Beberapa kemungkinan penyebab preeklampsia adalah hamil anak kembar, mengidap diabetes tipe 1 atau 2 sebelum hamil, hingga menderita penyakit autoimun. Untuk mengatasinya, dokter bisa memberikan obat-obatan penurun darah tinggi hingga antikonvulsan untuk mencegah kejang.
12 Apr 2023
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Sejauh ini, penyebab preeklampsia belum diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa faktor risiko yang bisa memicunya.
Table of Content
Preeklampsia adalah komplikasi kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi (hipertensi), tingginya kadar protein dalam urine (proteinuria) yang mengindikasikan kerusakan ginjal, atau munculnya tanda-tanda kerusakan organ lainnya. Kondisi ini biasanya terjadi pada fase pertengahan kehamilan (setelah 20 minggu). Lantas, apa penyebab preeklampsia?
Advertisement
Penyebab preeklampsia sebenarnya belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, kondisi ini diyakini berasal dari masalah pada plasenta.
Plasenta berkembang di dalam rahim selama kehamilan dan bertanggung jawab untuk menyediakan oksigen serta nutrisi bagi janin.
Pasokan darah ke plasenta bisa berkurang pada preeklampsia sehingga menimbulkan masalah pada ibu hamil dan janinnya.
Berikut adalah beberapa faktor yang meningkatkan risiko preeklampsia.
BACA JUGA: Seputar Hipertensi dalam Kehamilan yang Tidak Boleh Diremehkan
Preeklampsia dapat dikategorikan menjadi ringan atau berat. Anda bisa didiagnosis mengidap preeklampsia ringan jika memiliki tekanan darah tinggi dan kadar protein yang tinggi dalam urine.
Di sisi lain, preeklampsia berat (PEB) juga ditandai dengan gejala-gejala preeklampsia ringan, tetapi disertai dengan tanda-tanda kerusakan ginjal atau hati, trombosit rendah, cairan dalam paru-paru, sakit kepala dan pusing, hingga gangguan penglihatan atau melihat bintik-bintik.
Di samping tekanan darah tinggi, berikut adalah gejala-gejala preeklampsia yang perlu diwaspadai.
Apabila berbagai gejala di atas terjadi pada Anda, segera konsultasikan ke dokter kandungan.
Jika preeklampsia yang Anda alami bersifat ringan, dokter biasanya menyarankan untuk rutin memeriksakan diri atau melakukan kontrol di rumah sakit.
Tujuannya agar dokter bisa memonitor tekanan darah, perubahan pada gejala, dan kesehatan janin.
Tidak hanya itu, dokter juga dapat meminta Anda mengecek tekanan darah sendiri di rumah secara rutin.
Preeklampsia berat mengharuskan penderitanya untuk dirawat di rumah sakit agar dokter bisa terus memonitor tekanan darah dan mengambil tindakan apabila muncul komplikasi.
Tidak hanya itu, perkembangan dan kesehatan janin dalam rahim juga terus dipantau.
Berikut adalah obat-obatan yang umumnya dikonsumsi untuk menangani preeklampsia berat.
BACA JUGA: 10 Cara Menurunkan Darah Tinggi pada Ibu Hamil
Jika Anda mengidap preeklampsia ringan, dokter dapat menyarankan untuk melakukan persalinan dini setelah 37 minggu.
Untuk preeklampsia berat, dokter kemungkinan besar merekomendasikan persalinan prematur sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu.
Keputusan ini didasari dengan tingkat keparahan komplikasi preeklampsia dan kesehatan serta kesiapan bayi.
Selain itu, dokter juga melihat tingkat keparahan preeklampsia, usia gestasi bayi, dan pertimbangan penting lainnya untuk menentukan apakah Anda bisa melakukan persalinan normal atau caesar.
Setelah persalinan, dokter perlu memantau tekanan darah dan tanda-tanda preeklampsia lainnya secara ketat.
Sebelum diperbolehkan pulang, pasien akan diinformasikan terkait kapan harus mencari penanganan medis jika mengalami tanda-tanda preeklampsia setelah melahirkan, misalnya sakit kepala parah, gangguan penglihatan, sakit perut parah, hingga mual dan muntah.
Terdapat sejumlah hal yang bisa Anda lakukan untuk menurunkan risiko preeklampsia.
Apabila Anda dicurigai berisiko menderita preeklampsia, dokter bisa merekomendasikan konsumsi obat aspirin pada awal kehamilan (umumnya di usia 12 minggu).
Alasannya, obat aspirin disebut dapat menurunkan risiko preeklampsia hingga 15 persen.
Namun, konsumsi obat ini perlu diawasi dokter untuk menghindari efek samping yang bisa membahayakan kesehatan ibu hamil dan janin.
Ingin bertanya lebih jauh seputar preeklampsia dan masalah kehamilan lainnya? Anda bisa konsultasi langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.
Download aplikasinya di App Store dan Google Play sekarang!
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Ukuran kaki ibu hamil berubah adalah kondisi yang wajar terjadi. Perubahan ini disebabkan oleh berbagai macam faktor, mulai dari bertambahnya berat badan, perubahan hormon, pertumbuhan rahim, hingga peningkatan retensi cairan.
Penyebab keguguran adalah adanya masalah dari ibu maupun janin, di antaranya adalah kelainan kromosom, penyakit kronis pada ibu, hingga kondisi twin-to-twin transfusion syndrome. Cara menjaga kehamilan untuk mencegah keguguran adalah dengan jaga asupan nutrisi dan mulai pola hidup sehat.
Penyebab ibu meninggal saat melahirkan adalah komplikasi saat hamil hingga 42 hari setelah melahirkan. Beberapa penyebab kematian ibu di antaranya adalah pendarahan hingga tekanan darah tinggi.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved