logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Penyakit

Kenali Gejala-Gejala Hipermetropi dan Penyebabnya

open-summary

Hipermetropi atau rabun dekat adalah kondisi penglihatan yang umumnya terjadi pada orang dewasa. Penderita hipermetropi harus menyipitkan mata untuk melihat benda-benda di dekatnya. Pilihan penanganan yang dilakukan adalah dengan menggunakan kacamata atau operasi LASIK.


close-summary

Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri

2 Mei 2023

Hipermetropi atau rabun dekat adalah kondisi penglihatan yang umumnya terjadi pada orang dewasa

Penderita hipermetropi harus menyipitkan mata atau membutuhkan bantuan kacamata untuk melihat benda-benda di dekatnya

Table of Content

  • Gejala-gejala hipermetropi
  • Faktor penyebab hipermetropi
  • Cara mengatasi hipermetropi
  • Catatan dari SehatQ

Hipermetropi merupakan suatu kondisi saat seseorang mengalami kesulitan untuk melihat objek yang dekat tetapi tidak memiliki masalah saat melihat objek yang jauh. Hipermetropi juga sering disebut rabun dekat. Hipermetropi biasanya dapat dialami oleh orang tua. Namun, bukan berarti rabun dekat hanya dapat dialami oleh kelompok usia tersebut. Pasalnya, hipermetropi juga dapat terjadi di usia muda hingga anak-anak.

Advertisement

Penyebab hipermetropi adalah karena kornea atau lensa mata yang tidak rata atau mulus. Akibatnya, terjadi pembelokan cahaya yang tidak teratur ke retina mata. Perlu Anda tahu bahwa, retina dan lensa mata memiliki fungsi untuk membelokkan cahaya ke retina agar objek yang dilihat bisa terfokus pada satu titik di retina. Namun, ketika pembelokan cahaya yang tidak teratur ke retina membuat cahaya tidak fokus secara sempurna di renita.

Hipermetropi memiliki beberapa tingkatan, tergantung pada kemampuan mata untuk fokus pada objek jarak dekat.  Penderita hipermetropi mengalami gangguan yang memaksa otot-otot mata bekerja lebih keras, untuk bisa melihat objek yang jelas. Hal ini kemudian akan menyebabkan timbulnya gejala rabun dekat.

Baca Juga

  • Asidosis Laktat, Kondisi saat Tubuh Terlalu Banyak Memproduksi Asam Laktat
  • Mata Bayi Melihat ke Atas? Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasinya
  • 8 Manfaat Daun Pegagan untuk Kesehatan Tubuh serta Cara Mengonsumsinya

Gejala-gejala hipermetropi

  • Sakit kepala atau pusing ketika membaca atau melihat computer dalam jangka waktu lama
  • Mata terasa lelah
  • Sulit untuk berkonsentrasi atau fokus melihat objek yang jaraknya dekat
  • Mudah merasa lelah atau pusing setelah melakukan aktivitas yang mengharuskan Anda fokus untuk melihat dalam jarak dekat, seperti membaca.

Jika Anda masih merasakan gejala-gejala saat menggunakan kacamata atau kontak lensa, Anda berkonsultasi ke dokter mata untuk membantu penanganan dengan cara lain seperti, LASEK, PRK atau LASIK.

Faktor penyebab hipermetropi

Hipermetropi atau rabun dekat bisa terjadi, saat cahaya yang memasuki mata, justru jatuh di belakang retina. Pada kondisi mata yang normal, cahaya ini akan jatuh tepat di retina mata. Ukuran bola mata penderita hipermetropi pun umumnya lebih pendek dari ukuran normal. Kondisi hipermetropi ini masih sering sulit dibedakan dari rabun tua, pasalnya, keduanya memiliki ciri serupa, yaitu kesulitan melihat objek yang berada di dekat mata.

Pemeriksaan mata dapat membantu mendeteksi hipermetropi. Biasanya dokter akan meneteskan cairan untuk melebarkan mata agar bagian dalam mata lebih mudah untuk diperiksa. Dokter juga akan menggunakan berbagai macam alat dan lensa yang digunakan unutk memeriksa mata Anda.

Cara mengatasi hipermetropi

Untuk mengatasi hipermetropi, arah cahaya yang masuk ke mata perlu diubah menuju tempat yang tepat. Supaya tujuan ini tercapai, ada beberapa cara yang bisa dilakukan seperti menggunakan kacamata, lensa kontak, hingga operasi.

1. Kacamata

Upaya paling umum yang dilakukan untuk mengatasi hipermetropi adalah dengan menggunakan kacamata. Kacamata yang digunakan untuk mengatasi rabun dekat memiliki lensa yang ujungnya lebih tebal dibandingkan bagian tengah atau disebut dengan lensa cembung. Lensa ini dapat membuat fokus akurat karena sinar cahaya akan jatuh di atas retina.

2. Lensa kontak

Sama halnya dengan kacamata, lensa kontak yang digunakan juga akan disesuaikan dengan kondisi penglihatan. Namun, karena terasa ringan dan tidak terlihat, beberapa orang lebih memilih menggunakan lensa kontak dibandingkan kacamata.

3. Operasi LASIK

Laser in situ keratectomy atau LASIK juga bisa digunakan untuk mengatasi rabun dekat. LASIK merupakan operasi yang menggunakan laser untuk mengubah kornea dan operasi ini merupakan prosedur yang paling sering digunakan.

4. Operasi LASEK

LASEK merupakan singkatan dari Laser epithelial keratomileusis. Operasi ini menggunakan laser untuk menyingkirkan sedikit jaringan kornea dan memposisikannya kembali. Operasi ini dapat mengubah bentuk kornea mata.

5.  Operasi fotorefraktif

Prosedur operasi ini hampir mirip dengan LASEK hanya saya prosedur ini, lapisan epithelium pada bola mata akan disingkirkan. Sebagai hasilnya, lapisan tersebut akan tumbuh dengan sendirinya, mengikuti bentuk lengkungan kornea yang telah disesuaikan dengan laser.

Catatan dari SehatQ

Untuk membantu mengatasi hipermetropi, Anda perlu berkonsultasi dengan dokter mata, serta membantu menentukan perawatan yang paling sesuai dengan kondisi mata Anda.

Advertisement

penyakitkesehatan matapenyakit mata

Ditulis oleh Dessy Diniyanti

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved