Bronkiektasis adalah kondisi ketika bronkus mengalami kerusakan, pelebaran, dan juga penebalan. Konsekuensinya, saluran pernapasan tak bisa mencegah penumpukan bakteri dan lendir di paru-paru. Orang yang mengalami bronkiektasis akan kerap mengalami infeksi dan penyumbatan saluran pernapasan
2023-03-26 22:47:44
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Bronkiektasis terjadi ketika ada kerusakan pada bronkus
Table of Content
Bronkiektasis adalah kondisi ketika bronkus mengalami kerusakan, pelebaran, dan juga penebalan. Konsekuensinya, saluran pernapasan tak bisa mencegah penumpukan bakteri dan lendir di paru-paru. Orang yang mengalami bronkiektasis akan kerap mengalami infeksi dan penyumbatan saluran pernapasan.
Advertisement
Belum ada obat untuk kondisi bronkiektasis, namun gejalanya bisa diatasi lewat pengobatan medis. Tak hanya itu, perlu diantisipasi munculnya nyeri dan pembengkakan untuk memastikan aliran oksigen ke tubuh lancar serta paru-paru tidak menjadi semakin rusak.
Ada dua kategori terhadap terjadinya bronkiektasis, yaitu yang berhubungan dengan cystic fibrosis dan non-cystic fibrosis. Beberapa kondisi yang umum menyebabkan seseorang mengalami bronkiektasis non-cystic fibrosis adalah:
Apabila kasus bronkiektasis seseorang berkaitan dengan kondisi cystic fibrosis, maka salah satu gejala yang paling terlihat adalah seringnya infeksi berulang di paru-paru.
Beberapa gejala bronkiektasis perlu waktu berbulan-bulan hingga bertahun-tahun untuk menjadi kian parah. Beberapa gejalanya seperti:
Jika seseorang mengalami gejala di atas, sebaiknya jangan tunda memeriksakan diri ke dokter. Semakin awal diagnosis dilakukan, kian baik untuk penanganannya.
Ketika ada gejala bronkiektasis, dokter akan mendengarkan paru-paru menggunakan stetoskop untuk memeriksa apakah ada penyumbatan saluran pernapasan atau suara yang abnormal. Selain itu, perlu dilakukan pemeriksaan darah lengkap untuk mengetahui adakah infeksi atau anemia.
Selain itu, dokter juga akan melakukan beberapa pemeriksaan seperti:
Sangat penting melakukan langkah medis untuk mengatasi gejala bronkiektasis. Tujuan utamanya adalah memastikan sekresi bronkus dan infeksi tetap terkendali. Beberapa cara untuk mengatasi gejala bronkiektasis adalah:
Apabila terjadi pendarahan di dalam paru atau bronkiektasis hanya terjadi di salah satu sisi, dokter juga bisa melakukan tindakan operasi untuk menghilangkan area yang rusak.
Jika orang yang mengalami bronkiektasis juga merasakan batuk dengan lendir dalam jumlah banyak setiap harinya, terapis akan mengajarkan teknik batuk mengeluarkan lendir dengan bantuan gravitasi. Penting untuk tahu cara mengeluarkan lendir berlebih agar tidak mengganggu saluran pernapasan.
Apabila bronkiektasis tidak berhubungan dengan penyakit cystic fibrosis, penyebab pastinya kadang tidak diketahui. Ada kemungkinan berhubungan dengan faktor mutasi genetik hingga masalah medis lainnya.
Penting juga untuk menghindari polusi udara, merokok, atau menghirup substansi kimia yang berbahaya bagi paru. Anak-anak juga disarankan untuk mendapatkan vaksinasi mencegah flu, batuk 100 hari, dan campak karena bisa memperburuk kondisi ketika bronkiektasis terjadi.
Baca Juga
Itu beberapa langkah pencegahan terjadinya bronkiektasis. Namun apabila penyebab bronkiektasis tidak diketahui, sukar melakukan langkah pencegahan. Di sinilah pentingnya diagnosis awal bronkiektasis sehingga intervensi medis bisa diterapkan sesegera mungkin sebelum paru-paru semakin rusak.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) adalah peradangan paru-paru yang pada umumnya menyerang usia lanjut, terutama yang memiliki kebiasaan merokok. Untuk pencegahan PPOK, Anda harus mengurangi rokok dan rutin berolahraga.
Ciri-ciri paru-paru basah pada anak biasanya terlihat seperti kondisi umum, yakni batuk berdahak dan sesak napas. Umumnya penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus.
Memar umumnya terjadi ketika tubuh berbenturan dengan benda keras. Untuk mengatasinya, terdapat beberapa cara mengobati luka memar yang dapat dilakukan.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved