Agresi adalah perilaku kasar akibat perasaan marah yang mengakibatkan kerusakan fisik maupun psikis. Ini bisa berdampak buruk pada kondisi mental, sosial, ekonomi, bahkan memicu penyakit kronis.
21 Mei 2022
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Merusak barang adalah salah satu tanda perilaku agresi
Table of Content
Pernahkah Anda merasa sangat marah dan ingin melampiaskannya kepada orang lain atau benda di sekitar? Bisa jadi Anda mengalami perilaku agresi. Agresi adalah bentuk perilaku agresif yang membahayakan kesehatan fisik, mental, dan bisa merugikan orang lain.
Advertisement
Simak ulasan lengkap mengenai perilaku agresi dan cara mengendalikannya berikut ini.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, agresi adalah perasaan marah atau tindakan kasar akibat kekecewaan atau kegagalan dalam mencapai pemuasan atau tujuan yang dapat diarahkan kepada orang atau benda.
Dalam ilmu psikologi, istilah agresi mengacu pada perilaku yang mengakibatkan kerusakan fisik dan psikologis pada diri sendiri, orang lain, atau objek di lingkungan.
Jika disimpulkan, agresi adalah bentuk perilaku agresif yang berpusat pada tindakan merusak dan menyakiti, baik secara fisik maupun mental.
Mungkin sebagian dari Anda pernah melakukan tindakan agresi. Namun, ketika sudah sering terjadi dan menjadi ekstrem, ini mungkin merupakan tanda adanya gangguan kesehatan mental.
Tak hanya itu, perilaku agresi bahkan bisa menyebabkan gangguan kesehatan kronis.
Sebuah penelitian terbitan SAGE Journals menyatakan bahwa ada hubungan antara kemarahan dengan peradangan kronis yang menyebabkan gangguan kesehatan seperti penyakit kardiovaskuler.
Meski begitu, hingga kini belumlah jelas apakah kemarahan yang tidak terkendali dapat menyebabkan kondisi tersebut. Atau, justru kondisi tersebutlah yang membuat seseorang menjadi lebih sulit untuk mengelola emosi intens, seperti kemarahan dan agresi.
Selain kondisi fisik dan mental, perilaku agresi juga berdampak buruk bagi hubungan Anda dengan pasangan, keluarga, atau rekan kerja.
Korban tindakan agresi akan merasa mengalami perlakuan yang membahayakan, sehingga akhirnya menjauhi atau mengakhiri hubungan dengan pelaku agresi. Di sisi lain, pelaku agresi pada akhirnya akan merasa lebih stress dan terasing dari orang lain.
Ada dua jenis perilaku agresi yang sama-sama merugikan, yaitu agresi impulsif dan agresi instrumental.
Agresi impulsif, dikenal juga dengan agresi afektif atau reaktif. Ini ditandai dengan emosi yang sangat kuat.
Penyebab agresi impulsif adalah kemarahan yang memicu sistem respons ancaman akut di otak. Jenis agresi ini tidak direncanakan dan bisa muncul tiba-tiba serta tidak terkendali.
Contoh perilaku agresi impulsif adalah Anda berteriak atau memaki pengendara lain saat ada kendaraan menyalip mobil Anda.
Agresi instrumental, dikenal juga dengan agresi predator. Jenis agresi ini mengacu pada perilaku yang direncanakan untuk mencapai tujuan yang lebih besar. Jenis agresi ini umumnya melibatkan lebih banyak perhitungan, tujuan, tetapi tidak kehilangan kendali.
Contoh perilaku agresi instrumental adalah penyerangan hingga menyakiti orang lain dalam tindakan perampokan.
Bentuk perilaku agresi biasanya berupa suatu tindakan yang bertujuan menyakiti orang lain, baik secara fisik maupun psikis.
Berikut ini bentuk-bentuk agresi yang perlu Anda waspadai:
Jika Anda mengalami salah satu atau tanda perilaku agresi di atas, segera konsultasikan diri Anda ke psikolog atau psikiater.
BACA JUGA: Pasif-Agresif Bikin Orang Lain Bingung, Kenali Ciri-Cirinya
Sebelum berkonsultasi dengan profesional mengenai tanda-tanda agresi yang Anda alami, ada baiknya Anda mencoba mengelola amarah dan mengatasinya dengan cara yang lebih kondusif.
Beberapa cara mengendalikan perilaku agresi antara lain:
Jika dengan cara di atas emosi atau perilaku agresi tidak dapat teratasi, berkonsultasi dengan profesional seperti psikolog atau psikiater bisa menjadi solusi. Terlebih jika Anda mengalami salah satu atau beberapa kondisi berikut ini:
Itulah beberapa hal tentang perilaku agresi yang perlu Anda ketahui. Secara umum, normal bagi manusia untuk marah atau emosi terhadap suatu keadaan. Namun, jika emosi ini mulai sering terjadi dan tak terkendali atau merugikan diri dan orang lain, jangan ragu untuk mendapat bantuan profesional.
Jika masih ada pertanyaan seputar perilaku agresi dan cara mengendalikannya, Anda juga bisa bertanya melalui fitur chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download aplikasinya di App Store dan Google Play sekarang!
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Mencari cara mengatasi frustasi bagi tiap orang yang mengalami kondisi ini tentu akan berbeda-beda. Pilihlah metode yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan kesehatan mental Anda.
Sebelumnya, Gordon Allport mempopulerkan 16 tipe kepribadian manusia. Namun, penelitian terbaru menunjukkan hanya ada 4 jenis kepribadian manusia, yaitu Average, Reserved, Role Models, dan Self-centered.
Cara menghilangkan pikiran kotor bisa dilakukan dengan meditasi hingga tidur. Jika gagal dan terus-menerus terjadi, Anda bisa meminta bantuan psikolog.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved