11 Jul 2021
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Penyebab betis besar umumnya adalah otot betis yang besar
Table of Content
Memiliki betis yang berukuran besar dapat mengganggu penampilan bagi sebagian orang. Meski punya andil dalam betis besar, sebenarnya lemak yang berada di bawah kulit betis tidak begitu banyak. Pada dasarnya, penyebab betis besar adalah otot betis yang juga berukuran besar.
Advertisement
Otot betis yang besar dan lemak dapat dipengaruhi sejumlah faktor, yaitu genetik, jenis olahraga, serta pertambahan berat badan. Selain itu, pembengkakan di area kaki akibat gangguan kesehatan juga dapat menjadi penyebab betis besar.
Berikut adalah sejumlah faktor yang menjadi penyebab betis besar.
Sebagian besar penyebab betis besar adalah faktor genetik. Jika Anda memiliki orangtua dan saudara yang memiliki betis yang besar, maka kemungkinan Anda untuk memiliki betis yang sama menjadi lebih besar.
Pembentukan atau peningkatan massa otot betis dapat membuat ukurannya terlihat lebih besar. Berikut adalah sejumlah faktor yang dapat memicu penambahan massa otot betis:
Makanan tinggi lemak yang dapat menambah berat badan secara umum, termasuk salah satu faktor penyebab betis besar. Lemak tidak hanya terakumulasi di bawah kulit, tetapi juga di dalam otot.
Ketika berat badan bertambah, paha dan betis dapat menjadi tempat pertama lemak menumpuk, tetapi cenderung menjadi area terakhir lemak berkurang saat berat badan turun.
Ukuran betis yang membesar juga dapat mengindikasikan adanya gangguan kesehatan yang perlu diwaspadai. Berikut adalah beberapa kondisi yang bisa membuat betis Anda terlihat besar.
Makanan tinggi sodium merupakan salah satu makanan yang membuat betis besar. Jumlah garam yang berlebih dapat menarik cairan dari arteri, vena, dan kapiler, kemudian mengirimnya ke berbagai jaringan tubuh, termasuk area betis.
Kondisi ini dapat menyebabkan betis terlihat membesar. Anda juga dapat melihat pembengkakan pada bagian tubuh lainnya, seperti jari, wajah, atau perut.
Gaya hidup yang kurang aktif atau jarang bergerak juga dapat memicu terjadinya penumpukan cairan di area kaki sehingga menjadi penyebab betis besar.
Trombosis vena dalam adalah penyebab betis besar yang lebih serius. Kondisi ini menandakan adanya penyumbatan pembuluh darah vena sehingga berisiko menghalangi aliran darah ke paru-paru yang bisa membahayakan penderitanya.
Salah satu ciri trombosis vena dalam adalah adanya pembengkakan yang terjadi pada salah satu kaki.
Saat mekanisme pemompaan jantung mengalami gangguan, kondisi ini membuat pembuluh darah tidak elastis sehingga darah yang dipompa ke jantung menjadi lebih lambat dan mengakibatkan bertumpuknya cairan di kaki. Pada akhirnya, kondisi ini dapat menjadi penyebab betis besar.
Baca Juga
Pada dasarnya, cara mengecilkan betis tergantung pada penyebabnya. Jika Anda mencurigai penyebab betis besar dikarenakan gangguan kesehatan serius, sebaiknya segera hubungi dokter untuk mendapatkan penanganan yang semestinya.
Sementara itu, untuk penyebab-penyebab umum, ada beberapa cara mengecilkan betis yang dapat Anda lakukan.
Apabila betis besar disebabkan pertambahan berat badan atau kegemukan, maka diet dan olahraga kardio dapat dipertimbangkan sebagai cara mengecilkan betis. Sedot lemak tidak dianjurkan untuk mengecilkan betis, kecuali jika ketebalan lemak pada betis mencapai 2 cm.
Apabila Anda memiliki pertanyaan seputar masalah kesehatan, Anda bisa bertanya langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ secara gratis. Unduh aplikasi SehatQ sekarang di App Store atau Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Hipertrofi otot adalah proses pertumbuhan sel-sel otot sehingga ukurannya menjadi lebih besar. Hipertrofi otot dapat dirangsang dengan olahraga angkat beban.
Menari ternyata memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan. Menari dapat membantu membakar kalori, mengurangi risiko terjadinya demensia di usia lanjut, dan dapat sebagai terapi penyembuhan.
Latihan low impact merupakan jenis latihan yang berdampak ringan bagi persendian Anda. Jenis latihan ini memiliki intensitas dan risiko cedera yang lebih rendah dibandingkan latihan high impact.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved