Wasting adalah kondisi kekurangan gizi yang disebabkan tidak terpenuhinya asupan nutrisi atau ada penyakit pada anak. Kondisi ini bisa menyebabkan berat badan anak berkurang drastis sehingga tidak proporsional dengan tinggi badannya.
2023-03-19 23:43:16
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Berat badan anak yang mengalami wasting tidak sebanding dengan tinggi badannya
Table of Content
Selain stunting, wasting juga bisa terjadi pada anak-anak. Di tahun 2018, prevalensi balita wasting di Indonesia mencapai angka 10,19 persen. Kondisi ini dapat menyebabkan berbagai permasalahan serius, bahkan hingga meningkatkan risiko kematian anak.
Advertisement
Sayangnya, tidak semua orangtua memahami apa itu wasting sehingga banyak yang abai atau tidak tahu mengenai permasalahan gizi pada balita ini. Untuk memahami apa itu wasting, mari kita simak penjelasan berikut ini.
Pengertian wasting adalah kondisi kekurangan gizi yang disebabkan tidak terpenuhinya asupan nutrisi atau adanya penyakit pada anak. Kondisi ini bisa menyebabkan berat badan anak berkurang drastis atau berada di bawah angka normal.
Akibatnya, tubuh anak menjadi tidak proporsional karena berat badannya yang kurus tidak sepadan dengan tinggi badannya. Usia dan jenis kelamin juga berperan dalam mempengaruhi wasting pada anak.
Anak-anak yang berada pada kelompok usia 0-5 tahun cenderung memiliki kemungkinan yang lebih tinggi mengalami wasting, dibandingkan anak-anak pada kelompok usia 5-9 tahun. Jika dilihat berdasarkan jenis kelamin, kondisi ini lebih sering dialami anak laki-laki.
Terkadang, wasting dan underweight dianggap sama. Padahal keduanya merupakan hal yang berbeda.
Arti underweight didefinisikan sebagai orang yang memiliki berat badan kurang dari yang direkomendasikan untuk usia tertentu. Sementara itu, wasting merupakan orang yang memiliki berat badan di bawah tingkat yang direkomendasikan untuk tinggi tubuh tertentu.
Lain lagi dengan stunting, di mana kondisi tinggi badan anak lebih rendah atau pendek dari standar usianya. Jadi, stunting dan wasting pun merupakan kondisi yang berbeda.
Menurut WHO, indikator untuk menilai kemungkinan wasting ditunjukkan dengan berat badan anak menurun dengan cepat atau mereka tidak mampu menambah berat badan, sedangkan tinggi badannya tetap meningkat.
Anak-anak berusia di bawah 5 tahun juga dikatakan mengalami kondisi ini ketika hasil pengukuran indikator berat badan (BB) atau tinggi badan (TB) berada di bawah -2 standar deviasi (SD).
Sementara itu, jika indikator BB/TB menunjukkan angka di antara -3 sampai -2 SD, anak bisa jadi mengalami wasting akut sedang. Apabila di bawah -3 SD, anak dianggap mengalami wasting akut berat.
Wasting akut berat dapat ditandai dengan hilangnya lemak tubuh dan jaringan otot secara besar-besaran. Mereka juga terlihat lebih tua dan kurus secara ekstrem. Orangtua tentu harus mewaspadai kondisi ini.
Secara fisik, tubuh anak yang mengalami wasting akan terlihat tidak proporsional.
Maksudnya, tinggi badan mereka terus bertambah, tapi berat badannya terlalu kurus. Tak jarang, mereka juga terlihat lebih lesu atau lemas dan tulang-tulang di tubuhnya pun bisa menonjol.
Selain itu, berikut adalah tanda-tanda wasting lainnya yang perlu diwaspadai:
Jika anak menunjukkan tanda tersebut, segera bawa ke dokter supaya wasting tidak berkembang lebih parah dan membahayakan anak.
Selain itu, ingatlah bahwa gizi yang cukup sangat diperlukan untuk tumbuh kembang anak.
Penyebab wasting adalah asupan gizi yang kurang atau terjadinya penyakit. Beberapa penyakit yang dapat menyebabkan wasting adalah infeksi pencernaan dan infeksi saluran pernapasan.
Selain itu, infeksi pada mulut dan gigi, gangguan fungsi usus, hiperaktivitas, perubahan metabolisme, gangguan nafsu makan, atau efek samping obat tertentu, juga bisa mempengaruhi wasting pada anak.
Berikut adalah beberapa faktor risiko wasting pada anak yang harus diwaspadai orangtua.
Anak yang sering diberi makanan tidak bergizi memiliki risiko yang lebih tinggi mengalami wasting. Sebab, asupan makanan yang dikonsumsi tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisnya.
Pemberian ASI atau susu formula yang tidak memadai juga bisa menjadi penyebab bayi kurus.
Wasting juga bisa terjadi apabila jumlah makanan yang ada terbatas atau tidak banyak pilihan makanan.
Kondisi ini menyebabkan anak tidak bisa mendapatkan asupan gizi yang mencukupi sehingga berat badannya bisa semakin menurun.
Ketika orangtua kurang memiliki pengetahuan yang cukup mengenai nutrisi anak, hal tersebut dapat berpengaruh pada kebiasaan ibu dalam memberi makan anaknya.
Ibu mungkin sering memberi makanan yang tidak bergizi sehingga kebutuhan nutrisinya tidak terpenuhi.
Salah satu penyebab balita wasting adalah kebersihan lingkungan yang buruk, terutama sulit mendapatkan air bersih.
Jika air yang tercemar digunakan untuk minum, memasak, atau mencuci sayur dan buah, maka anak lebih berisiko terkena infeksi yang memicu wasting.
Akses ke pelayanan kesehatan yang tidak memadai juga dapat menyebabkan wasting pada anak tidak terdeteksi atau tertangani dengan baik.
Akibatnya, tanda-tanda awalnya bisa terabaikan dan membuat wasting anak memburuk.
Baca Juga
Wasting pada anak tidak boleh disepelekan. Berat badan yang tidak proporsional jika dibandingkan dengan tinggi badan dapat menyebabkan sejumlah dampak, yaitu:
Berdasarkan data WHO, secara global, wasting menyumbang sekitar 4,7 persen dari seluruh kematian anak berusia di bawah 5 tahun. Untuk menghindarinya, sejumlah cara dapat Anda lakukan.
Karena wasting merupakan masalah gizi pada balita yang cukup serius, penanganan yang tepat perlu dilakukan untuk mengatasinya. Berikut adalah langkah-langkah penanganan wasting yang bisa Anda lakukan.
Itulah beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi wasting pada anak agar pertumbuhannya berjalan lebih optimal.
Supaya terhindar dari masalah wasting, terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan supaya asupan nutrisi dan kesehatan anak tetap terjaga.
Berikut adalah cara mencegah wasting pada anak:
Jika Anda ingin bertanya lebih lanjut seputar wasting, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Cegah gigi berlubang pada anak sejak dini dengan menggunakan pasta gigi yang aman jika tertelan.
Mata juling pada bayi adalah ketika mata tidak bisa melihat dengan lurus. Penyebabnya adalah adanya keturunan keluarga hingga masalah yang terjadi di bagian otak.
Di masa pandemi ini, menjaga kesehatan harus dilakukan dengan mematuhi protokol kesehatan, mendapatkan vaksinasi Covid-19, serta mengonsumsi makanan bergizi dengan nutrisi seimbang. Sebagai pelengkap, minum vitamin juga bisa menjadi pilihan.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved