logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
SehatQ for Corporate
TokoObatArtikelTindakan MedisDokterRumah SakitPenyakitChat DokterPromo
Bayi & Menyusui

Penyebab Bayi Susah BAB dan Cara Mengatasinya

open-summary

Penyebab bayi susah BAB atau sembelit dapat terjadi karena berbagai faktor, mulai dari jenis asupan makanan, dehidrasi, hingga kondisi medis tertentu yang harus diperhatikan.


close-summary

9 Feb 2022

| Dina Rahmawati

Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari

Penyebab bayi susah BAB dan rewel adalah dehidrasi

Ketika bayi susah BAB, ia jadi lebih rewel dan sering menangis

Table of Content

  • Tanda bayi susah BAB atau sembelit
  • Penyebab bayi susah BAB atau sembelit
  • Cara mengatasi bayi susah BAB
  • Kapan harus ke dokter?

Sebagai orangtua, Anda perlu mengetahui apa saja gejala serta penyebab bayi susah BAB alias sembelit. Pada perkembangan bayi, ada berbagai penyebab yang mungkin tidak Anda sadari, sehingga membuat bayi sulit BAB.

Advertisement

Tidak cuma itu, setiap orangtua pun wajib membekali diri dengan pengetahuan tentang bagaimana cara mengatasi bayi susah BAB. Simak penjelasan lengkapnya dalam artikel ini.

Tanda bayi susah BAB atau sembelit

Pada umumnya, bayi tidak BAB setiap hari saat berusia 0-6 bulan dan masih mengonsumsi ASI secara eksklusif. Ini karena pada bayi baru lahir, seringkali hampir semua nutrisinya diserap dengan mudah. Sementara itu, bayi yang diberi susu formula bisa BAB sebanyak 3-4 kali dalam sehari atau setiap beberapa hari sekali.

Namun, perlu Anda ketahui bahwa pola buang air besar pada bayi sangatlah bervariasi. Hal ini juga dipengaruhi oleh jenis susu yang dikonsumsi, makanan padat yang diperkenalkan, atau pun kondisi bayi.

Susah BAB pada bayi bukan hanya tentang si kecil jarang atau tidak bisa BAB, tetapi juga betapa sulitnya ia untuk melakukan hal tersebut. Jadi, saat kotorannya lunak dengan frekuensi BAB bayi setiap 4-5 hari sekali, keadaannya tergolong baik-baik saja.

Mengutip dari Pregnancy, Birth, & Baby, tanda yang paling utama bayi mengalami sembelit adalah kotorannya keras, kering, rapuh, atau terlihat seperti kelereng.

Selain itu, berikut adalah beberapa gejala atau tanda lainnya dari bayi susah BAB, seperti:

  • Kentut sangat bau.
  • Perut bayi mengeras.
  • Nafsu makannya berkurang.
  • Lebih rewel dan sering menangis.
  • Sulit mengejan dan mengeluarkan feses.
  • Tinja yang keras dan kering.
  • Kotorannya berdarah atau berwarna hitam pada kasus yang parah.
  • Tidak BAB. Setidaknya, sekali setiap 5-10 hari atau kurang dari 2 kali dalam seminggu.

Baca Juga

  • Daftar Perlengkapan Ibu Hamil Sepanjang Trimester Kehamilan
  • Tanda Ibu Hamil Kurang Minum dan Tips untuk Mencegahnya
  • Mengenal Manfaat dan Efek Samping Suplemen Serat

Penyebab bayi susah BAB atau sembelit

Saat bayi sembelit atau konstipasi, si Kecil akan merasa tidak nyaman. Kondisi ini jua bisa mengganggu perkembangan serta kesehatan saluran pencernaannya.

Maka dari itu, penting bagi orangtua mengetahui apa saja penyebab bayi susah BAB agar bisa mengatasi sembelit dengan cara yang tepat.

Jadi, kenapa bayi bisa susah BAB? berikut adalah beberapa penyebab yang perlu orangtua perhatikan.

1. Makanan padat

Peralihan dari makanan cair (ASI atau susu formula) ke makanan padat, seperti MPASI bisa membuat pencernaan bayi kaget dan belum terbiasa. Oleh sebab itu, pemberian makanan padat ini dapat menyebabkan bayi susah BAB.

Apalagi jika makanan yang diberikan yaitu makanan rendah serat. Makanan rendah serat dapat membuat tinja menjadi padat dan keras, sehingga sulit dikeluarkan.

2. Dehidrasi

Jika bayi mengalami dehidrasi, sistem tubuhnya akan menyerap lebih banyak cairan dari makanan atau minuman yang dikonsumsinya, bahkan dari limbah di ususnya.

Hal ini bisa membuat tinja bayi menjadi keras dan kering, sehingga sulit dikeluarkan.

Dehidrasi pada bayi dapat terjadi karena ia sakit tenggorokan, periode menyapih,  sariawan di mulut, gigi bayi tumbuh, atau masalah lainnya yang membuat bayi tidak mendapatkan cukup cairan.

3. Susu formula

ASI memiliki keseimbangan lemak dan protein yang sempurna, hingga menghasilkan tinja yang hampir selalu lunak.

Sementara itu, susu formula tertentu mungkin saja memiliki kandungan yang sulit dicerna, sehingga membuat bayi sembelit. Bahkan, tak jarang jika ada perbedaan komponen protein dalam susu formula, juga dapat menjadi penyebab bayi mengalami susah BAB.

4. Kondisi medis

Meski tidak umum, bayi susah BAB juga dapat disebabkan oleh kondisi medis yang mendasarinya, seperti hipotiroidisme, botulisme, alergi makanan tertentu, dan gangguan metabolisme.

Bahkan pada kasus yang jarang terjadi, Hirschsprung (cacat lahir yang membuat usus bayi tidak berfungsi dengan baik) pun bisa menyebabkan sembelit pada bayi.

Cara mengatasi bayi susah BAB

Ketika bayi mengalami susah BAB, jangan dulu panik berlebihan, karena hal ini hanya akan membuat Anda stres sehingga tidak dapat mengatasi masalah tersebut dengan baik.

Sebaiknya, tetaplah tenang dan lakukan hal-hal berikut untuk mengatasi susah buang air besar pada bayi.

1. Membuat bayi bergerak aktif

Mengutip dari IDAI, membuat bayi bergerak aktif dapat merangsangnya untuk buang air besar. Jika bayi sudah bisa merangkak, maka biarkan ia merangkak untuk mendorong tinjanya agar lebih mudah keluar.

Namun, jika belum bisa merangkak maka Anda dapat menggerakan kaki bayi seperti mengayuh sepeda ketika ia berbaring. Cara mengatasi bayi susah BAB yang satu ini dapat membantu fungsi ususnya bekerja dengan baik dan meringankan sembelitnya.

2. Membuat bayi tetap terhidrasi

Menjaga asupan cairan atau tetap terhidrasi pada bayi baru lahir adalah cara yang paling penting untuk mengatasi bayi susah BAB.

Pada bayi baru lahir, berikan bayi lebih banyak ASI. Apabila usianya di atas 6 bulan, maka Anda dapat memberi bayi air putih atau jus buah yang dapat mempercepat kontraksi ususnya, sehingga mudah BAB.

Namun, sebelum memberi asupan cairan selain ASI pada bayi, akan lebih baik jika Anda mengonsultasikannya terlebih dahulu dengan dokter.

3. Memberi makanan padat tinggi serat

Meski beberapa makanan padat dapat menyebabkan sembelit. sejumlah makanan padat lainnya bisa memperbaikinya.

Jika Anda telah memperkenalkan makanan padat, coba tambahkan beberapa makanan tinggi serat seperti brokoli, pir, apel tanpa kulit, jus buah tanpa gula, atau buah-buahan lainnya.

Makanan tinggi serat dapat menjadi cara mengatasi anak susah BAB karena bisa melancarkan saluran pencernaannya. Apabila si kecil sudah dalam tahap MPASI, perhatikan tekstur makanannya.

Haluskan tekstur makanan pada MPASI bayi agar lebih mudah dicerna dan menghindari sembelit.

4. Mandikan dengan air hangat

Untuk mengatasi sembelit, cobalah mandikan bayi dengan air hangat. Hal ini dapat membantu mengendurkan otot-otot perutnya, sehingga membuatnya lebih rileks dan dapat mengeluarkan tinja lebih mudah.

Selain itu, mandi air hangat juga dapat menjadi cara mengatasi serta meringankan rasa tidak nyaman pada bayi yang mengalami susah BAB.

5. Mengganti susu formula

Jika susah BAB terjadi ketika bayi mengonsumsi susu formula tertentu, maka cobalah untuk menggantinya dengan merk lain. Namun, sebaiknya berkonsultasilah pada dokter untuk mendapatkan rekomendasi mengenai susu formula yang tepat, sebagai cara mengatasi bayi sulit BAB.

6. Memijat perut bayi

Memijat bayi dengan lembut di bagian perut bawah dapat merangsang ususnya untuk buang air besar.

Lakukanlah dengan perlahan dan pijatlah menggunakan ujung jari dengan gerakan melingkar searah jarum jam. Jika bayi terlihat tidak nyaman atau kesakitan, segera berhenti.

Jika hal ini terjadi pada bayi berusia 1 - 2 tahun, Anda dapat menambahkan penanganan berikut:

7. Biasakan duduk di toilet secara teratur

Kebiasaan ini dapat Anda lakukan sekitar 3-5 menit setelah makan. Minta anak Anda untuk duduk di toilet meski tidak merasa ingin buang air besar. Ciptakan suasana yang nyaman agar ia merasa nyaman setiap buang air besar di toilet.

Tak hanya menjadi cara mengatasi bayi susah BAB, cara ini juga anak Anda dapat belajar merespons keinginannya sendiri untuk buang air besar dengan posisi duduk di toilet.

8. Berikan susu sapi dengan formula khusus

Walaupun anak usia 1-2 tahun masih dianjurkan untuk tetap mengonsumsi ASI, tidak ada salahnya Anda berkonsultasi dengan dokter untuk memberikan Si Kecil susu tinggi serat agar pencernaannya lebih sehat. 

Kapan harus ke dokter?

Menerapkan berbagai cara mengatasi bayi susah BAB atau sembelit seperti yang telah disebutkan dapat membantu melancarkan pencernaannya.

Namun, apabila penyebab bayi susah BAB tak kunjung membaik, bertambah parah, dan disertai tanda-tanda di bawah ini, orangtua sebaiknya membawanya ke dokter.

  • Terdapat darah pada popoknya.
  • Bayi sangat rewel atau nampak sakit perut.
  • Bayi menolak untuk makan.
  • Demam dan muntah.
  • Perut bayi terasa keras dan bengkak.
  • Berat badan menurun.
  • BAB bayi keras diikuti tinja berwarna merah darah, putih, atau hitam.

Dokter akan memeriksa bayi Anda apabila gejala-gejala tersebut mulai muncul. Rontgen perut juga mungkin perlu dilakukan untuk memeriksa apabila terdapat penyumbatan usus.

Untuk mengetahui lebih banyak mengenai penyebab serta cara mengatasi bayi sulit BAB, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi Kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App store dan Google Play.

Advertisement

bayi & menyusuibayidehidrasimengatasi bayi rewelsembelitbayi sembelitmerawat bayi

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Metode Pembayaran

Bank BCABank MandiriBank BNIBank Permata
Credit Card VisaCredit Card Master CardCredit Card American ExpressCredit Card JCBGopay

Fitur

  • Toko
  • Produk Toko
  • Kategori Toko
  • Toko Merchant
  • Booking
  • Promo
  • Artikel
  • Chat Dokter
  • Penyakit
  • Forum
  • Review
  • Tes Kesehatan

Perusahaan

Follow us on

  • FacebookFacebook
  • TwitterTwitter
  • InstagramInstagram
  • YoutubeYoutube
  • LinkedinLinkedin

Download SehatQ App

Temukan di APP StoreTemukan di Play Store

Butuh Bantuan?

Jam operasional: 24 Jam

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved