OCD adalah obsessive compulsive disorder. Meski merupakan suatu penyakit, OCD lebih sering disematkan sebagai predikat dalam percakapan sehari-hari, untuk orang yang terlalu rapi atau bersih. Padahal, penyakit OCD tidak sesederhana itu.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
8 Agt 2019
Rasa stres yang muncul apabila barang tidak tersusun sesuai keinginan bisa jadi salah satu gejala OCD
Table of Content
Kabel kusut atau posisi buku yang miring di rak, bisa menjadi pemandangan yang sangat mengganggu bagi sebagian orang. Selama ini, perasaan tersebut seringkali disebut sebagai obsessive compulsive disorder atau OCD. Tepatkah penggunaan istilah tersebut untuk kondisi di atas?
Advertisement
Sebenarnya, OCD adalah suatu penyakit kejiwaan. Sehingga, untuk menyebut seseorang memiliki penyakit OCD, diperlukan pemeriksaan oleh dokter terlebih dahulu, untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.
Menyukai kebersihan atau susunan yang barang yang rapih, tidak serta-merta membuat seseorang menyandang predikat OCD. Agar tidak terus salah paham, ada baiknya Anda mengenali kondisi ini lebih jauh.
OCD adalah suatu bentuk gangguan kecemasan yang membuat penderitanya memiliki pemikiran berulang, mengenai ide atau sensasi (obsesif), sehingga merasa terdorong harus mewujudkan ide tersebut secara berulang (kompulsif).
Sesuai namanya, OCD bisa dijabarkan lebih dalam dengan memahami masing-masing bagiannya, yaitu perilaku obsesif dan kompulsif.
Seseorang dengan perilaku obsesif, memiliki pemikiran berulang, impuls (dorongan hati secara tiba-tiba), atau gambaran yang menyebabkan timbulnya emosi-emosi negatif, seperti gangguan kecemasan atau perasaan jijik.
Sebagian besar penderita OCD paham, bahwa hal yang mereka pikirkan sebenarnya tidak masuk akal. Namun, mereka tetap kesulitan untuk menghilangkannya dan kemudian kembali melakukannya.
Contoh perilaku obsesif di antaranya adalah khawatir berlebihan akan terkontaminasi kuman atau bakteri, serta merasa susunan semua barang harus simetris.
Perilaku kompulsif adalah kelanjutan dari perilaku obsesif. Semua hal yang telah dipikirkan secara obsesif oleh penderita OCD, kemudian akan dilanjutkan dengan eksekusi nyata.
Perilaku tersebut dilakukan untuk mengurangi rasa khawatir atau takut yang muncul, akibat pikirannya yang obsesif. Meski mengeksekusi hal-hal tersebut bisa meredakan rasa takut dan cemas, namun dalam waktu singkat, perilaku obesesif akan kembali muncul, dan siklus akan kembali berulang.
Contoh perilaku kompulsif adalah berulang kali mencuci tangan hingga melebihi kebutuhan, karena takut bakteri atau kuman akan menimbulkan penyakit tertentu. Ketakutan ini juga bisa membuat para penderita OCD menghabiskan waktu berjam-jam untuk membersihkan diri atau tempat tinggal mereka.
Baca Juga
Hanya karena memiliki pikiran obsesif atau kecenderungan menjalani perilaku kompulsif, bukan berarti Anda pasti mengalami OCD. Pada penderita OCD, kedua perilaku tersebut akan disertai dengan stres yang berat, hingga mengganggu aktivitas harian dan hubungan dengan orang-orang sekitar.
Gejala OCD bisa dibedakan sebagai gejala perilaku obsesif dan gejala perilaku kompulsif. Gejala perilaku obsesif pada penyakit OCD yaitu:
Sedangkan, gejala perilaku kompulsif di antaranya:
Untuk mendapatkan diagnosis yang pasti tentang penyakit OCD, Anda perlu memeriksakan diri ke dokter. Dalam mendiagnosis penderita OCD, dokter akan melihat besarnya pengaruh perilaku obsesif dan kompulsif terhadap kehidupan mereka.
Umumnya, orang dengan OCD memiliki salah satu atau lebih dari gejala OCD seperti di atas. Selain itu, perilaku-perilaku tersebut dilakukan lebih dari satu jam setiap harinya. Tidak cukup sampai di situ, dokter juga akan memeriksa hal-hal seperti:
Dokter juga akan mengajukan beberapa pertanyaan, di antarnya:
Memahami lebih jauh arti OCD, bisa membuat Anda tidak lagi salah kaprah akan kondisi ini. Gangguan OCD adalah kondisi kejiwaan yang perlu diobati dan diperiksakan ke dokter. Sehingga, apabila merasa mengalami gejala yang sama dengan di atas, sebaiknya Anda segera memeriksakan diri ke dokter.
Advertisement
Ditulis oleh Nina Hertiwi Putri
Referensi
Artikel Terkait
Conduct disorder adalah gangguan perilaku dan emosional yang membuat anak berperilaku mengganggu, kasar, dan sulit mengikuti aturan. Gangguan ini bisa mempengaruhi kehidupan anak dan keluarga.
24 Mei 2021
Meski sudah dinyatakan negatif, cukup banyak orang yang masih merasakan gejala Long Covid seperti sulit bernapas lega dan susah berkonsentrasi. Bagaimana cara mengatasi gejala long Covid?
2 Sep 2021
Cara menghilangkan dendam hanya perlu memafkan dan melupakan apa yang sudah terjadi. Ambil pelajaran dan hikmah dari setiap kejadian untuk melanjutkan hidup.
14 Mei 2023
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved