Meski sekilas terlihat sama, introvert dan pemalu adalah dua hal yang berbeda. Seorang introvert sering tertutup karena ia membutuhkan waktu sendiri untuk mengisi energi agar bisa berinteraksi dengan orang lain. Sementara pemalu menghindari orang lain karena takut mendapatkan respon negatif.
Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri
7 Mei 2021
Introvert tidak sama dengan pemalu
Table of Content
Rasanya sangat mudah memberi label pemalu pada orang introvert. Padahal, perbedaan introvert dan pemalu sangatlah signifikan. Bagaikan dua kutub magnet yang berbeda. Orang dewasa introvert tetap bisa berbicara di depan publik atau berinteraksi sosial. Hanya saja, preferensi mereka berbeda.
Advertisement
Apabila orang extrovert justru mendapat suntikan energi dari interaksi dengan orang lain, introvert justru perlu recharge setelah bersosialisasi. Mereka lebih menikmati observasi diri sendiri ketimbang stimulasi eksternal. Tapi, tetap bukan berarti sosok pemalu yang takut dengan interaksi sosial.
Bagi orang introvert, mereka memilih secara sadar bahwa menghabiskan waktu seorang diri bisa terasa lebih menenangkan ketimbang berada di keramaian. Ini mereka lakukan secara sadar karena tahu apa yang lebih membuat nyaman.
Namun berbeda dengan sosok pemalu. Mereka mungkin saja sebenarnya ingin bergabung dengan keramaian, namun merasa takut untuk bergabung. Bahkan, rasa malu ini bisa jadi bentuk lebih ringan dari kecemasan sosial. Hal ini bisa dilatih sehingga perlahan menjadi lebih berani.
Namun, introvert bukan hal yang bisa diasah agar berubah. Bahkan sebenarnya tak perlu mengubah kepribadian sebagai sosok introvert, ambivert, maupun extrovert. Sangat jarang orang berada di level yang ekstrem.
Kerap kali, mereka berada di area abu-abu sehingga bisa secara fleksibel terkadang menjadi sosok introvert yang ingin hadir di keramaian, begitu pula sebaliknya.
Jadi, introvert dan pemalu adalah dua hal yang sangat berbeda. Apabila disimpulkan, berikut beberapa poinnya:
Terkadang mungkin sulit membedakan apakah seseorang cenderung introvert atau pemalu? Untuk memudahkan, berikut ini beberapa contohnya ketika berada di situasi sosial atau berada di ruang publik:
Orang introvert akan merasa menikmati berbincang dengan orang lain satu persatu. Namun, ada rasa kewalahan dengan seluruh keramaian yang ada. Sementara sosok pemalu ingin segera pulang ke rumah karena merasa terlalu tegang untuk berbicara dengan orang lain.
Introvert senang menghabiskan waktu di perpustakaan karena bisa fokus mempelajari banyak hal tanpa banyak distraksi. Bisa juga terlintas pikiran untuk berbincang dengan petugas perpustakaan untuk berdiskusi seputar topik tertentu.
Sementara orang pemalu merasa perpustakaan bisa menjadi tempat persembunyian sepanjang hari. Namun, rasanya menakutkan bahkan untuk bertanya hal sederhana kepada petugas perpustakaan.
Berharap yang menelepon adalah orang terdekat. Setelah mengangkat telepon, lebih banyak mendengar ketimbang berbicara. Di sisi lain, sosok pemalu lebih memilih telepon tidak terangkat karena tidak ingin berbicara dengan siapapun. Ada kekhawatiran akan terlihat bodoh saat berbicara di telepon.
Sosok introvert perlu waktu beberapa saat untuk observasi, barulah kemudian memperkenalkan diri. Sementara orang pemalu akan bersembunyi dan memilih untuk tidak memperkenalkan diri.
Rapat demi rapat di kantor akan membuat sosok introvert kelelahan. Mereka juga akan merancang susunan ide dan poin apa saja yang akan disampaikan dalam rapat. Selain itu, orang introvert juga akan selalu mencatat dan bertanya lebih jauh apabila diperlukan.
Sementara orang pemalu merasa sangat takut dengan rapat di kantor. Bahkan, mereka tidak bisa mengikuti apa yang tengah didiskusikan. Ada rasa tegang ketika harus menyampaikan gagasan di hadapan banyak orang.
Perlu digarisbawahi bahwa introvert bukanlah gangguan yang perlu penanganan tertentu. Tidak perlu mengubah diri menjadi sosok extrovert karena justru dapat mengganggu proses penemuan jati diri. Tetaplah menjadi diri sendiri sehingga terbebas dari rasa stres dan tuntutan yang tak perlu.
Namun, lain halnya dengan kondisi pemalu. Ada terapi untuk mengatasi rasa malu agar bisa lebih leluasa berinteraksi baik dalam konteks formal maupun informal. Terkadang, ini perlu dilakukan agar bisa menyelesaikan tugas dengan baik serta berinteraksi sosial dengan luwes.
Baca Juga
Apabila kondisi pemalu ini sudah sampai membatasi produktivitas baik secara sosial, akademis, maupun di lingkungan pekerjaan, tak ada salahnya mempertimbangkan untuk melakukan terapi.
Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar kapan kondisi pemalu ini perlu diterapi atau tidak, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Ditulis oleh Azelia Trifiana
Referensi
Artikel Terkait
Beberapa orang memang sulit untuk pulih dari kesedihan dan kejadian yang sudah lama berlalu. Ada beberapa cara melupakan masa lalu, agar kita bisa lebih mampu menikmati masa-masa saat ini.
19 Feb 2020
Vitamin B10 atau para-aminobenzoic acid adalah zat organik yang bisa ditemukan di beberapa jenis makanan. Selain itu, ada juga suplemen dengan manfaat vitamin B10 untuk membantu mengurangi rambut beruban serta mengatasi beberapa masalah kulit.
22 Agt 2021
Saat memasak, bau bawang bisa tertinggal di tangan. Untungnya, benda Stainless steel seperti sendok dan panci bisa jadi cara menghilangkan bau bawang di tangan.
5 Jul 2021
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved