Alis rontok tidak boleh Anda sepelekan. Selain dampak dari terlalu sering mencabut alis, kondisi ini juga bisa jadi salah satu tanda adanya indikasi penyakit tertentu.
Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri
29 Jan 2020
Salah satu penyebab alis rontok adalah gangguan tiroid
Table of Content
Alis tidak hanya berperan untuk memberikan penampilan wajah yang menarik, tetapi juga mencegah keringat agar tidak masuk ke mata. Namun, sewaktu-waktu Anda mungkin sedang mengusap alis dan menyadari alis rontok.
Advertisement
Alis rontok tentunya menimbulkan kekhawatiran tersendiri karena bagian ini merupakan bagian rambut di tubuh yang jarang lepas. Sebenarnya, apa yang menyebabkan alis rontok?
Baca Juga
Bila alis rontok hanya terjadi sesekali saja mungkin tidak akan memicu perasaan was-was, tetapi bagaimana jika alis rontok sering dialami? Berikut adalah beberapa penyebab alis rontok yang mungkin Anda alami.
Siapa sangka, terlalu sering mencabut alis justru dapat mengganggu pertumbuhan rambut di daerah alis yang dicabut, Tidak hanya itu, alis rontok juga bisa disebabkan pemakaian riasan wajah dalam durasi yang lama.
Setiap hari tubuh memerlukan berbagai nutrisi untuk bisa menyokong pemeliharaan tubuh. Kekurangan nutrisi berupa asam amino, mineral, lemak, karbohidrat, dan vitamin bisa menimbulkan alis rontok.
Terlihat sepele tetapi dapat memicu alis rontok. Stres dan kecemasan dapat mengurangi oksigen dalam folikel rambut dan mengganggu kadar hormon yang mampu menimbulkan kerontokan pada alis mata.
Saat sedang hamil atau sesudah melahirkan, hormon dalam tubuh sang ibu akan menjadi tidak teratur dan dapat berdampak pada pertumbuhan rambut, seperti alis mata.
Seiring bertambahnya usia, penipisan rambut akan terjadi, khususnya saat Anda telah memasuki usia 40 tahunan. Saat sudah berusia lanjut, hormon estrogen dan testosteron akan menurun.
Gangguan autoimun berupa alopecia areata dapat membuat tubuh Anda justru merasa bahwa organ-organ lainnya mengancam dan mulai menyerang organ tertentu, seperti alis mata.
Alis rontok timbul akibat sistem imun tubuh yang malah menyerang folikel rambut dan akhirnya menghambat pertumbuhan rambut dan memicu alis rontok seutuhnya, sebagian, atau bahkan memunculkan bekas luka pada bagian alis.
Salah satu gangguan yang dapat menjadi penyebab alis rontok adalah eksim atau peradangan pada kulit yang dicirikan dengan kemerahan di kulit, rasa gatal, iritasi, dan luka yang basah. Eksim mampu mengganggu pertumbuhan rambut dan memicu alis rontok
Alergi atau dermatitis kontak dapat menjadi pelaku alis rontok yang selama ini diabaikan.
Anda bisa saja menyentuh atau tersentuh benda yang memicu reaksi alergi Anda yang menimbulkan rasa panas dan gatal di alis mata yang akhirnya membuat alis rontok.
Berbeda dengan dermatitis kontak, dermatitis seboroik biasanya disebabkan oleh jamur atau karena kulit yang memiliki minyak berlebih. Umumnya, kondisi ini dapat mengakibatkan ketombe, termasuk di bagian alis, dan memicu kerontokan rambut.
Masyarakat Indonesia sudah pasti mengenal kurap yang disebabkan oleh infeksi jamur dan memiliki ciri khas berupa ruam merah yang berbentuk cincin dan terasa gatal. Kurap dapat muncul di alsi dan menyebabkan pitak akibat alis yang rontok.
Masalah pada tiroid biasanya adalah penyebab utama dari alis rontok. Hal ini karena terjadi ketidakseimbangan hormon di dalam tubuh. Misalnya, hormon tiroid yang berlebih (hipertiroid) atau yang kurang (hipotiroid).
Kondisi telogen effluvium (TE) merupakan kondisi yang diindikasikan dengan kerontokan pada rambut yang abnormal dan biasanya diakibatkan oleh gangguan pada hormon atau perubahan tertentu dalam tubuh.
Gangguan autoimun lainnya yang dapat menimbulkan alis rontok adalah psoriasis. Kondisi ini menyebabkan penumpukan jumlah sel kulit mati yang diindikasikan dengan kulit yang menebal, bersisik, memerah, dan ruam yang terasa sakit.
Kondisi ini dapat menyumbat folikel rambut dan menghentikan pertumbuhannya, serta mengakibatkan alis rontok.
Meskipun jarang terjadi, kusta atau penyakit Hansen yang dipicu oleh bakteri dapat memunculkan berbagai luka yang dapat menimbulkan alis rontok, kebas, dan anggota tubuh terasa lemas.
Bila Anda sedang menjalani kemoterapi, maka penyebab alis rontok yang dialami bisa dikarenakan efek dari kemoterapi yang membelah sel-sel di folikel rambut dan membuat rambut ataupun alis rontok parah.
Ectodermal dysplasias adalah kondisi genetik yang mempengaruhi pertumbuhan kuku, kulit, gigi, dan rambut, karenanya gangguan ini dapat menyebabkan kerontokan pada alis, bulu mata, dan rambut di bagian tubuh lainnya.
Satu lagi kondisi genetik yang dapat menimbulkan alis rontok, yaitu sindrom Netherton. Hampir serupa dengan ectodermal dysplasias, kondisi ini mempengaruhi sistem imun, kulit, dan rambut.
Sindrom Netherton menyebabkan rambut rapuh dan mudah patah serta biasanya sudah muncul saat masih kecil.
Obat-obatan tertentu juga bisa menyebabkan kerontokan rambut sebagai efek samping yang potensial. Obat-obatan tersebut termasuk:
Baca Juga
Menurut ahli, minyak kelapa ditemukan dapat mengurangi kekurangan protein yang luar biasa pada rambut yang rusak ataupun rambut yang butuh perawatan jika digunakan secara rutin.
Gunakanlah serum dengan bahan dasar minyak kelapa atau bunga matahari sebagai produk perawatan alis, setiap sebelum tidur dan sebelum memulai aktivitas, untuk menumbuhkannya kembali setelah mengalami kerontokan.
Jangan ragu untuk mengunjungi dokter bila alis rontok yang dialami sudah terlalu parah dan menimbulkan kecemasan. Periksakan ke dokter untuk mengetahui penyebab pastinya dan penanganan yang tepat.
Advertisement
Ditulis oleh Anita Djie
Referensi
Artikel Terkait
Di tahun 2022, daftar penyakit yang ditanggung BPJS Kesehatan jumlahnya mencapai 144, mulai dari kejang demam, tetanus, HIV/AIDS, hingga konjungtivitis.
18 Feb 2022
Antibiotik bukanlah obat mujarab serbaguna, karena tidak semua penyakit dapat diatasi dengan antibiotik. Hal ini juga berlaku untuk penyakit diare, tidak semua jenis diare dapat ditanggulangi dengan antibiotik untuk diare. Antibiotik untuk diare hanya bisa diberikan untuk diare yang disebabkan oleh bakteri atau parasit.
25 Apr 2023
Rahang kaku dan berbunyi seringkali terjadi secara bersamaan. Keduanya dapat menimbulkan rasa nyeri dan tidak nyaman, apalagi saat mengunyah makanan. Kenalilah berbagai penyebabnya ini!
29 Sep 2020
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved