Pasang kawat gigi ditujukan untuk mengatasi susunan gigi yang berantakan. Jika ingin memasangnya, yang harus Anda lakukan adalah pemeriksaan dan pencetakan gigi.
5 Apr 2023
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Pasang kawat gigi tidak bisa dilakukan dengan sembarang karena perlu pemeriksaan oleh dokter gigi.
Table of Content
Dalam beberapa tahun terakhir, minat masyarakat untuk pasang kawat gigi, kian meningkat. Kawat gigi memang bisa menjadi pilihan perawatan, bagi Anda dengan susunan gigi yang kurang rapi.
Advertisement
Namun perlu diingat, bahwa Anda tidak bisa begitu saja memasangnya. Dibutuhkan pemeriksaan menyeluruh oleh dokter gigi, sebelum alat tersebut bisa dipasang di rongga mulut.
Menggunakan kawat gigi adalah langkah yang tepat untuk mengatasi susunan gigi yang berantakan. Selama Anda menjalani prosedur ini di dokter gigi, maka dokter dapat menyesuaikan langkah perawatan, serta jenis kawat gigi, yang sesuai dengan kondisi Anda.
Sayangnya, saat ini mulai banyak beredar jasa pemasangan kawat gigi oleh orang yang bukan dokter gigi. Hal ini tentu mengkhawatirkan. Sebab, ada berbagai risiko akibat pemasangan kawat gigi yang salah posisi, atau dengan jenis yang tidak sesuai.
Bayangkan, jika gigi rapi yang diidamkan tidak tercapai, dan gigi Anda justru semakin berantakan. Pemasangan kawat gigi juga hanya bisa dilakukan apabila memang terdapat suatu diagnosis secara medis. Perawatan ini, sangat tidak disarankan, jika tujuannya hanya untuk sekadar bergaya, atau mengikuti tren yang ada.
Apabila gigi dengan susunan rapi kemudian dipasangi kawat gigi, maka akan ada kemungkinan susunan gigi justru bergeser, dan membuatnya berantakan.
Tujuan utama dari pasang kawat gigi atau penggunaan behel adalah untuk merapihkan gigi dan rahang untuk kepentingan estetika. Namun, terkadang juga ada alasan medis yang mendasarinya.
Biasanya, kawat gigi berfungsi sebagai penyangga agar gigi tumbuh di tempat seharusnya dan tidak mengganggu pertumbuhan gigi lainnya maupun gusi. Pemasangan kawat gigi ini selain dapat merapihkan struktur gigi, akhirnya dapat berimbas baik pada kesehatan mulut dan kebersihan gigi juga.
Selain itu, tiga alasan berikut ini umumnya menjadi pertimbangan mengapa seseorang memerlukan kawat gigi.
Baca Juga
Jika Anda ingin pasang kawat gigi, langkah pertama yang harus dilakukan adalah berkonsultasi ke dokter gigi terlebih dahulu. Setelah itu, langkah-langkah di bawah ini perlu dilakukan sebelum alat tersebut bisa dipasang.
Dokter gigi akan memeriksa kondisi rongga mulut Anda secara keseluruhan, dan menentukan kebutuhan kondisi tersebut terhadap perawatan ini.
Dokter juga akan memeriksa riwayat kesehatan, serta menjelaskan kepada Anda secara detail, mengenai proses perawatan menggunakan kawat gigi, dari awal perawatan hingga selesai.
Setelah melakukan pemeriksaan, dokter akan menginstruksikan Anda untuk melakukan rontgen foto jenis panoramik dan cephalometri, untuk melihat susunan gigi serta bentuk tulang rahang, secara lebih jelas.
Pencetakan gigi dilakukan untuk membuat replika susunan gigi rahang atas dan rahang bawah dengan cara Anda mengggit cetakan tersebut. Dokter akan mempelajari replika ini, sebelum memasangkan kawat gigi pada pasien.
Replika tersebut, bersama dengan hasil foto rontgen, nantinya akan digunakan untuk menghitung jarak penggeseran gigi, dan menentukan gigi yang harus digeser.
Penghitungan juga dilakukan untuk menentukan gigi yang harus dicabut, jika memang diperlukan, untuk memberikan ruang gerak. Jadi, gigi bisa bergeser menjadi lebih rapi.
Jika dari hasil perhitungan, didapatkan bahwa tidak terdapat ruang yang cukup untuk bergesernya gigi, maka perlu dilakukan pencabutan beberapa gigi. Umumnya yang dicabut adalah gigi geraham kecil, di belakang gigi taring.
Tidak semua perawatan kawat gigi memerlukan pencabutan gigi. Salah satunya, pada perawatan untuk mengatasi posisi gigi yang terlalu berjauhan satu sama lain (gigi jarang-jarang).
Setelah semua proses tersebut dilewati, maka kawat akan mulai dipasang. Saat pemasangan, dokter akan mulai menempatkan satu per satu komponen kawat gigi seperti bracket dan kawat di permukaan gigi, menggunakan lem khusus.
Dari awal proses pemeriksaan hingga pemasangan kawat gigi, umumnya diperlukan waktu sekitar 2 minggu. Namun, jangka waktu ini bisa berbeda-beda, tergantung dari kebijakan dokter, maupun jadwal kunjungan Anda sendiri sebagai pasien.
Kawat gigi yang digunakan oleh seorang pasien, bisa berbeda jenis, dari pasien lain. Jenis kawat gigi ini, tergantung dari tingkat kesulitan kasus, kemampuan biaya, serta tingkat estetis yang ingin dicapai. Berikut ini jenis-jenis kawat gigi yang bisa menjadi pilihan.
Kawat gigi ini merupakan jenis kawat gigi yang umumnya digunakan di Indonesia. Kawat gigi atau yang sering disebut behel ini, terdiri dari bracket, kawat, dan cincin, yang umumnya terbuat dari logam.
Bracket adalah kotak kecil berwarna silver yang di tempelkan di gigi, menggunakan lem khusus, sebagai tempat bersandarnya kawat. Agar tidak bergeser, maka kawat akan ditahan dengan karet, yang dikaitkan ke bracket.
Selain yang terbuat dari logam, bracket pada kawat gigi konvensional juga bisa terbuat dari ceramic, sehingga warnanya bisa menyerupai gigi. Bracket berbahan ceramic memiliki cara kerja serupa dengan yang berbahan logam.
Namun, untuk estetika, umumnya pengguna behel ceramic lebih memilih menggunakan karet yang sewarna dengan gigi.
Bentuk kawat gigi self-ligating sekilas tidak terlihat berbeda, dari kawat konvensional. Kawat ini pun memiliki beberapa jenis bracket, mulai dari yang berbahan metal hingga ceramic.
Bedanya, kawat gigi self-ligating tidak memerlukan karet untuk menahan kawat tetap berada di bracket. Pada jenis ini, bracket yang digunakan, sudah memiliki teknologi “buka-tutup” sendiri, sehingga kawat bisa tetap berada di tempatnya.
Jenis kawat yang satu ini, serupa pelindung gigi yang digunakan para atlet, terutama petinju. Bedanya, aligners transparan akan dicetak khusus sesuai susunan gigi. Sehingga, pasien akan merasa nyaman saat menggunakannya, mulut pun tidak terasa penuh.
Alat ini bisa Anda lepas dan pasang sendiri. Meski begitu, agar mendapatkan hasil yang terbaik, Anda tetap perlu menggunakannya selama 20-22 jam per hari. Alat ini hanya boleh dilepas saat makan dan saat dibersihkan.
Kawat gigi lingual memiliki bentuk yang sama dengan kawat gigi konvensional. Perbedaannya terletak pada lokasi pemasangan. Kawat gigi lingual dipasang pada bagian belakang gigi (bagian yang menghadap lidah).
Posisi pemasangan ini membuat Anda akan tidak terlihat seperti sedang menggunakan kawat gigi.
Dokter gigi akan mendiskusikan mengenai jenis yang dirasa paling cocok untuk kondisi Anda. Setelah kawat dipasang, Anda juga perlu melakukan kontrol setiap satu bulan sekali atau lebih, tergantung dari jenis kawat yang digunakan.
Rata-rata, jangka waktu pemakaiankawat gigi adalah satu hingga tiga tahun. Namun, waktu yang dibutuhkan bisa berbeda tiap orangnya, tergantung dari:
Setelah perawatan kawat gigi selesai, Anda perlu menggunakan alat tambahan, yang disebut retainer. Tujuannya,agar susunan gigi yang sudah rapi, bisa tetap terjaga dan tidak kembali bergeser. Retainer umumnya perlu dipakai penuh selama 6 bulan. Pada tahun-tahun selanjutnya, Anda hanya perlu menggunakannya ketika tidur.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Crown gigi patah bisa disebabkan oleh benturan yang keras, seperti saat berolahraga, kecelakaan, atau bahkan tidak sengaja mengunyah makanan yang keras. Rusaknya jaket crown yang menutupi gigi, biasanya sulit diperbaiki.
Cara mengatasi sakit gigi setelah ditambal sementara bisa dilakukan dengan mengonsumsi obat pereda nyeri. Namun pada kebanyakan kasus, kondisi ini bisa hilang dengan sendirinya setelah beberapa waktu.
Mulut terasa kering biasanya disebabkan oleh konsumsi obat-obatan tertentu, narkotika, dan alkohol. Kadang-kadang, mulut kering menimbulkan luka dalam mulut dan mulut berbau tak sedap. Namun, mulut kering juga dapat mengindikasikan gangguan gigi yang serius, seperti peningkatan plak gigi dan kerusakan gigi. Untuk mengatasinya, Anda dapat mengunyah permen karet untuk menstimulasi produksi air liur dalam mulut Anda.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved