Kenapa ibu sering marah pada anak dapat dipicu oleh beberapa faktor, seperti stres dan jenuh dengan rutinitas, tidak terpenuhinya kebutuhan pribadi, hingga merasa tidak becus mengurus anak. Hal tersebut juga bisa berdampak buruk pada psikologis anak.
2023-03-19 02:09:37
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Ibu sering marah pada anak dapat disebabkan oleh stres dan jenuh pada rutinitas
Terkadang, ibu dianggap galak dan bawel daripada ayah sehingga lebih sering marah-marah kepada anak. Sebetulnya, ada alasan di balik kenapa ibu sering marah pada anak. Hal tersebut dapat berkaitan dengan peran ibu dalam keluarga yang harus mengurus banyak hal sehingga terkadang membuatnya stres dan kerepotan.
Advertisement
Akan tetapi, jika ibu marah secara tidak terkendali, seperti berteriak, mencaci, membanting barang, atau memukul anak, perilaku ini mungkin dapat membuat anak merasa ketakutan dan memengaruhi mentalnya.
Alasan kenapa ibu sering marah pada anak dapat dipicu oleh beberapa faktor, di antaranya:
Seorang ibu juga bisa merasa stres dan jenuh dengan rutinitas yang dilakukan. Hal ini membuatnya tidak menikmati hal-hal yang dilakukan dan justru ingin menghindari rutinitas tersebut.
Ketika mendengar anak merengek dalam kondisi ini, ibu mungkin saja menjadi marah pada anak bahkan hingga membentaknya.
Alasan kenapa ibu sering marah pada anak dapat disebabkan oleh kebutuhan pribadi yang tidak terpenuhi.
Ketika sibuk mengurus anak, ibu sering kali mengesampingkan kebutuhannya sendiri, misalnya tidak cukup tidur. Tak jarang, hal tersebut membuatnya lebih mudah emosi dan sulit menahan amarahnya.
Ibu yang merasa tidak becus mengurus anak dan sungkan meminta bantuan pada orang lain, bisa berubah menjadi pemarah.
Misalnya, ketika ibu tidak mampu menenangkan anak yang menangis, ia justru bisa saja memarahi, berteriak, atau bahkan memukulnya.
Alasan kenapa ibu sering marah pada anak dapat terjadi karena anak melakukan hal-hal yang tidak ibu senangi.
Contohnya, apabila anak tidak mendengarkan apa yang ibu katakan atau berkelahi dengan saudaranya sendiri sampai terjadi keributan. Kedua contoh ini bisa membuat ibu marah kepada anak.
Selain dipicu oleh rasa kesal pada anak, terkadang ibu juga bisa sering marah karena hal lain.
Ibu mungkin bertengkar dengan pasangan atau rekan kerja sehingga membuatnya lebih sensitif dan mudah marah. Akibatnya, anak pun menjadi pelampiasan kemarahannya.
Baca Juga
Selain memahami alasan kenapa ibu sering marah pada anak, dampak kemarahan tersebut terhadap psikologis anak juga penting untuk diketahui.
Sifat ibu yang sering marah kepada anak ternyata dapat membawa dampak yang buruk pada diri anak, seperti:
Merasa sering dimarahi juga bisa membuat anak berbalik marah kepada ibu dan menciptakan jarak dengannya. Anda tentu tidak ingin menjadi seperti itu, bukan? Memang wajar jika terkadang ibu marah kepada anak.
Namun, Anda harus tetap dapat mengendalikan amarah tersebut. Jangan sampai melukai hati anak apalagi berbuat kasar kepadanya.
Untuk mengendalikannya, cobalah penuhi kebutuhan pribadi Anda. Misalnya, tidur dengan cukup dan makan teratur. Selain itu, supaya Anda merasa lebih tenang, lakukan me time atau meditasi.
Hal tersebut dapat membuat tubuh menjadi lebih rileks dan meningkatkan suasana hati Anda. Akan tetapi, jika Anda tetap merasa kesulitan untuk mengendalikan amarah, tak ada salahnya untuk berkonsultasi dengan psikolog.
Jika ingin berdiskusi lebih lanjut seputar ibu dan anak, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Mirror syndrome adalah penyakit langka yang bisa menyerang ibu hamil (bumil) dan bayi yang sedang dikandungnya. Karena sangat langka, penyebab dan tingkat keparahan gejala mirror syndrome jarang disadari. Maka dari itu, kenali penyebab, gejala, dan pengobatannya sampai paham!
Ciri-ciri bayi kembung biasanya membuat mereka lebih rewel dari biasanya. Jika ini yang terjadi, coba berikan pijatan agar perut kembung pada bayi bisa mereda.
Tempat penitipan anak (daycare) jadi pilihan untuk mereka yang tak punya bantuan pengasuh. Dibanding baby sitter, mana yang lebih baik?
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved