logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Sex & Relationship

Mengenal Penyebab dan Gejala Infeksi Mulut Rahim

open-summary

Infeksi mulut rahim atau servisitis adalah peradangan yang terjadi pada mulut atau leher rahim. Kondisi ini umumnya terjadi karena infeksi menular seksual.


close-summary

Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri

14 Jun 2019

Gejala infeksi mulut rahim

Anda sebaiknya waspada, jika sering buang air kecil

Table of Content

  • Penyebab infeksi mulut rahim
  • Gejala infeksi mulut rahim
  • Pengobatan servisitis yang dapat dilakukan

Servisitis adalah inflamasi atau peradangan, berupa infeksi saluran reproduksi. Kondisi ini terjadi pada serviks atau leher rahim, maupun mulut rahim. Beberapa gejala dan penyebab infeksi mulut rahim pun terkadang bisa tidak disadari penderitanya.

Advertisement

Pada umumnya, servisitis disebabkan oleh infeksi menular seksual seperti chlamydia atau gonore. Namun, servisitis dapat juga disebabkan kondisi lainnya seperti iritasi (baik disebabkan iritasi kimia atau iritasi fisik) dan alergi.

Servisitis akibat infeksi, dapat menyebar ke rahim, tuba fallopi, oviduk, rongga panggul, dan rongga abdomen. Dampaknya bisa berupa gangguan kesuburan, hingga kondisi yang mengancam jiwa. Apa saja penyebab dan gejala infeksi mulut rahim ini?

Baca Juga

  • Cara Pencegahan Herpes Genitalis, Salah Satunya Memakai Kondom
  • 5 Langkah Pencegahan Penyakit Gonore untuk Hindari Infeksi Kelamin
  • Manfaat Menelan Sperma Saat Pasangan Ejakulasi, Pahami Juga Risikonya

Penyebab infeksi mulut rahim

Beberapa kasus servisitis disebabkan oleh infeksi yang ditularkan pada saat hubungan seksual (infeksi menular seksual). Berikut ini beberapa penyebab servisitis yang merupakan infeksi menular seksual.

  • Gonore
  • Chlamydia
  • Herpes genital
  • Trikomoniasis
  • Mycoplasma dan ureaplasma

Namun beberapa wanita dapat mengalami servisitis tanpa adanya infeksi. Berikut ini beberapa penyebab servisitis lain, yang bukan disebabkan oleh infeksi.

  • Alergi terhadap alat pembersih kewanitaan, kontrasepsi spermisida, atau bahan karet lateks pada kondom
  • Iritasi atau perlukaan karena penggunaan tampon, pesarium (alat penyangga organ pelvis), maupun alat kontrasepsi diafragma
  • Ketidakseimbangan bakteri pada vagina, atau vaginosis bakteri
  • Ketidakseimbangan hormon. Rendahnya kadar estrogen disertai progesteron yang tinggi dapat menganggu kesehatan jaringan serviks, sehingga rentan menyebabkan peradangan
  • Kanker dan pengobatan kanker seperti terapi radiasi

Selain penyebab servisitis di atas, beberapa faktor risiko ini berkontribusi terhadap servisitis.

  • Berhubungan seksual tanpa kondom
  • Memiliki pasangan seksual lebih dari satu
  • Memiliki riwayat servisitis sebelumnya. Servisitis dapat terjadi berulang pada 8-25% wanita yang pernah mengalaminya
  • Memiliki riwayat infeksi menular seksual

Servisitis menyerang organ kewanitaan. Seringkali, banyak wanita yang merasa malu untuk berkonsultasi ke dokter mengenai masalah kewanitaan. Namun, penting untuk berkonsultasi dengan dokter rmengenai servisitis.

Jadi, Anda bisa mengetahui penyebab servisitis sekaligus mencegah munculnya komplikasi, dan menghalau penularan penyakit menular seksual pada pasangan.

Gejala infeksi mulut rahim

Umumnya servisitis tidak menimbulkan gejala yang mengganggu, dan biasanya tidak sengaja ditemukan pada saat pemeriksaan panggul rutin. Namun pada beberapa kasus, servisitis dapat menimbulkan gejala berupa:

  • Keputihan berwarna pucat atau keabu-abuan dengan volume banyak
  • Nyeri saat buang air kecil
  • Sering buang air kecil
  • Nyeri pada saat berhubungan badan
  • Perdarahan di luar siklus menstruasi, atau setelah berhubungan badan
  • Nyeri perut atau nyeri panggul

Selain gejala-gejala di atas, pada servisitis yang disebabkan infeksi, dapat terjadi beberapa komplikasi.

Serviks berfungsi sebagai pelindung rahim untuk mencegah masuknya bakteri dan virus. Apabila serviks terinfeksi, risiko penyebaran infeksi tersebut ke rahim maupun organ dalam panggul lainnya pun meningkat.

Infeksi yang menyebar tersebut dapat menyebabkan gangguan fertilitas hingga penyakit radang panggul yang bersifat serius. Selain komplikasi tersebut, servisitis juga meningkatkan risiko infeksi HIV pada saat berhubungan seksual.

Pengobatan servisitis yang dapat dilakukan

Servisitis dapat diobati apabila terdeteksi setelah melakukan serangkaian tes pelvis, inspeksi keputihan dalam mikroskop, papsmear, dan pemeriksaan gonore atau klamidia.

Pengobatan yang umum diberikan pada penderita servisitis adalah antibiotik apabila terdeteksi adanya klamidia atau gonore. Lalu, antiviral dipakai pula untuk mengatasi apabila terjadi infeksi herpes. Untuk wanita yang telah mencapai masa menopause, terapi hormon menggunakan estrogen dan progesteron juga mungkin akan dibutuhkan.

Mengetahui penyebab terjadinya servisitis merupakan hal yang sangat penting. Tidak hanya berhubungan dengan terapi yang dibutuhkan, tapi juga untuk mencegah terjadinya berbagai komplikasi.

Advertisement

servisitisinfeksi menular seksualinfeksi saluran reproduksi

Ditulis oleh dr. M. Helmi A.

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved