalar untuk Kesehatan yang Tak Kalah dari Umbinya

Catatan dari SehatQ

Ketika orangtua bisa menjadi teladan, anak pun akan mengikutinya. Jadilah sosok yang memberi contoh baik agar mereka tahu bahwa body image bukanlah hal yang begitu merisaukan.

Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar cara menyaring persepsi tentang bentuk tubuh pada remaja, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.

Advertisement

tips parentinggaya parentingpola hidup sehat

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Metode Pembayaran

Bank BCABank MandiriBank BNIBank Permata
Credit Card VisaCredit Card Master CardCredit Card American ExpressCredit Card JCBGopay

Fitur

  • Toko
  • Produk Toko
  • Kategori Toko
  • Toko Merchant
  • Booking
  • Promo
  • Artikel
  • Chat Dokter
  • Penyakit
  • Forum
  • Review
  • Tes Kesehatan

Perusahaan

Follow us on

  • FacebookFacebook
  • TwitterTwitter
  • InstagramInstagram
  • YoutubeYoutube
  • LinkedinLinkedin

Download SehatQ App

Temukan di APP StoreTemukan di Play Store

Butuh Bantuan?

Jam operasional: 07.00 - 20.00

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved