Penggunaan empeng pada bayi dikenal bisa menurunkan risiko SIDS, namun juga bisa memicu infeksi telinga akut. Kenali apa saja manfaat dan bahaya empeng bayi ini agar bijak dalam menggunakannya.
2023-03-29 04:40:50
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Penggunaan empeng pada bayi tidak selamanya memberi pengaruh buruk
Table of Content
Empeng bayi kerap digunakan sebagai senjata untuk menenangkan dan meredakan tangis Si Buah Hati. Meski begitu, masih banyak orang tua yang belum mengetahui secara mendalam manfaat serta kerugian penggunaan empeng pada bayi.
Advertisement
Penggunaan empeng bayi selama ini lebih sering dikaitkan sebagai kegiatan yang memberikan pengaruh buruk bagi bayi. Padahal, hal ini tidak sepenuhnya benar. Dengan menggunakan empeng, bayi juga bisa mendapatkan beberapa manfaat untuk kesehatannya.
Dikutip dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) penggunaan empeng pada bayi memang merupakan hal umum yang terjadi di banyak negara. IDAI menyebutkan bahwa 75-85% anak-anak di negara barat diberikan empeng atau dot oleh orangtua mereka.
Namun, bolehkah bayi pakai empeng di Indonesia sendiri masih mengalami perdebatan. Ini karena penggunaan dot atau empeng tersebut memiliki banyak manfaat yang juga punya dampak negatif bagi kesehatan si bayi. IDAI sendiri lebih merekomendasikan menyusu secara langsung ketimbang pemberian dot atau empeng pada bayi.
Tidak selamanya empeng bayi memberikan efek negatif bagi Si Buah Hati. Apabila penggunaan empeng pada bayi dilakukan secara bijak dan tidak berlebihan, manfaat di bawah ini bisa didapatkan.
Sudden Infant Death Syndrome (SIDS) atau sindrom kematian mendadak pada bayi dapat berkurang apabila bayi mengisap empeng saat waktu tidur. Meski begitu jangan gunakan empeng bayi yang memiliki tali karena dapat meningkatkan risiko bayi tercekik.
Dot dapat membantu bayi untuk belajar mengendalikan dirinya dan membuatnya menjadi lebih tenang dan merasa nyaman. Penggunaan empeng pada bayi juga dapat memenuhi keinginan bayi untuk mengisap.
Bayi, secara alami memiliki keinginan untuk mengisap. Botol susu atau payudara ibu umumnya akan memenuhi keinginan ini. Namun tidak jarang, meski telah merasa kenyang, bayi tetap merasa ingin mengisap.
Penggunaan empeng pada bayi dinilai bisa memudahkan proses menyusui bagi ibu yang mengalami depresi pasca melahirkan. Mengurangi tangisan bayi merupakan salah satu langkah yang penting dilakukan terutama bagi Ibu yang mengalami depresi pasca melahirkan.
Apabila bayi lebih tenang, Ibu bisa mendapatkan lebih banyak waktu antara menyusui. Dalam hal ini, empeng bayi dapat memberikan dukungan emosional tidak hanya bagi bayi, namun juga Ibu.
Manfaat empeng untuk bayi ini biasanya berguna ketika bayi perlu melakukan kegiatan yang dirasa tidak nyaman, seperti disuntik vaksin maupun pemeriksaan lainnya. Saat perhatiannya teralih, maka bayi jadi bisa lebih kooperatif untuk menuruti instruksi dokter.
Bagi beberapa bayi, mengisap dot bisa membantunya tidur malam lebih cepat. Tapi, penggunaan alat ini tidak berpengaruh pada durasi tidur bayi maupun frekuensi si Kecil bangun di malam hari.
Meski manfaat empeng bayi begitu beragam, namun kerugiannya juga tidak bisa dipandang sebelah mata. Apabila tidak digunakan dengan baik dan bijak, penggunaan empeng pada bayi bisa menimbulkan efek merugikan seperti berikut.
Menyusui merupakan proses alami bagi Ibu dan bayi. Meski begitu, pola menyusui yang sesuai dengan Ibu dan bayi tidak bisa didapatkan begitu saja dan diperlukan waktu beberapa minggu.
Anda direkomendasikan untuk menunggu 3 hingga 4 minggu sebelum memberikan empeng pada bayi. Hal ini untuk menghindari bayi bingung puting sehingga mengganggu proses menyusui.
Penggunaan empeng pada bayi dipercaya dapat memengaruhi arah tumbuhnya gigi permanen kelak. Anak yang terlalu banyak menggunakan empeng, pertumbuhan giginya cenderung lebih berantakan.
Penggunaan dot atau empeng yang berkepanjangan memiliki hubungan kuat dengan timbulnya masalah gigi seperti karies dan maloklusi. Karena itu, Anda disarankan untuk menghindari penggunaan empeng pada bayi dan anak dalam jangka panjang.
Penggunaan empeng pada bayi sering dihubungkan dengan infeksi bayi yang disebabkan oleh mikroorganisme patogen, seperti timbulnya otitimis media akut (OMA), thrush, diare hingga infeksi saluran napas.
Bahkan, penggunaan dot dipercaya dapat meningkatkan risiko bayi terkena infeksi telinga atau OMA hinga dua kali lipat.
Dikutip dari IDAI, beberapa penelitian melaporkan terjadinya peningkatan OMA dihubungkan dengan penggunaan dot. Hal ini mungkin berhubungan dengan ketidakseimbangan tekanan antara rongga telinga tengah dengan nesofaring yang bisa merusak fungsi tuba eustachius.
Aktivitas menyedot empeng dapat menarik cairan dari kerongkongan ke saluran tengah telinga. Kondisi ini dapat menyebabkan telinga bayi lebih mudah terinfeksi bakteri.
Terdapat beberapa hal yang perlu Anda perhatikan apabila ingin menggunakan empeng pada bayi baru lahir, di antaranya seperti:
Baca Juga
Tentu tidak mudah untuk memisahkan anak dari empeng kesayangannya. Cara menyapih anak yang tepat adalah dengan melakukannya secara perlahan dan jangan memaksa. Pilih waktu yang paling baik untuk menyapih anak dari empengnya.
Langkah ini bisa mulai Anda lakukan secara perlahan sejak anak berusia 6 bulan saat risiko SIDS telah berkurang dan risiko terkena infeksi telinga meningkat. Satu hal yang juga penting dalam menyapih anak adalah lakukan dengan konsisten.
Orang-orang yang sering berada di sekitar bayi, seperti pengasuh hingga kakek dan neneknya juga perlu turut terlibat untuk tidak membiasakan penggunaan empeng pada bayi. Dengan begitu, bayi tidak merasa bingung dan dapat melalui proses ini dengan sukses.
Yyk, kunjungi Toko SehatQ untuk mendapatkan penawaran menarik tentang segala keperluan ibu dan anak.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Membiasakan anak menjaga kebersihan gigi dan mulutnya sebaiknya dimulai sedini mungkin. Unutk itu, orangtua perlu mengetahui cara membersihkan lidah bayi yang tepat. Lakukan secara rutin untuk mencegah masalah kesehatan mulut.
Perbedaan bayi gumoh dan muntah pada bayi terlihat dari bagaimana susu keluar dari mulut bayi. Gumoh keluar dengan sendirinya. Sementara, bayi muntah ia terlihat megedan, tidak nyaman, dan rewel.
Kapan ASI keluar? Kemungkinan ASI keluar pada saat hamil hingga 3-4 hari pascamelahirkan. Cara agar ASI keluar bisa dilakukan dengan memberikan perawatan berupa pijat payudara hingga pompa ASI rutin.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved