Munculnya keringat dingin ini bisa terjadi pada anak di berbagai rentang usia. Ada yang mengalaminya setiap hari, ada pula yang hanya sesekali. Selama tidak ada gejala berarti, keringat dingin pada bayi adalah kondisi normal.
Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri
26 Sep 2023
Keringat dingin pada bayi adalah normal, selama tidak ada gejala berat lainnya
Table of Content
AC sudah menyala. Kamar tidur pun terasa sejuk. Namun rasanya hampir setiap malam, keringat dingin pada bayi seakan menyertai waktu istirahat mereka. Ini memang hal yang umum terjadi, terutama pada bayi dan anak-anak.
Advertisement
Munculnya keringat dingin ini bisa terjadi pada anak di berbagai rentang usia. Ada yang mengalaminya setiap hari, ada pula yang hanya sesekali. Terkadang, hal ini juga berkaitan dengan masalah kesehatan tertentu.
Memperkuat fakta bahwa munculnya keringat dingin pada bayi adalah hal yang wajar, ada sebuah studi dari Department of Paediatrics, The Chinese University of Hong Kong. Dalam penelitian itu, sebanyak 12% dari 6.381 anak-anak mengalami keringat dingin di malam hari. Rentang usia responden adalah 7-11 tahun.
Setidaknya, ada dua kategori keringat dingin yang bisa terjadi pada anak-anak. Pertama adalah berkeringat lokal hanya di satu area. Mungkin di kulit kepala, wajah, atau leher. Sementara pada anak yang lebih besar, bisa jadi hanya keringatnya yang basah.
Kedua adalah keringat secara umum. Artinya, seluruh tubuhnya berkeringat. Sprei dan bantalnya bahkan bisa lembap akibat keringat, begitu pula dengan bajunya.
Selain itu,ada gejala lain yang juga turut menyertai, seperti:
Berdasarkan penyebabnya, keringat di malam hari pada bayi bisa terjadi karena dua hal. Mungkin terasa gerah saja atau bisa juga berkaitan dengan faktor kesehatan. Apabila dirangkum, berikut ini beberapa penyebab adanya keringat dingin pada bayi:
Bayi dan anak-anak rentan berkeringat di malam hari. Terlebih jika kamar tidurnya terlalu hangat atau dikelilingi selimut. Terlebih, anak kecil belum memiliki refleks untuk memindahkan selimut tebal dan bantal di sekitarnya.
Tetap ingat bahwa bayi berusia di bawah satu tahun tidak disarankan tidur dengan bantal, selimut, atau mainan lain di sekitarnya karena risiko sindrom kematian mendadak pada bayi.
Meski suhu kamar sudah sejuk dan tidak ada terlalu banyak selimut di sekitarnya, si kecil bisa saja masih berkeringat. Terkadang, ini terjadi tanpa alasan.
Menarik diingat bahwa bayi dan anak-anak memiliki lebih banyak kelenjar keringat ketimbang orang dewasa. Sebab, mereka berukuran lebih kecil. Tak hanya itu, tubuh mungil mereka belum fasih menyeimbangkan temperatur tubuh seperti halnya orang dewasa.
Terkadang, si kecil juga bisa mengadopsi faktor genetik dari orangtuanya. Jadi, apabila orangtua cenderung mudah berkeringat, besar kemungkinan si kecil juga mengalaminya. Mungkin ada faktor genetik yang membuat kelenjar keringat bekerja lebih keras.
Sakit yang paling umum diderita bayi dan anak-anak adalah common cold. Saat terinfeksi virus ini, anak bisa saja berkeringat dingin saat terlelap. Selain itu, ada gejala lain yang juga menyertai seperti pilek, bersin, batuk, hidung tersumbat, dan juga panas dalam.
Terkadang, keringat dingin pada bayi dan anak-anak juga bisa berkaitan dengan kondisi kesehatan hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Intinya adalah keseluruhan organ yang terlibat dalam sistem pernapasan manusia.
Masih menurut penelitian tim asal Hong Kong pada tahun 2012, anak-anak yang berkeringat di malam hari mungkin saja mengalami masalah kesehatan lain, seperti:
Lebih langka terjadi, keringat dingin juga bisa berkaitan dengan masalah paru-paru yang sensitif atau mengalami peradangan. Contohnya hypersensitivity pneumonitis, jenis radang paru yang mirip seperti alergi. Pemicunya bisa karena menghirup debu.
Biasanya, kondisi hypersensitivity pneumonitis bisa terjadi dalam rentang waktu dua hingga sembilan jam setelah menghirup debu. Gejalanya akan mereda dengan sendirinya setelah 3 hari terutama ketika pemicunya sudah hilang.
Baik anak-anak maupun orang dewasa bisa mengalaminya. Namun ini berbeda dengan infeksi seperti pneumonia dan tidak efektif diatasi dengan antibiotik.
Tak ada seorang pun yang mengharapkan hal ini, namun kemungkinan keringat dingin terjadi karena anak menderita kanker juga ada. Contohnya limfoma Hodgkin yang bisa terjadi pada anak-anak berusia di bawah sepuluh tahun.
Tapi tenang saja, apabila gejala yang muncul hanya keringat dingin saja, Anda bisa yakin bahwa itu bukan kanker. Ada gejala lain yang turut menyertai seperti demam, tidak nafsu makan, muntah, berat badan turun, batuk, hingga kesulitan bernapas.
Sebenarnya, tidak perlu ada penanganan apa-apa ketika si kecil kerap berkeringat di malam hari. Sebab, hal ini sangat umum pada anak-anak, terutama laki-laki. Namun tak ada salahnya memakaikan baju yang lebih tipis dan menyerap keringat.
Apabila ada pemicu lain seperti demam atau flu, keringat dingin akan mereda dengan sendirinya setelah si kecil sembuh. Menangani kondisi seperti asma atau alergi juga bisa membuat masalah keringat dingin lebih terkendali.
Baca Juga
Anda perlu mempertimbangakn ke dokter apabila ada gejala lain yang menyertai seperti mendengkur, bernapas lewat mulut, kesulitan bernapas, muntah parah, dan rasa sakit di telinga.
Advertisement
Ditulis oleh Azelia Trifiana
Referensi
Artikel Terkait
Olahraga untuk ibu menyusui bisa dilakukan untuk menurunkan berat badan berlebih setelah melahirkan. Beberapa jenis olahraga saat menyusui di antaranya adalah pilates, push up, berenang, hingga yoga.
3 Des 2020
Untuk mengurangi risiko luka, orangtua perlu tahu bagaimana cara memotong kuku bayi. Salah satu tips yang bisa dicoba adalah dengan memperhatikan bantalan kuku jari dan pencahayaan.
23 Mar 2022
Puting lecet saat menyusui merupakan kerap dialami ibu baru melahirkan. Beberapa cara mengobati puting yang lecet dapat dicoba untuk adalah dengan melakukan pelekatan yang tepat dan mengoleskan lidah buaya pada payudara yang sakit
2 Mei 2019
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved