Artikel Bersponsor
PenyakitGejala coronavirus atau COVID-19 dan flu bisa memiliki gejala yang hampir sama jika tidak segera diperiksa. Keduanya sama-sama disebabkan oleh virus yang menyerang saluran pernapasan manusia.
2023-03-24 01:52:05
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Meski terlihat sama, sejatinya ada perbedaan gejala coronavirus atau COVID-19 dan flu biasa
Table of Content
Masyarakat dunia, termasuk di Indonesia, masih diselimuti kekhawatiran akibat mewabahnya virus corona. Bagaimana tidak, infeksi yang menyerang sistem pernapasan ini sekilas memang mirip dengan flu biasa. Lantas, adakah perbedaan gejala coronavirus atau COVID-19 dan flu biasa?
Advertisement
Jawabannya tentu saja ada. Berikut adalah berbagai perbedaan gejala coronavirus atau COVID-19 dan flu biasa.
Flu biasa dan virus corona atau COVID-19 sebenarnya sama-sama disebabkan oleh virus yang menyerang saluran pernapasan manusia. Akan tetapi, kedua virus ini berasal dari golongan yang berbeda.
Berikut adalah perbedaan gejala coronavirus atau COVID-19 dan flu biasa yang perlu Anda ketahui.
Flu adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, yaitu hidung dan tenggorokan.
Virus penyebab flu biasa berasal dari golongan rhinovirus. Virus ini menyebar dari manusia ke manusia lainnya melalui percikan cairan yang dikeluarkan ke udara oleh penderitanya saat batuk, bersin, atau berbicara.
Anak-anak di bawah usia 6 tahun rentan mengalami flu. Akan tetapi, orang dewasa juga dapat mengalami jenis penyakit ini. Secara umum, gejala flu biasa yang ditimbulkan, antara lain:
Berbagai gejala tersebut biasanya muncul 1-3 hari setelah terpapar virus dari orang lain yang sedang sakit flu. Orang-orang yang berisiko mengalami flu adalah anak-anak di bawah usia 1 tahun serta mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh rendah.
Infeksi virus corona atau COVID-19 juga menyerang sistem pernapasan. Tak ayal bila gejala coronavirus terbilang mirip dengan flu biasa.
Orang yang terinfeksi positif virus corona bisa berasal dari berbagai rentang usia, baik anak-anak, orang dewasa, ibu hamil atau menyusui, hingga orang lanjut usia (lansia).
Selain itu, orang yang sebelumnya pernah mengalami kondisi medis, seperti asma, diabetes, penyakit jantung, tampaknya lebih rentan untuk dapat terinfeksi virus corona.
Gejala awal infeksi virus corona sebenarnya bervariasi antara satu orang dengan orang lainnya. Umumnya, gejala coronavirus dapat muncul 4-10 hari setelah terpapar dari orang yang terinfeksi virus corona. Secara umum gejala coronavirus yang utama, antara lain:
Gejala ringan, termasuk demam batuk, yang disebutkan di atas dapat muncul secara bertahap.
Penderita COVID-19 juga bisa mengalami nyeri otot, sakit kepala, sakit tenggorokan, hidung tersumbat, pilek, atau diare. Namun, gejala ini jarang terjadi dan tidak khas pada orang yang terinfeksi positif virus corona.
Cara mengobati gejala coronavirus dan flu biasa tidak dapat disamakan. Pasalnya, meski sama-sama menyebar melalui virus, keduanya memiliki cara pengobatan yang berbeda. Berikut adalah cara mengobati gejala flu biasa dan gejala coronavirus
Gejala flu biasanya dapat sembuh sendiri dalam waktu 4-7 hari. Maka dari itu, hanya diperlukan banyak istirahat, makan makanan bergizi, dan menjaga cairan tubuh agar tetap seimbang guna mempercepat penyembuhan flu.
Obat pereda nyeri (acetaminophen, paracetamol, dan ibuprofen) dapat digunakan untuk meringankan gejala flu, seperti demam, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Obat pereda nyeri tersedia dalam berbagai merek dan bisa ditemukan dengan mudah di apotek.
Pada beberapa kasus, dokter mungkin akan meresepkan beberapa jenis suplemen untuk meningkatkan imunitas tubuh. Hal ini dilakukan untuk memperpendek gejala penyakit atau mencegah komplikasi yang serius, seperti pneumonia, infeksi saluran pernapasan akut, atau penyakit yang menyerang paru-paru lainnya.
Sampai saat ini, belum ditemukan obat atau vaksin yang dapat mengobati dan mencegah gejala coronavirus.
Bagi orang-orang yang terinfeksi positif virus corona, ada tiga kemungkinan kondisi kesehatan yang dialami oleh Anda setelah melakukan serangkaian pemeriksaan coronavirus, atau mungkin ketika mengalami gejala terinfeksi virus corona walaupun belum melakukan tes.
Pertama, gejala terinfeksi virus corona, tetapi Anda dalam kondisi sehat dan tidak menunjukkan gejala apa pun atau dikenal dengan orang tanpa gejala (OTG).
Sebaiknya, Anda tetap tenang dan jangan panik. Jangan terburu-buru pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan diri karena kondisi Anda dapat menyebarkan virus ke orang lain, terutama saat berada di perjalanan dan di fasilitas pelayanan kesehatan. Anda cukup melakukan isolasi diri di rumah dan menjalani pola hidup bersih sehat, termasuk mencuci tangan.
Kedua, gejala terinfeksi virus corona dan Anda mengalami gejala penyakit ringan. Misalnya, demam, batuk, merasa lemas, tetapi tidak mengalami sesak napas.
Anda pun masih dapat melakukan aktivitas ringan secara normal. Pada kondisi ini, Anda juga tidak perlu terburu-buru ke rumah sakit. Anda cukup melakukan isolasi diri di rumah dan menjalani pola hidup bersih sehat, termasuk mencuci tangan.
Ketiga, gejala terinfeksi virus corona dan Anda mengalami gejala penyakit yang tergolong berat. Misalnya, demam tinggi (suhu tubuh di atas 38 derajat), mengalami sesak napas, dan tidak dapat melakukan aktivitas apa pun.
Kondisi ini memerlukan perawatan intensif yang tepat di rumah sakit guna menjaga kondisi pasien dan mengatasi komplikasi yang muncul agar tidak berakibat fatal.
COVID-19 adalah penyakit baru sehingga pencegahan dan pengobatan penularannya pun masih terus dikembangkan. Namun, Anda bisa meminimalkan risiko terkena infeksi ini dengan cara pencegahan sebagai berikut:
Jika Anda mengalami gejala flu, terutama yang tidak kunjung sembuh lebih dari 1 minggu dan disertai demam tinggi, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk mengetahui penyebabnya.
Gejala COVID-19 yang ringan memang sekilas mirip dengan gejala flu biasa. Oleh sebab itu, Anda perlu lebih cermat mengenali perbedaan gejala coronavirus atau COVID-19 dan flu biasa, berdasarkan penjelasan di atas.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Penderita parosmia akan mengalami perubahan pada indra penciumannya sehingga aroma yang tercium dari sumbernya akan berbeda. Misalnya, bau masakan yang menggugah selera menjadi berbau tajam dan tidak menyenangkan
Perbedaan DBD dan corona memang sulit dilihat, terutama jika ketika penyakit masih ringan. Perbedaan biasanya baru terlihat apabila tes laboratorium sudah dilakukan.
Terdapat sejumlah politisi lokal dan mancanegara yang terinfeksi virus corona alias Covid-19. Mulai dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan hingga Perdana Menteri Inggris Boris Johnson.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved