Intoleransi gluten adalah keluhan yang dialami banyak orang. Ini adalah kondisi alergi makanan mengandung gluten, protein utama dalam gandum, barley, dan rye. Bentuk intoleransi gluten yang paling parah adalah penyakit celiac.
Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri
21 Mar 2021
Intoleransi gluten dapat sebabkan kembung
Table of Content
Intoleransi gluten adalah keluhan yang dialami banyak orang. Ini adalah kondisi alergi makanan mengandung gluten, protein utama dalam gandum, barley, dan rye. Bentuk intoleransi gluten yang paling parah adalah penyakit celiac.
Advertisement
Apabila tidak terlalu parah, artinya seseorang mengalami intoleransi gluten. Namun tetap saja, akan tetap ada reaksi terutama dari sistem pencernaan ketika tanpa sengaja mengonsumsi makanan mengandung gluten.
Bagi orang yang mengalami intoleransi gluten, beberapa reaksi yang mungkin muncul adalah:
Bloating atau kembung terjadi ketika perut terasa penuh dengan gas setelah makan. Memang ini termasuk gejala yang umum terjadi, namun tak menutup kemungkinan terjadi sebagai reaksi intoleransi terhadap gluten. Ini adalah keluhan yang paling umum dirasakan. Dalam sebuah studi, diketahui 87% orang yang mengalami sensitivitas gluten merasakan perut kembung.
Orang dengan intoleransi terhadap gluten juga bisa mengalami masalah buang air besar. Baik diare, konstipasi, maupun feses berbau menyengat. Pada individu yang menderita penyakit celiac, mereka akan mengalami peradangan di usus kecil setelah mengonsumsi gluten.
Peradangan ini akan melukai dinding lambung sehingga penyerapan nutrisi terganggu. Konsekuensinya, akan ada rasa tidak nyaman pada pencernaan sehingga terjadi diare atau konstipasi.
Gejala alergi makanan yang mengandung gluten berikutnya adalah sakit perut. Setidaknya, 83% orang yang memiliki intoleransi gluten akan merasakan nyeri dan rasa tidak nyaman di perut setelah mengonsumsi makanan mengandung gluten.
Menariknya, beberapa studi menunjukkan bahwa individu yang tidak bisa mengonsumsi gluten lebih rentan mengalami migrain dibandingkan dengan orang lain. Jadi, apabila sakit kepala kerap menyerang tanpa penyebab yang jelas, bisa jadi pemicunya adalah gluten.
Orang yang tidak bisa toleransi gluten sangat rentan merasa lelah, terutama setelah mengonsumsi makanan yang mengandung gluten. Menurut studi, sebanyak 60-82% individu rentan mengalami lelah luar biasa.
Tak hanya itu, kondisi ini juga dapat memicu anemia akibat kekurangan zat besi. Konsekuensinya, seseorang akan merasa semakin mudah lelah dan kehabisan energi.
Bukan hanya pencernaan, intoleransi gluten juga dapat berpengaruh pada kulit seseorang. Contohnya adalah gangguan di kulit yang disebut dermatitis herpetiformis, rentan dialami penderita penyakit celiac.
Jenis masalah kulit yang bisa muncul adalah psoriasis, alopecia areata, hingga urtikaria kronis. Semuanya ditandai dengan reaksi di kulit yang menjadi kemerahan, gatal, hingga mengalami luka. Sementara pada alopecia areata, keluhan yang paling terlihat adalah kerontokan dalam pola lingkaran kecil.
Kesehatan mental rupanya juga bisa terpengaruh pada orang yang mengalami sensitivitas terhadap gluten. Alasannya karena mereka dengan keluhan pencernaan lebih rentan mengalami cemas berlebih dan depresi. Terlebih, pada penderita penyakit celiac.
Ada beberapa teori yang menjelaskan mengapa intoleransi gluten bisa menyebabkan depresi. Mulai dari kadar serotonin rendah, gluten exorphins yang menganggu sistem saraf pusat, hingga perubahan bakteri baik di sistem pencernaan.
Selain depresi, ada juga gejala lain berupa munculnya kecemasan berlebih. Ini meliputi rasa khawatir, tegang, tidak tenang, dan juga gelisah. Bukan tidak mungkin, cemas berlebih ini terjadi bersamaan dengan depresi.
Individu yang mengalami intoleransi gluten lebih rentan menderita kecemasan berlebih dan serangan panik jika dibandingkan dengan orang sehat. Tak hanya itu, ada pula studi yang menunjukkan bahwa 40% orang dengan sensitivitas gluten merasakan cemas berlebih secara berkala.
Brain fog adalah kondisi ketika sulit berpikir jernih atau mendadak lupa sesuatu. Rupanya, ini juga merupakan gejala umum respons terhadap intoleransi gluten dan bisa terjadi pada 40% orang yang mengalaminya. Gejala ini bisa terjadi karena reaksi antibodi tertentu di dalam gluten.
Meski banyak hal yang menjadi pemicu, reaksi terhadap gluten juga bisa menyebabkan berat badan seseorang turun drastis, seakan tanpa alasan. Ini juga merupakan efek samping paling umum ketika seseorang menderita penyakit celiac dan belum terdeteksi.
Dalam sebuah studi terhadap pasien-pasien penyakit celiac, setidaknya 2/3 dari mereka mengalami penurunan berat badan. Kondisi ini terjadi selama 6 bulan terakhir hingga akhirnya terdiagnosis menderita celiac disease.
Anemia yang terjadi karena kekurangan zat besi merupakan jenis defisiensi paling umum di dunia. Gejalanya mulai dari merasa lesu, sulit bernapas, sakit kepala, kulit pucat, dan terasa lemah.
Tentu saja, anemia ini terjadi karena penyerapan nutrisi di usus halus terganggu. Dengan demikian, jumlah zat besi yang terserap dari makanan pun tidak optimal. Ini biasanya menjadi salah satu gejala yang terdeteksi oleh dokter ketika mendiagnosis potensi penyakit celiac.
Ada teori yang menjelaskan bahwa penderita penyakit celiac secara genetik memiliki sistem saraf yang terlampau sensitif. Itulah mengapa, kemungkinan neuron sensori menjadi aktif saat merasakan nyeri otot dan sendi pun lebih sensitif.
Tak hanya itu, paparan gluten yang menyebabkan peradangan juga bisa menimbulkan rasa nyeri, termasuk di otot dan persendian.
Masih ada banyak sekali gejala yang bisa muncul akibat intoleransi gluten, dan bisa berbeda antara satu individu dan lainnya. Apapun itu, pastikan untuk mendengarkan sinyal dari tubuh apabila gejala kerap muncul tanpa sebab. Bisa jadi, pemicunya adalah makanan mengandung gluten yang dikonsumsi.
Baca Juga
Oleh sebab itu, coba hindari dengan tidak mengonsumsi gluten dan melihat label kemasan dari makanan.
Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar cara menghindari gluten yang efektif, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Ditulis oleh Azelia Trifiana
Referensi
Artikel Terkait
CrossFit adalah olahraga yang bisa meningkatkan segala aspek kebugaran fisik, mulai dari stamina, kekuatan otot, kesehatan kardiorespirasi (jantung dan pernapasan), ketahan dan fleksibilitas tubuh, tenaga, kecepatan, kestabilan, hingga koordinasi.
9 Jun 2020
Esofagitis adalah radang atau iritasi yang terjadi di esofagus. Kerap kali, pemicu utamanya adalah acid reflux, efek samping konsumsi obat, hingga infeksi bakteri atau virus.
12 Nov 2020
Selain digoreng dan direbus, ternyata kentang juga bisa dijadikan jus. Nyatanya, manfaat jus kentang cukup beragam, mulai dari mencegah kanker hingga penyakit jantung.
11 Jan 2021
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved