Penyebab bayi susah BAB atau sembelit dapat terjadi karena berbagai faktor, mulai dari jenis asupan makanan, dehidrasi, hingga kondisi medis tertentu yang harus diperhatikan.
9 Feb 2022
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Ketika bayi susah BAB, ia jadi lebih rewel dan sering menangis
Table of Content
Sebagai orangtua, Anda perlu mengetahui apa saja gejala serta penyebab bayi susah BAB alias sembelit. Pada perkembangan bayi, ada berbagai penyebab yang mungkin tidak Anda sadari, sehingga membuat bayi sulit BAB.
Advertisement
Tidak cuma itu, setiap orangtua pun wajib membekali diri dengan pengetahuan tentang bagaimana cara mengatasi bayi susah BAB. Simak penjelasan lengkapnya dalam artikel ini.
Pada umumnya, bayi tidak BAB setiap hari saat berusia 0-6 bulan dan masih mengonsumsi ASI secara eksklusif. Ini karena pada bayi baru lahir, seringkali hampir semua nutrisinya diserap dengan mudah. Sementara itu, bayi yang diberi susu formula bisa BAB sebanyak 3-4 kali dalam sehari atau setiap beberapa hari sekali.
Namun, perlu Anda ketahui bahwa pola buang air besar pada bayi sangatlah bervariasi. Hal ini juga dipengaruhi oleh jenis susu yang dikonsumsi, makanan padat yang diperkenalkan, atau pun kondisi bayi.
Susah BAB pada bayi bukan hanya tentang si kecil jarang atau tidak bisa BAB, tetapi juga betapa sulitnya ia untuk melakukan hal tersebut. Jadi, saat kotorannya lunak dengan frekuensi BAB bayi setiap 4-5 hari sekali, keadaannya tergolong baik-baik saja.
Mengutip dari Pregnancy, Birth, & Baby, tanda yang paling utama bayi mengalami sembelit adalah kotorannya keras, kering, rapuh, atau terlihat seperti kelereng.
Selain itu, berikut adalah beberapa gejala atau tanda lainnya dari bayi susah BAB, seperti:
Baca Juga
Saat bayi sembelit atau konstipasi, si Kecil akan merasa tidak nyaman. Kondisi ini jua bisa mengganggu perkembangan serta kesehatan saluran pencernaannya.
Maka dari itu, penting bagi orangtua mengetahui apa saja penyebab bayi susah BAB agar bisa mengatasi sembelit dengan cara yang tepat.
Jadi, kenapa bayi bisa susah BAB? berikut adalah beberapa penyebab yang perlu orangtua perhatikan.
Peralihan dari makanan cair (ASI atau susu formula) ke makanan padat, seperti MPASI bisa membuat pencernaan bayi kaget dan belum terbiasa. Oleh sebab itu, pemberian makanan padat ini dapat menyebabkan bayi susah BAB.
Apalagi jika makanan yang diberikan yaitu makanan rendah serat. Makanan rendah serat dapat membuat tinja menjadi padat dan keras, sehingga sulit dikeluarkan.
Jika bayi mengalami dehidrasi, sistem tubuhnya akan menyerap lebih banyak cairan dari makanan atau minuman yang dikonsumsinya, bahkan dari limbah di ususnya.
Hal ini bisa membuat tinja bayi menjadi keras dan kering, sehingga sulit dikeluarkan.
Dehidrasi pada bayi dapat terjadi karena ia sakit tenggorokan, periode menyapih, sariawan di mulut, gigi bayi tumbuh, atau masalah lainnya yang membuat bayi tidak mendapatkan cukup cairan.
ASI memiliki keseimbangan lemak dan protein yang sempurna, hingga menghasilkan tinja yang hampir selalu lunak.
Sementara itu, susu formula tertentu mungkin saja memiliki kandungan yang sulit dicerna, sehingga membuat bayi sembelit. Bahkan, tak jarang jika ada perbedaan komponen protein dalam susu formula, juga dapat menjadi penyebab bayi mengalami susah BAB.
Meski tidak umum, bayi susah BAB juga dapat disebabkan oleh kondisi medis yang mendasarinya, seperti hipotiroidisme, botulisme, alergi makanan tertentu, dan gangguan metabolisme.
Bahkan pada kasus yang jarang terjadi, Hirschsprung (cacat lahir yang membuat usus bayi tidak berfungsi dengan baik) pun bisa menyebabkan sembelit pada bayi.
Baca Juga
Ketika bayi mengalami susah BAB, jangan dulu panik berlebihan, karena hal ini hanya akan membuat Anda stres sehingga tidak dapat mengatasi masalah tersebut dengan baik.
Sebaiknya, tetaplah tenang dan lakukan hal-hal berikut untuk mengatasi susah buang air besar pada bayi.
Mengutip dari IDAI, membuat bayi bergerak aktif dapat merangsangnya untuk buang air besar. Jika bayi sudah bisa merangkak, maka biarkan ia merangkak untuk mendorong tinjanya agar lebih mudah keluar.
Namun, jika belum bisa merangkak maka Anda dapat menggerakan kaki bayi seperti mengayuh sepeda ketika ia berbaring. Cara mengatasi bayi susah BAB yang satu ini dapat membantu fungsi ususnya bekerja dengan baik dan meringankan sembelitnya.
Menjaga asupan cairan atau tetap terhidrasi pada bayi baru lahir adalah cara yang paling penting untuk mengatasi bayi susah BAB.
Pada bayi baru lahir, berikan bayi lebih banyak ASI. Apabila usianya di atas 6 bulan, maka Anda dapat memberi bayi air putih atau jus buah yang dapat mempercepat kontraksi ususnya, sehingga mudah BAB.
Namun, sebelum memberi asupan cairan selain ASI pada bayi, akan lebih baik jika Anda mengonsultasikannya terlebih dahulu dengan dokter.
Meski beberapa makanan padat dapat menyebabkan sembelit. sejumlah makanan padat lainnya bisa memperbaikinya.
Jika Anda telah memperkenalkan makanan padat, coba tambahkan beberapa makanan tinggi serat seperti brokoli, pir, apel tanpa kulit, jus buah tanpa gula, atau buah-buahan lainnya.
Makanan tinggi serat dapat menjadi cara mengatasi anak susah BAB karena bisa melancarkan saluran pencernaannya. Apabila si kecil sudah dalam tahap MPASI, perhatikan tekstur makanannya.
Haluskan tekstur makanan pada MPASI bayi agar lebih mudah dicerna dan menghindari sembelit.
Untuk mengatasi sembelit, cobalah mandikan bayi dengan air hangat. Hal ini dapat membantu mengendurkan otot-otot perutnya, sehingga membuatnya lebih rileks dan dapat mengeluarkan tinja lebih mudah.
Selain itu, mandi air hangat juga dapat menjadi cara mengatasi serta meringankan rasa tidak nyaman pada bayi yang mengalami susah BAB.
Jika susah BAB terjadi ketika bayi mengonsumsi susu formula tertentu, maka cobalah untuk menggantinya dengan merk lain. Namun, sebaiknya berkonsultasilah pada dokter untuk mendapatkan rekomendasi mengenai susu formula yang tepat, sebagai cara mengatasi bayi sulit BAB.
Memijat bayi dengan lembut di bagian perut bawah dapat merangsang ususnya untuk buang air besar.
Lakukanlah dengan perlahan dan pijatlah menggunakan ujung jari dengan gerakan melingkar searah jarum jam. Jika bayi terlihat tidak nyaman atau kesakitan, segera berhenti.
Jika hal ini terjadi pada bayi berusia 1 - 2 tahun, Anda dapat menambahkan penanganan berikut:
Kebiasaan ini dapat Anda lakukan sekitar 3-5 menit setelah makan. Minta anak Anda untuk duduk di toilet meski tidak merasa ingin buang air besar. Ciptakan suasana yang nyaman agar ia merasa nyaman setiap buang air besar di toilet.
Tak hanya menjadi cara mengatasi bayi susah BAB, cara ini juga anak Anda dapat belajar merespons keinginannya sendiri untuk buang air besar dengan posisi duduk di toilet.
Walaupun anak usia 1-2 tahun masih dianjurkan untuk tetap mengonsumsi ASI, tidak ada salahnya Anda berkonsultasi dengan dokter untuk memberikan Si Kecil susu tinggi serat agar pencernaannya lebih sehat.
Baca Juga
Menerapkan berbagai cara mengatasi bayi susah BAB atau sembelit seperti yang telah disebutkan dapat membantu melancarkan pencernaannya.
Namun, apabila penyebab bayi susah BAB tak kunjung membaik, bertambah parah, dan disertai tanda-tanda di bawah ini, orangtua sebaiknya membawanya ke dokter.
Dokter akan memeriksa bayi Anda apabila gejala-gejala tersebut mulai muncul. Rontgen perut juga mungkin perlu dilakukan untuk memeriksa apabila terdapat penyumbatan usus.
Untuk mengetahui lebih banyak mengenai penyebab serta cara mengatasi bayi sulit BAB, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi Kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Perut kembung membuat anak merasa tak nyaman. Gunakan gerakan memijat hingga berikan sirup kembung untuk meredakannya.
Ciri dan warna mata bayi yang sehat dapat mulai Anda amati sejak 6 bulan pertama usianya. Waspadai juga risiko gangguan penglihatan pada anak di usia ini.
Semangka adalah buah yang bisa dinikmati siapa saja, termasuk bayi. Ada banyak manfaat semangka untuk bayi yang luar biasa, seperti menghidrasi tubuh, memperkuat sistem imun, hingga meningkatkan kesehatan mata.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved