Orang yang paling berisiko terkena kanker paru-paru adalah perokok. Risiko kanker paru-paru atau meninggal karena kanker paru-paru dapat meningkat 15 hingga 30 kali lipat pada perokok dibandingkan orang yang tidak merokok. Risiko kanker paru-paru pada perokok pasif juga 31% lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak terpapar asap rokok.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
27 Jul 2023
Perokok paling berisiko terkena kanker paru-paru
Table of Content
Mengetahui siapa yang berisiko besar terkena penyakit kanker paru-paru dapat meningkatkan kesadaran agar bisa lebih waspada terhadap penyakit yang satu ini.
Advertisement
Pada dasarnya, setiap orang memiliki kemungkinan terkena penyakit kanker pada paru-paru. Hanya saja, sebagian kelompok orang dengan kondisi tertentu seperti yang akan dipaparkan di bawah ini, dapat memiliki risiko lebih besar.
Berikut ini adalah kelompok yang paling berisiko terkena kanker paru-paru:
Merokok adalah faktor risiko nomor satu untuk kanker paru-paru. Apapun jenis rokoknya, baik itu rokok biasa, cerutu, pipa, hingga rokok elektrik kesemuanya dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru.
Karena itulah, perokok merupakan kelompok yang paling berisiko terkena kanker paru-paru. Pasalnya, asap rokok sendiri sudah mengandung lebih dari 7.000 bahan kimia. Setidaknya 70 bahan kimia di antararanya diketahui menyebabkan kanker pada manusia atau hewan.
Risiko kanker paru-paru atau meninggal karena kanker paru-paru dapat meningkat 15 hingga 30 kali lipat pada perokok dibandingkan orang yang tidak merokok.
Merokok sesekali atau beberapa batang sehari sudah meningkatkan risiko kanker paru-paru. Semakin lama seseorang merokok dan semakin banyak rokok yang dihisap, semakin tinggi risikonya.
Tidak hanya menyebabkan kanker paru-paru, merokok dapat juga menyebabkan kanker di semua bagian tubuh.
Kelompok yang tidak merokok tapi tetap berisiko besar terkena kanker paru-paru adalah perokok pasif. Mereka adalah orang yang tidak pernah merokok tetapi berada di lingkungan perokok, atau ikut menghisap asap rokok orang lain dari lingkungan di rumah atau tempat kerja.
Risiko kanker paru-paru pada perokok pasif adalah 31% lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak terpapar asap rokok.
Cancer research UK mengemukakan risiko kanker paru-paru pada perokok pasif sebagai berikut:
Risiko kanker paru-paru menjadi dua kali lipat pada perokok pasif dengan tingkat paparan asap rokok tertinggi, dibandingkan orang yang tidak terpapar asap rokok di tempat kerja. Risikonya pun bisa berbeda, tergantung jenis kanker paru-paru yang diderita.
Risiko kanker paru-paru sel kecil pada orang yang tidak pernah merokok sekitar tiga kali lebih tinggi pada perokok pasif dibandingkan orang yang tidak terpapar asap rokok.
Risiko kanker paru non-sel kecil pada orang yang tidak pernah merokok adalah 28% lebih tinggi pada perokok pasif, dibandingkan orang yang tidak terpapar asap rokok.
Risiko adenokarsinoma paru in situ/minimally invasive adenocarcinoma (AIS/MIA) pada orang yang tidak pernah merokok adalah 45% lebih tinggi pada perokok pasif dibandingkan dengan orang yang tidak terpapar asap rokok.
Radon adalah gas radioaktif alami yang dihasilkan dari penguraian uranium di tanah, air, dan bebatuan. Radon tidak dapat dilihat, dirasakan, atau dicium.
Pada orang yang tidak pernah merokok, sekitar 30% kematian akibat kanker paru-paru telah dikaitkan dengan paparan radon.
Radon dianggap sebagai agen karsinogenik yang dapat masuk ke dalam ruangan melalui celah atau lubang kecil dan terjebak di dalam ruangan. Saat radon terhirup, paru-paru akan terpapar radiasi dalam jumlah kecil.
Jika hal ini berlangsung dalam waktu lama, maka dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker paru-paru.
Dengan demikian, orang yang tinggal dan bekerja di dalam bangunan dengan tingkat radon yang tinggi dalam waktu lama, termasuk kelompok yang berisiko besar terkena penyakit kanker paru-paru.
Orang yang sering terpapar asbes juga termasuk ke dalam kelompok yang berisiko besar terkena kanker paru-paru. Misalnya, orang-orang yang bekerja di tambang, pabrik tekstil, atau galangan kapal.
Risiko kanker paru menjadi jauh lebih besar ketika seseorang yang sering terpapar asbes, juga merokok. Terlebih lagi, orang yang sering terpapar asbes dalam jumlah besar juga memiliki risiko lebih besar terkena mesothelioma, sejenis kanker yang dimulai di pleura, yakni lapisan pembungkus paru-paru.
Udara yang kotor bisa mengandung berbagai partikel padat dan cair berbahaya yang bisa terhirup oleh manusia. Partikel ini bisa merusak paru-paru sekaligus meningkatkan kemungkinan terkena kanker paru-paru.
Memiliki anggota keluarga yang sedang atau pernah menderita kanker paru-paru, membuat seseorang dua kali lebih berisiko terkena penyakit yang sama dibandingkan orang tanpa riwayat kanker paru-paru di keluarga. Risiko akan semakin meningkat jika orang tersebut juga memiliki faktor risiko lainnya, seperti kebiasaan merokok.
Baca Juga: Makanan untuk Mencegah Kanker Paru-paru, dari Bawang Putih hingga Paprika
Itulah informasi mengenai siapa yang berisiko besar terkena penyakit kanker paru-paru. Jika termasuk salah satu kelompok yang berisiko, konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui langkah-langkah menurunkan risiko dan pencegahan kanker paru-paru yang perlu dilakukan.
Advertisement
Ditulis oleh Nenti Resna
Referensi
Artikel Terkait
Efek berhenti merokok pada wajah menunjukkan hasil yang positif, seperti kulit tampak lebih cerah, mencegah penuaan dini lebih lanjut, hingga warna kulit lebih rata.
9 Mar 2022
Edema paru adalah adanya penumpukan cairan di dalam paru-paru. Ketika edema paru terjadi, tubuh harus berusaha keras demi mendapatkan oksigen. Gejala awalnya adalah penderitanya akan merasa sulit bernapas. Apabila gejala semakin memburuk terutama kesulitan dalam bernapas dan terasa nyeri pada dada, bisa berarti terjadi edema paru akut.
10 Jun 2020
Napas terasa berat sangatlah normal setelah melakukan aktivitas fisik. Namun, jika napas terasa berat saat tidak melakukan apapun, ada penyakit yang berpotensi menyebabkannya, seperti asma, alergi, infeksi, gangguan cemas, bahkan penyakit jantung.
2 Mar 2023
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved