Pneumonia pada anak adalah infeksi yang menyerang paru-paru dan menyebabkan sejumlah gejala, seperti batuk berdahak, demam, nyeri dada, muntah, hingga nafsu makan berkurang.
2023-03-22 13:35:16
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Pneumonia pada anak adalah infeksi di paru-paru yang bisa disebabkan oleh bakteri, virus, maupun jamur
Table of Content
Pneumonia pada anak merupakan kondisi yang perlu diwaspadai. Menurut data dari World Health Organization (WHO), penyakit ini menjadi penyebab kematian dari 740.180 anak berusia di bawah 5 tahun di seluruh dunia pada 2019 silam.
Advertisement
Sementara itu, menurut UNICEF, sekitar 1 dari 71 anak-anak mengidap pneumonia setiap tahunnya. Asia Tenggara menyumbang kasus pneumonia pada anak paling tinggi, yaitu 2.500 kasus dari 100.000 anak.
Pneumonia adalah infeksi yang menyerang paru-paru dan menyebabkan penderitanya mengalami berbagai gejala, seperti sesak napas dan batuk-batuk.
Pneumonia juga sering disebut sebagai penyakit paru-paru basah atau radang paru-paru, dan umumnya dialami anak usia balita.
Kondisi ini menyebabkan kantong udara di salah satu atau kedua paru-paru mengalami peradangan. Pneumonia juga bisa mengakibatkan kantong udara tersebut terisi dengan cairan atau nanah.
Kasus radang paru-paru pada anak ini tingkat keparahannya bisa beragam, mulai dari ringan hingga berat. Sehingga, saat anak mengalami gejala yang mirip pneumonia, sebaiknya segera diperiksakan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan efektif.
Pneumonia dapat disebabkan virus, bakteri, parasit, maupun jamur. Namun, pada kebanyakan kasus, infeksi paru-paru pada anak ini terjadi akibat virus.
Berikut adalah penyebab pneumonia pada anak yang umum terjadi:
Pneumonia sering kali diawali dengan munculnya gangguan pada saluran pernapasan atas, yaitu hidung dan tenggorokan.
Gejala awal penyakit paru-paru pada anak ini, seperti pilek dan sakit tenggorokan, biasanya muncul dalam 2-3 hari setelah infeksi terjadi.
Gangguan tersebut kemudian menyebar ke saluran pernapasan bawah, yaitu paru-paru. Di paru-paru, kuman penyebab pneumonia mengakibatkan penumpukan carian, sel darah putih, dan kotoran.
Pada akhirnya, saluran napas menjadi tersumbat sehingga paru-paru tidak dapat bekerja dengan baik.
Anda juga perlu waspada karena penyebab radang paru-paru pada anak ini juga dapat terjadi akibat virus corona atau Covid-19.
Maka dari itu, penting bagi Anda untuk memahami apa saja penyebab pneumonia pada bayi atau anak supaya mereka dapat terhindar dari penyakit ini.
Terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya pneumonia pada anak, di antaranya:
Radang paru-paru anak bisa menunjukkan gejala yang berbeda, tergantung dari penyebabnya. Pada pneumonia yang disebabkan bakteri, gejala berikut bisa muncul dengan cepat dan tiba-tiba.
Di sisi lain, ciri-ciri pneumonia pada anak akibat virus sebenarnya hampir serupa dengan yang disebabkan bakteri. Hanya saja, kemunculannya terjadi secara perlahan.
Sedangkan pada jenis pneumonia mikoplasma, gejala yang muncul cukup berbeda dengan kedua kondisi di atas. Pasalnya, gejala jenis pneumonia ini justru tidak diawali dengan pilek, tapi dengan kondisi berikut ini:
Selain gejala yang khas dari masing-masing penyebabnya, ada juga sejumlah tanda yang dapat terjadi pada semua jenis pneumonia, yaitu:
Gejala pneumonia pada bayi yang parah dapat menyebabkan mereka tidak bisa makan atau minum, hilang kesadaran, hipotermia, dan kejang-kejang.
Jika ciri-ciri pneumonia pada bayi atau anak di atas terjadi, segera bawa mereka ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Baca Juga
Segera periksakan bayi atau anak ke dokter jika menunjukkan kondisi-kondisi berikut ini:
Jangan sampai kondisi anak terabaikan sehingga tidak mendapat penanganan yang tepat dengan segera karena bisa membahayakan jiwanya.
Dokter dapat melakukan diagnosis radang paru-paru pada anak dengan cara:
Pengobatan pneumonia pada anak akan disesuaikan dengan penyebab awalnya. Berikut adalah perawatan yang dianggap efektif untuk meredakan infeksi pneumonia.
Dokter akan meresepkan obat antibiotik untuk meredakan pneumonia yang disebabkan oleh bakteri.
Pada kondisi yang ringan, obat ini dapat diminum sendiri di rumah. Kondisi anak umumnya mulai membaik dalam waktu 48 jam setelah obat pertama kali diminum.
Pengobatan dengan antibiotik harus diselesaikan dan obatnya harus dihabiskan meskipun anak sudah merasa lebih baik. Perawatan akan berlangsung selama 7-10 hari. Antibiotik yang mungkin diberikan dokter adalah aziromisin, klaritromisin, dan dosisiklin.
Batuk yang dialami anak juga dapat berlanjut selama tiga minggu setelah perawatan selesai. Namun, Anda tidak perlu terlalu cemas karena kondisi ini akan membaik dengan sendirinya.
Pada kondisi yang parah, antibiotik akan diberikan secara langsung melalui infus dan anak membutuhkan rawat inap.
Pneumonia yang disebabkan oleh virus tidak separah dengan kondisi akibat bakteri. Dokter akan memberikan obat untuk meredakan gejala yang mengganggu.
Dokter dapat memberikan obat asiklovir atau ribavirin untuk menangani pneumonia karena virus.
Meski tidak parah, penyembuhan pneumonia yang disebabkan oleh virus berlangsung lebih lama, bahkan dapat memakan waktu hingga empat minggu.
Selain dengan perawatan dari dokter, Anda sebagai orangtua juga dapat memastikan masa pemulihan si kecil berjalan dengan baik.
Berikut adalah langkah-langkah terapi pneumonia pada anak yang bisa Anda lakukan selama proses penyembuhan di rumah.
Selain memahami ciri-ciri pneumonia pada balita beserta gejalanya, Anda juga perlu waspada terhadap komplikasi pneumonia yang bisa menyerang si kecil.
Pneumonia dapat membuat bakteri masuk ke dalam aliran darah dari paru-paru. Selanjutnya, bakteri tersebut bisa menyebarkan infeksi ke organ lain sehingga berpotensi memicu terjadinya kegagalan organ.
Jika pneumonia pada anak cukup parah atau juga mengidap penyakit paru-paru kronis, mereka dapat mengalami kesulitan dalam bernapas.
Anak perlu dirawat di rumah sakit dan menggunakan mesin bernapas (ventilator) sampai paru-parunya sembuh.
Komplikasi pneumonia dipercaya bisa menyebabkan cairan menumpuk di ruang tipis antara lapisan jaringan yang melapisi paru-paru dan rongga dada.
Jika cairannya terinfeksi, dokter dapat merekomendasikan selang dada atau operasi untuk mengeringkannya.
Abses paru-paru terjadi saat nanah terbentuk di rongga paru-paru. Kondisi ini umumnya dapat diatasi dengan antibiotik. Namun, terkadang dibutuhkan pembedahan atau selang panjang untuk mengeluarkannya.
Pneumonia pneumokokus dapat dicegah dengan pemberian imunisasi tau vaksin yang melindungi tubuh dari 13 jenis pneumonia. Imunisasi ini diberikan selama 3 kali dosis besar dan 1 kali dosis boosting, dimulai saat anak berusia 2 bulan dengan interval pemberian 4-8 minggu.
Selain itu, pastikan anak telah mendapatkan semua imunisasi yang direkomendasikan. Anak juga dapat diberikan imunisasi flu setiap tahunnya. Pasalnya, infeksi paru-paru pada bayi dan anak lebih rentan terjadi setelah anak mengalami batuk rejan atau flu.
Anda juga dapat melindungi anak dari pneumonia dengan menjaga kebersihannya. Ajarkan anak untuk menutup mulut dan hidungnya saat bersin atau batuk. Selain itu, biasakan anak untuk rajin cuci tangan guna melindungi tubuhnya dari berbagai macam infeksi.
Radang paru-paru pada anak perlu dikenali gejalanya sejak awal agar perawatannya dapat dilakukan segera. Apabila si kecil mulai menunjukkan gejala yang serupa, jangan tunda untuk memeriksakannya ke dokter.
Jika Anda memiliki pertanyaan seputar pneumonia pada anak, jangan ragu untuk bertanya dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ secara gratis. Unduh di App Store atau Google Play sekarang juga.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Fungsi paru-paru manusia tidak hanya berkaitan dengan pernapasan. Organ ini, juga memiliki fungsi lainnya yang tidak kalah bermanfaatnya untuk kesehatan tubuh.
Rokok cerutu sering disebut lebih tidak membahayakan kesehatan dibanding rokok biasa. Benarkah demikian?
Terdapat beberapa pilihan pengobatan PPOK, mulai dari konsumsi obat, terapi oksigen, tindakan medis, herbal. Tujuannya, untuk meningkatkan kualitas hidup penderita penyakit paru kronis.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved