Justin Bieber mengumumkan bahwa dirinya didiagnosis menderita penyakit lyme. Memiliki gejala yang mirip dengan penyakit lain membuat penyakit ini sulit dikenali. Apa saja gejalanya?
Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari
9 Jan 2020
Penyakit lyme pada awalnya ditandai dengan munculnya ruam
Table of Content
Baru-baru ini, kabar mengejutkan datang dari Justin Bieber. Ia mengaku didiagnosis menderita penyakit Lyme (Lyme disease) setelah merasa terganggu dengan berbagai tuduhan dari orang-orang mengenai penampilannya saat ini.
Advertisement
Bukan hanya itu, Justin Bieber juga mengaku menderita mononukleosis ‘mono’ kronis serius yang memengaruhi kulit, fungsi otak, maupun kesehatannya secara menyeluruh. Sebenarnya apa yang dimaksud dengan penyakit Lyme yang diderita pelantun lagu ‘love yourself’ ini?
Menurut Medical Editor dari SehatQ, dr. Reni Utari, penyakit Lyme adalah penyakit yang ditularkan ke manusia melalui gigitan kutu berkaki hitam yang terinfeksi oleh bakteri Borrelia burgdoferi. Bakteri ini didapat setelah kutu menggigit tikus atau rusa yang terinfeksi.
Selanjutnya, saat kutu tersebut menggigit kulit manusia, bakteri ini ditularkan. Bakteri pun akan memasuki kulit dan akhirnya masuk ke aliran darah. Untuk menularkan bakteri, seekor kutu membutuhkan waktu 24-48 jam berada pada kulit Anda.
Dalam beberapa hari gigitan, bakteri dapat pindah ke sistem saraf pusat, otot, persendian, mata, dan jantung. Perkembangan penyakit ini bisa bervariasi, tergantung pada individu masing-masing.
Mengenai penyakit Lyme di Indonesia, dr. Reni menambahkan bahwa memang terdapat laporan yang menunjukkan jika penyakit ini pernah terjadi di Indonesia. Namun, hal ini jarang terjadi.
Gejala penyakit Lyme yang muncul pada setiap individu pun bisa berbeda-beda. dr. Reni mengatakan, “Gejala awal penyakit Lyme biasanya muncul 3-30 hari setelah gigitan kutu. Namun, bisa juga muncul setelah beberapa hari, atau bahkan beberapa bulan setelah gigitan.” Adapun gejala penyakit Lyme yang harus Anda waspadai, di antaranya:
Ruam merah awalnya muncul di lokasi gigitan kutu, yang kemudian bisa terjadi di bagian tubuh mana saja. Ruam tersebut memiliki titik merah sentral yang dikelilingi oleh lingkaran merah lebar di luar. Ini umumnya tidak terasa gatal, namun menjadi tanda bahwa infeksi telah menyebar di dalam jaringan kulit.
Kelelahan menjadi gejala Lyme yang paling sering terjadi. Kelelahan yang terjadi berbeda dengan kelelahan biasanya, bahkan bisa sangat parah dan menyelimuti seluruh tubuh. Dalam sebuah studi pada tahun 2013, 76 persen orang dewasa penderita Lyme melaporkan bahwa dirinya mengalami kelelahan.
Nyeri dan kaku pada sendi dapat menjadi gejala awal penyakit Lyme. Sendi juga mungkin akan meradang, bengkak, dan terasa hangat saat disentuh. Rasa nyeri yang terjadi bisa berpindah-pindah, misalnya hari ini terjadi di lutut, lalu keesokannya pindah ke leher. Masalah ini dapat memengaruhi lebih dari satu sendi dan paling sering melibatkan sendi besar.
Sensitif terhadap cahaya bisa membuat Anda tidak nyaman. Sebuah studi melaporkan bahwa sensitivitas cahaya ini terjadi pada 16 persen orang dewasa yang mengalami penyakit Lyme di fase awal. Selain itu, dalam studi yang sama, sebanyak 13 persen orang juga melaporkan bahwa mengalami penglihatan kabur.
Penyakit Lyme dapat memengaruhi suasana hati Anda. Anda mungkin menjadi lebih mudah marah, cemas, atau tertekan. Sebuah studi melaporkan 21 persen penderita Lyme di fase awal melaporkan bahwa dirinya menjadi cepat marah. Sementara, 10 persen penderita dalam penelitian melaporkan mengalami kecemasan.
Penyakit Lyme juga memiliki gejala mirip flu, seperti sakit kepala, pusing, demam, dan nyeri otot. Sekitar 50 persen orang yang terkena penyakit Lyme menunjukkan gejala layaknya flu dalam waktu seminggu setelah terinfeksi. Meski sulit membedakan gejala penyakit ini dengan flu biasa, namun umumnya gejala ini datang dan pergi.
Baca Juga
Gangguan tidur pada penderita Lyme seringkali terjadi. Nyeri sendi, berkeringat, atau menggigil di malam hari dapat membangunkan Anda ketika tertidur. Bahkan dalam sebuah studi tahun 2013, dilaporkan bahwa 41 persen orang dewasa penderita Lyme mengalami gangguan tidur.
Bakteri lyme dapat memengaruhi satu atau lebih saraf kranial yang memainkan peran besar dalam gerak tubuh manusia. Kondisi ini bisa menyebabkan tubuh Anda kurang keseimbangan atau menunjukkan gerakan yang kurang terkoordinasi.
Selain itu, ketika bakteri tersebut menyerang saraf wajah, maka dapat menyebabkan kelemahan atau kelumpuhan otot pada satu ataupun kedua sisi wajah.
Terdapat banyak jenis dan tingkat gangguan kognitif, seperti sulit berkonsentrasi, lama mencerna informasi, ataupun susah mengingat suatu hal. Dalam sebuah penelitian, 74 persen anak-anak dengan penyakit Lyme yang tak diobati melaporkan bahwa mereka mengalami gangguan kognitif.
Sementara, 24 persen orang dewasa penderita penyakit ini melaporkan dirinya mengalami kesulitan berkonsentrasi. Bahkan pada kasus yang parah dapat menyebabkan kehilangan ingatan.
Selain itu, gejala lain yang mungkin terjadi, yaitu masalah jantung (detak jantung tak teratur), peradangan mata, dan hepatitis. Banyaknya gejala Lyme yang mirip dengan gejala penyakit lain terkadang membuat penyakit ini sulit didiagnosis. Namun, memeriksakan diri pada dokter merupakan cara terbaik yang harus dilakukan untuk mendeteksi dan mengatasi penyakit ini.
Serangkaian pemeriksaan akan dilakukan oleh dokter untuk mendiagnosis penyakit Lyme. Ketika dokter telah mendiagnosis Anda mengalami penyakit ini, maka akan segera dilakukan penanganan.
“Biasanya untuk tahap awal penyakit Lyme dapat diobati dengan pemberian antibiotik oral, seperti doksisiklin, amoksisilin, dan cefuroxime. Namun dalam beberapa kasus, ada pula antibiotik yang diberikan melalui suntikan,” ujar dr. Reni.
Antibiotik melalui suntikan dilakukan jika bakteri telah menyebar ke sistem saraf pusat sehingga memungkinkannya untuk langsung masuk ke aliran darah. Dokter juga mungkin akan menyarankan terapi fisik, mengonsumsi obat antidepresan, perubahan pola makan, atau melakukan peregangan seperti yoga untuk meringankan beberapa gejala yang Anda rasakan.
Sementara itu, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui cara terbaik dalam mengobati penyakit Lyme kronis. Oleh sebab itu, semakin dini penyakit Lyme ditemukan, maka akan semakin baik tingkat kesembuhannya. Kebanyakan penderita penyakit Lyme yang mendapat perawatan dengan segera pun bisa membaik lebih cepat.
Advertisement
Ditulis oleh Dina Rahmawati
Referensi
Artikel Terkait
Memiliki rasa takut berlebihan akan muntah? Bisa jadi Anda sedang mengidap emetophobia! Emetophobia adalah fobia yang ditandai dengan rasa takut akan melihat muntah atau menyaksikan orang yang sedang muntah.
19 Mar 2021
Terdapat banyak cara mengatasi sakit perut secara alami maupun medis yang dapat dicoba di rumah, seperti menggunakan kompres hangat, mandi air hangat, meminum teh, mengonsumsi jahe, hingga meminum air kelapa.
5 Apr 2023
Virus corona bisa masuk lewat mulut, hidung, dan mata. Itulah sebabnya, memegang wajah bisa meningkatkan risiko tertularnya virus corona.
20 Mar 2020
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved