Parenting style atau gaya pengasuhan merupakan hal yang penting dalam membesarkan anak. Jika dilakukan dengan tepat, hal ini tentu akan berpengaruh positif pada tumbuh kembangnya.
Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari
28 Agt 2019
Bersikap hangat, namun lemah pada anak merupakan salah satu bentuk parenting style permisif.
Table of Content
Orangtua tentu menginginkan anaknya tumbuh dengan baik dan mencapai kesuksesan. Namun, hal ini juga bergantung pada parenting style yang diterapkan oleh orangtua dalam membesarkan anak.
Advertisement
Parenting style atau pola asuh adalah cara mengasuh anak yang dilakukan oleh orangtua dalam kehidupan sehari-hari. Pola asuh anak sangatlah penting dalam keluarga karena dapat berpengaruh pada kepribadiannya.
Parenting style setiap orangtua mungkin berbeda-beda, namun terdapat empat pola asuh anak yang umumnya diterapkan oleh orangtua. Berikut empat parenting style yang perlu Anda ketahui:
Pola asuh otoritatif disebut juga pola asuh demokratis. Sebab, pola pengasuhan ini memungkinkan terjalinnya komunikasi dua arah antara orangtua dan anak.
Dalam gaya parenting otoritatif, orangtua mau mendengarkan sudut pandang anak, meski tidak semua pendapat anak dapat diterima.
Selain itu, orangtua juga memberi penjelasan pada anak mengenai aturan yang diterapkan agar anak memiliki rasa kesadaran.
Orangtua juga mengasuh, mendukung, dan responsif terhadap anak namun sekaligus memberi batasan yang tegas. Di satu sisi, orangtua memberikan kasih sayang, tapi di sisi lain mendorong anak untuk mandiri.
Dalam pola asuh anak otoritatif, orangtua berusaha mengendalikan perilaku anak dengan menjalankan aturan, berdiskusi, dan menggunakan nalar.
Anak yang dibesarkan dengan parenting style ini cenderung ramah, bersemangat, ceria, memiliki rasa ingin tahu, tampak bahagia, dan lebih mandiri.
Dampak pola asuh anak dengan gaya otoritatif, yaitu:
Meski namanya serupa, pola asuh anak otoritatif dan otoriter memiliki perbedaan penting. Pada parenting style otoriter, tingkat kontrol orangtua sangat tinggi, sedangkan tingkat responsifnya terhadap anak begitu rendah.
Orangtua otoriter hanya mengizinkan komunikasi satu arah melalui berbagai aturan dan perintah yang ketat. Dalam pola asuh anak ini, Anda juga menuntut agar anak selalu patuh dan menurut.
Selain itu, orangtua menerapkan disiplin keras dan hukuman untuk mengendalikan perilaku anak, misalnya melalui hukuman fisik. Pola asuh orangtua terhadap perkembangan anak ini bisa mempengaruhi mentalnya.
Dampak gaya pengasuhan otoriter, di antaranya:
Macam-macam pola asuh selanjutnya adalah permisif. Dalam parenting style ini, orangtua akan bersikap hangat namun lemah terhadap keinginan anak.
Alhasil, Anda cenderung memanjakan, dan tidak suka mengatakan “tidak” atau mengecewakan anaknya.
Pola asuh anak permisif ini membuat orangtua hanya menetapkan sangat sedikit aturan dan batasan, bahkan bisa juga enggan untuk menegakkan aturan.
Orangtua permisif tidak bisa menetapkan batasan yang tegas, memantau kegiatan anak dengan cermat, atau menuntun anak bersikap lebih dewasa. Alhasil, ia cenderung lebih berperan sebagai teman daripada orangtua.
Dampak gaya pengasuhan permisif pada anak, yaitu:
Neglectful merupakan salah satu jenis-jenis pola asuh. Dalam pola asuh anak ini, orangtua tidak responsif, tidak menetapkan batasan yang tegas pada anak, tidak peduli dengan kebutuhan anak, dan tidak terlibat dalam kehidupannya.
Orangtua dengan gaya parenting yang acuh ini cenderung memiliki masalah mental sendiri, seperti ibu depresi, korban pelecehan fisik atau pernah diabaikan juga ketika anak-anak. Anda berharap anak bisa membesarkan dirinya sendiri.
Dampak anak yang dibesarkan dengan parenting style neglectful, antara lain:
Baca Juga
Jika Anda menerapkan gaya pengasuhan yang berbeda dengan pasangan, hal ini bisa membuat anak frustrasi.
Parenting style yang berbeda dapat menciptakan jarak antara Anda bersama pasangan dan membuat anak merasa bingung. Ibaratnya seperti ada dua nahkoda dalam satu kapal.
Misalnya jika Anda tidak mengizinkan anak beli mainan sementara pasangan Anda mengizinkannya, maka anak akan bingung harus menuruti siapa.
Namun, gaya parenting yang berbeda merupakan hal yang umum terjadi. Banyak pasangan yang mengalami perbedaan dalam menerapkan pola asuh anak yang baik.
Meski banyak pasangan yang mempelajari parenting style sebelum memiliki anak, sebagian besar gaya pengasuhan bersifat naluriah, tidak disadari, dan berdasarkan pada cara Anda dibesarkan, apa yang Anda amati dalam keluarga Anda sendiri dan keluarga orang lain, serta apa yang telah Anda pelajari.
Pola asuh anak yang saling bertentangan, misalnya ayah otoriter dan ibu permisif bisa menimbulkan pertanyaan dalam pikiran anak, pihak mana yang harus diikuti olehnya dan aturan mana yang sebetulnya berlaku.
Akibat perbedaan ini, pada kasus yang parah anak bisa merasa cemas, tertekan ataupun bersikap tidak jujur. Bukan cuma itu, orangtua juga menjadi lebih sering berdebat akibat kesalahan pola asuh pada anak.
Parenting style yang berbeda juga memang tidak selalu buruk. Dalam banyak hal, gaya parenting yang berbeda dapat membuat anak belajar memaklumi perbedaan dan saling melengkapi.
Namun, ketika Anda tidak menyetujui apa yang dilakukan oleh pasangan dalam mengasuh anak, jangan menyampaikannya secara langsung di depan anak.
Berilah pengertian pada pasangan Anda ketika anak sudah tidur. Atau luangkan waktu khusus untuk membicarakan hal ini dengan pasangan.
Daripada berfokus pada perbedaan, akan lebih baik jika Anda dan pasangan saling memberi dukungan serta bekerjasama dalam mengasuh anak. Ini bisa memperkuat anggapan anak bahwa kedua orangtuanya saling mendukung.
Meski memiliki karakter yang berbeda, sebagai orangtua tentu Anda dan pasangan harus memiliki kesamaan visi misi untuk kebaikan anak.
Berdiskusilah bersama pasangan mengenai aturan, kasih sayang, tujuan, dan pemahaman dalam mengasuh anak.
Sementara itu, apabila Anda ingin bertanya seputar kesehatan anak, jangan ragu untuk bertanya dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ secara gratis. Unduh di App Store atau Google Play sekarang juga.
Advertisement
Ditulis oleh Dina Rahmawati
Referensi
Artikel Terkait
Mengajari anak untuk membereskan kamar atau mainannya adalah sesuatu yang positif. Namun seringkali susah untuk mengajarinya. Tak perlu khawatir, ini beberapa tips yang bisa dilakukan.
25 Jan 2021
Selain menyenangkan, terdapat sejumlah manfaat permainan tradisional engklek untuk kesehatan fisik anak, mulai dari mendukung perkembangan kognitif, mengasah kemampuan motorik, hingga meningkatkan koordinasi tangan dan mata. Bagaimana cara memainkannya?
16 Jun 2022
Orangtua yang gagal mendidik anak di masa kecil, akan sulit mengulang maupun memperbaikinya saat anak beranjak dewasa. Mendidik anak dengan tegas dan mengajari anak agar mandiri dapat dijadikan cara efektif untuk mendidik anak.
2 Mei 2019
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved